Karya : riemashani
PERJALANAN KE SOLO
17 Desember 2016Sabtu sore yang masih bisa dibilang siang, karena jam masih menunjukkan pukul 14.55 WIB, tetapi aku sudah mandi dan rapi. Nanti malam aku dan teman seangkatan beserta beberapa dewan guru akan melaksanakan study tour. Baju ganti, baju kelas, baju seragam, sepatu hitam, semua sudah ada didalam tas. Tinggal menunggu bapak selesai solat isya dan pulang dari masjid. Aku berangkat ke sekolah jam 20.13 WIB. Sepi, itulah kesan yang aku tangkap sesampainya di sekolah. Sepertinya aku terlalu terburu-buru.
Jam menunjukkan pukul 21.57 WIB, ketika teman seangkatan yang lain mulai berdatangan. Setelahnya kami diminta untuk berkumpul di lapangan basket. Kami menunggu bus cukup lama, aku masih ingat saat itu sepertinya aku tertidur sebentar, dan ketika bus yang akan aku dan teman sekelasku tumpangi sudah tiba, aku melihat jam, dari layar ponselku terlihat angka 12.45 PM. Aku sedikit kecewa atas keterlambatannya. Setelah aku dan semua teman sekelasku naik ke bus kami tertidur, aku tidak terkecuali.Pemberhentian pertama di rest area, di jalan tol jakarta-cikampek. Waktunya solat subuh. Aku dan beberapa temanku berjalan menuju masjid yang ada di sekitar rest area tersebut, kami berjalan bersama Miss Bening yang saat itu menjadi salah satu pembimbing di bus 5.
Perjalanan dilanjutkan setelah solat subuh, saat itu, langit masih berwarna biru gelap. Aku bisa melihat sorot lampu puluhan kendaraan dan lampu jalanan dari kejauhan melalui kaca jendela bus. Beberapa teman kelasku mencoba untuk tertidur kembali, sisanya mengobrol.
Beberapa menit kemudian bus 5 masuk gerbang tol Cikopo. Aku bisa melihat menara pemancar di sebelah kanan.
Langit di ufuk timur mulai cerah. Barisan pegunungan di selatan, beberapa tumbuhan hijau di kanan kiri jalan dan awan sedang serta awan rendah –yang namanya kulupa- terlihat lebih jelas.
Aku bisa melihat kinan di sebelah kananku yang tertidur. Fazri di sebelah kiri, menggunakan headset, aku bisa mendengar musik yang ia dengarkan, sepertinya volume musiknya terlalu besar.
Aku membuka ponselku, melihat apa saja yang bisa mengatasi rasa bosan, akhirnya aku memilih membaca wattpad, lima menit kemudian aku mengantuk kembali.
Aku terbangun dari tidur singkatku. Embun terlihat samar menutupi jalan. Matahari sudah meninggi. Barisan pegunungan yang tadi kulihat dari jauh sebelumnya sekarang tepat di samping kanan bahu jalan. Selain itu, terlihat juga sawah dan sedikit rumah warga. Bus 3 hampir menyalip bus 5. Lalu, bus memasuki tol Cikopo-Palimanan.
Sudah setengah tujuh pagi. Tetapi, Kinan masih tidur, Dinda mengobrol, Fazri tertidur dengan headset masih ada di telinganya. Aku terbangun, Rofiq tertidur dengan kain menutupi wajahnya, Yuyun membuka facebook. Ketika kami hampir sampai di rest area, pringsewu. Namun, ketika sudah sampai semua terbangun. Sepertinya, lambung memang tidak bisa dibohongi untuk soal makanan.Aku dan beberapa siswa kelas bahasa sudah menaiki bus. Lalu kepala sekolah kami, Pak Usep, sedikit memberikan motivasi pada beberapa dari kami yang mendengarkan. Aku bisa merasakan perannya sebagai seorang teman mengobrol sekaligus orang yang bisa dihormati. Saat itu aku seperti diajak menjajaki jejak kaki beliau. Setelah semua perut kami terisi, kami melanjutkan perjalanan dan berangkat dari Pringsewu. Aku memutar lagu himawari no yakusoku. Tidak ada yang tertidur. Semua melakukan aktivitas, dari mulai bernyanyi bersama hingga membuat video kenang-kenangan kelas.
Bus saling salip menyalip. Tetapi aku suka melihatnya, mungkin karena melihat mobil sport balapan sudah mainstream.
Kami sampai Tegal ketika jam menunjukkan pukul 9. Beberapa teman bermain sebuah permainan tepukan, mereka tertawa keras sekali. Anehnya aku tidak tau apa yang mereka tertawakan padahal mereka tepat di depanku. Aku ingin ikut tertawa tetapi karena tidak tau apa yang akan aku tertawakan, jadi aku memilih diam.Saat itu jam setengah satu, hujan turun ke bumi jawa tengah. Aspal mulai basah. Daffa pindah tempat duduk ke samping Fazri. Kami mulai mendekati Kendal.
Sampai di rest area, restoran kurnia jawa timur, Kendal. Saat itu jam setengah tiga. Aku, Kinan, Tati dan renda sedang makan ketika pak Aswin lewat sambil berkata "Yang banyak makannya, biar kuat ngangkat tasnya." aku yakin perkataannya untukku. Karena Tati membawa tas yang ringan, sedangkan renda dan kinan membawa koper.
KAMU SEDANG MEMBACA
2nd Challenge
Short StoryChallange kedua HS. Kali ini yang kami buat adalah cerita pendek bertema pengalaman pribadi. Silahkan menikmati setiap alurnya cover by @adaptasi