Tak terlihat

138 6 9
                                    

Karya : Anonymously021

God always has the best one for you. God has the solution for your every problem, relieving feeling for your sadness, and happiness that waits for you.

———————————

"Halo?"

"Halo, kawan?"

Mungkin aku harus memberimu nama, tapi itu keliru.

Kau hanya ada di benakku.

Shit.

Aku tak tahu sedang berbicara dengan siapa.

Teman khayalan?

Itu payah.

Jika aku tahu bagaimana segalanya akan terjadi. Akan kulakukan semuanya dengan cara yang berbeda.
Meskipun begitu, aku akan tetap tak terlihat. Bukan siapa-siapa. Begitulah aku. Tapi, aku tak mau lagi menjadi "Bukan siapa-siapa".

Siapa aku?

Aku tahu siapa aku. Namun, aku tak tahu seperti apa sebenarnya diriku. Sampai saat ini, aku hanya menjalani hidupku dengan semestinya.

Saat aku masih kecil, tepatnya saat aku masih di taman kanak-kanak. Aku selalu terabaikan. Kapanpun dan dimanapun aku berada, aku akan tetap tak terlihat. Sekalipun ada yang menyadari keberadaan ku, aku akan dibenci olehnya.

Sebenarnya ada 4 orang di dunia ini yang selalu menganggap keberadaan ku bahkan menyayangiku. Yaitu, ibu, ayah, nenek, dan kakek. Sejak aku masih berumur 2 tahun, aku tinggal bersama nenek dan kakekku. Maka dari itu, aku tidak terlalu akrab dengan kedua orangtuaku. Meski begitu, aku sangat bersyukur karena mereka masih menganggapku dan menyayangiku.

Bahkan sampai sekarang, aku tak dapat dipisahkan dengan nenek dan kakek. Aku masih tinggal bersama mereka berdua. Tapi untungnya, kedua orangtuaku memilih pindah tinggal di dekat rumah nenek dan kakek. Sehingga aku juga tidak terlalu jauh dengan mereka.

Seperti yang ku katakan tadi, sejak itu aku selalu terabaikan. Tak ada yang mau berteman denganku. Hal itu membuat kepercayaan diriku merendah. Aku menjadi sangat pendiam.

Sehari-harinya aku menghabiskan waktuku dengan kesendirian. Pernah aku mencoba bergabung dengan yang lain. Tapi mereka menghindariku, dan secara tidak langsung mereka menyuruhku pergi. Pernah juga aku menyapa mereka, namun anehnya mereka malah membuang sepatuku ke selokan. Mereka semua tertawa jahat lalu mengejekku. Aku ingin mengambilnya, tapi selokan itu terlalu dalam. Jadi, saat itu aku pulang ke rumah tanpa sepatu. Di perjalanan pulang aku tak berhenti menangis. Aku pulang dengan berjalan kaki, karena memang jarak sekolahku tak jauh dari tempat tinggalku.

Setelah sampai di rumah, Nenekku terkejut dan menanyakannya padaku. Agar nenekku tidak marah, aku bilang padanya bahwa aku di kejar anjing dan meninggalkan sepatuku disuatu tempat. Aku pun mendapat ocehan darinya. Tapi aku lega, setidaknya nenekku tidak menyadari kalau cucunya ini telah dibully.

Kalau jam istirahat, semua membawa bekal dan memakannya bersama dengan teman-temannya. Sedangkan aku? Aku memakan bekalku sendirian. Suatu saat, nenekku menyiapkan bekalku dan sengaja membuatkan dua bekal untukku. Katanya yang satunya untuk teman-teman ku. Tapi aku tidak punya teman. Jadi itu untuk siapa? Teman khayalanku? Yah mungkin.

2nd ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang