Waiting for you

19 2 0
                                    

Karya: chocomatcha_23

Ini kisah nyataku, kisah cintaku yang keji namun penuh kenangan pahit maupun manis.

Tahun baru, kelas baru, teman-teman baru, pengalaman baru dan tentunya cinta yang baru. Hari ini adalah hari pertamaku dikelas 8. Aku tidak sabar melihat teman-teman baruku dari kelas lain.

"Pagi Deanna!" Sapaku pada sahabatku yang baru saja sampai.

"Pagi juga, Amaryllis." Sapanya balik, aku tertawa riang sembari mengitari kelasku.

"Deanna, dia sahabat kita kan?" Tanya Alsea saat heran melihatku begitu senang.

"Yah, begitulah." Pelajaran pun dimulai,hari demi hari berlalu. Berada dikelas ini cukup menyenangkan namun tidak dengan hari ini karena setiap hari Jumat selalu ada pelajaran bahasa mandarin. Apalagi guru mandarin kami atau biasa dipanggil Laoshi menyuruh kami membuat kelompok beranggotakan empat orang.

"Dea, satu lagi siapa nih?" Tanyaku bingung,aku mengitari pandanganku ke seluruh kelas dan mendapati dua murid lelaki.Yang pertama memiliki postur tubuh yang tinggi dan ramping yang sedang berdiri disamping temannya. Temannya itu mengenakan jaket hitam dan menyangga pipinya dengan lengannya.

"Ah! Itu! Mereka kayaknya belom ada kelompok juga! Ajak ya?" Usulku pada Deanna seraya menarik bajunya.

"Eh? Tapi katanya yang pake jaket item itu ga naik kelas, lho. Kamu yakin dia mau kerjasama?" Tanya Deanna tidak yakin.

"Hah? Masa sih dia ga naik kelas?" Tanyaku kaget.

"Iya, beneran, Alsea yang kasih tau." Jawab Deanna yakin. Aku mengerutkan keningku seraya berpikir apakah sebaiknya kuajak dua lelaki itu atau tidak. Aku tidak bisa melihat wajah lelaki yang berjaket hitam karena dia membelakangi diriku.

"Ayo, cepat! Lima menit lagi kalian harus gabung dengan kelompok kalian!" Suara Laoshi membuatku cepat-cepat menghampiri kedua lelaki itu dengan berani, tidak peduli dengan panggilan Deanna.

"Hai, kalian udah dapet kelompok belom?" Tanyaku, saat mendengarku, lelaki yang memakai jaket hitam itu menoleh kearahku. Aku dapat melihat wajahnya dengan jelas, mataku berkilat saat melihat wajahnya begitu pula dengan lelaki berjaket hitam itu. Jantungku berdegup sangat kencang, rasanya seperti mau copot.

"Ah, boleh,kamu juga belom dapet kelompok?" Tanya lelaki berjaket hitam.

"Belom, aku baru sekelompok dengan Deanna." Jawabku seraya menarik tangan Deanna.

"Hm, yasudah, lu mau gabung sama mereka ga Rey?" Tanya lelaki berjaket hitam kepada temannya yang bernama Rey.

"Boleh aja." Jawab Rey singkat.

"Kalau begitu sekarang kita gabung mejanya ya." Ajakku dengan riang. Setelah duduk per kelompok, suasana dikelompokku masih agak canggung.

"Ehm, jadi....kalian udah tau nama dia kan?" Tanyaku sambil menunjuk Deanna yang duduk disebelahku.

"Iya, namanya Deanna kan?" Tanya si jaket hitam untuk memastikan.

"Iya, kamu namanya Rey ya?" Tanyaku pada Rey yang duduk disebelah si jaket hitam.

"Iya, nama dia Joshua, dia emang agak jutek." Jawab Rey seraya memperkenalkan Joshua kepada aku dan Deanna.

"Yang ini namanya Amaryllis, orangnya heboh, baper pula." Giliran Deanna yang memperkenalkan diriku.

"Apa? Amiri....amali...." Joshua kesusahan mengucapkan namaku.

"Panggil Amy aja kalo susah nyebut Amaryllis." Ujarku, aku sudah mati-matian menahan tawa saat dia tidak bisa mengucapkan namaku dengan benar. Jantungku berdegup kencang lagi, sepertinya aku menyukai Joshua.

***

"Haduuh....kok tugas kelompok mandarinnya susah banget??" Keluhku sebal, sudah lewat sebulan dan aku masih memikirkan soal tugas mandarin itu.

"Ga tau nih, udah disuruh nyanyi pake syuting segala." Gerutu Alsea.

"Haduh, mana besok kita latihan dirumah Rey,awas aja kalo Joshua ga dateng." Omel Deanna. Aku mengacak-acak rambutku frustasi sambil memikirkan tugas itu.

***

"Deanna, ayo!" Ajakku saat melihat Deanna sudah tiba didepan rumahku. Kami pergi menuju rumah Rey untuk latihan, kami mendengus melihat Rey baru bangun. Akhirnya kamu pun menunggu Joshua datang, namun sudah lewat 30 menit Joshua belum kunjung datang.

"JOSHUA!KAMU DIMANA?!" Tanyaku melalui telepon Line.

"Gue lagi les." Jawab Joshua tanpa merasa bersalah.

"Yaelah,cepetan kesini, udah pada dateng, nih!" Omelku lagi.

"Gue belom dijemput!" Balas Joshua yang membuatku nyaris menonjok hp-ku sendiri.

"Ya udah jalan aja kesini,ga jauh kok!" Balasku sebal.

"Jauh tau!"

"Emang lu tau rumah Rey dimana?!"

"Engga!"

"Ya udah!Terus lu tau kalo jauh darimana?"

"Dari gue sendiri!"

"ISH CEPETAN WOI!!NIAT GA SIH?!" Teriakku lagi.

"Iyaa!" Dia mematikan telepon nya,ah dasar!Ah, sudahlah tunggu saja.

10 menit

20 menit

30 menit

"Hai." Sebuah suara membuatku sadar.

"JOSHUA!AKHIRNYA DATENG JUGA!" Kami pun mulai latihan. Setelah selesai, kami refreshing sebentar dengan cara berjalan-jalan disekitar kompleks Rey.

===

"Amy kenapa? Kok senyum-senyum sendiri?" Tanya Deanna padaku.

"Gapapa hehe, biasalah habis ngechat sama Joshua." Balasku. Akhir-akhir ini aku sering chatting dengan Joshua, hal yang membuatku senang.

Namun.....

Lambat laun dia tahu aku menyukainya, sikapnya pun berubah 180° padaku. Dia mendadak menjadi kejam, keji dan cuek denganku. Bukan lagi Joshua yang kukenal. Bahkan sekarang dia membully-ku, menganggapku bagai sampah hanya karena perhatian orang tuaku dan warna kulitku yang lebih gelap dari Joshua dan yang lainnya. Bahkan sekarang Deanna, Alsea, Selya, dan Priscylla juga menjauhiku. Apa salahku? Apakah kalian terpengaruhi oleh Joshua? Joshua, apa salahku menyukaimu? Maafkan aku bila aku salah tapi aku akan menunggumu sampai sekarang bahkan sampai selama-lamanya. Aku masih menyukaimu hingga kini, Joshua.

Inilah akhir kisah cintaku, tragis bukan? Dibully oleh pujaan hati sendiri dan sahabat sendiri.

~The End~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2nd ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang