PROLOG

95.1K 3K 31
                                    

            Kayaknya...udah saatnya lo berubah Far, Taubat. Umur lo udah mau 25 tahun. Orang tua lo sering sakit-sakitan. Bahkan, gue rasa kejadian-kejadian yang menimpa lo belakangan ini merupakan teguran dari Tuhan deh."

Fara membuang puntung rokoknya ke bawah. Perkataan Alya barusan sedikit menganggunya.

Rentetan kesialan demi kesialan yang menimpa dirinya kembali berputar diotaknya. Kecelakaan mobil yang dialaminya, kakaknya yang kabur entah kemana dan terakhir mamanya tiba-tiba terkena serangan jantung dan harus masuk rumah sakit.

"Bokap lo itu orang terhormat Far. Nyokap juga orang terpandang. Lah, kok nyampe di anaknya suka ngerokok dan ke diskotik? Gak pernah berprestasi lagi!"

Sambung Alya. Fara tersulut emosi tanpa sempat membela diri.

"Huft...Gila ya Al, mulut lo tajem banget. Ngehina gue gak tanggung-tanggung."

"Ya...kenyataannya emang begitukan Far? Sekarang gue tanya, kapan lo mau berubah? Kapan lo mau ngebahagiain orang tua lo?"

Fara terdiam. Niat untuk berubah lebih baik itu memang ada. Namun, Fara tak pernah suka dengan cara ayahnya mendidik anak-anaknya. Terlalu otoriter dan memaksa. Bahkan, kakak sulungnya kabur dari rumah karna sudah tak tahan lagi dengan sikap ayahnya.

"Lo pikir...Gue nyaman apa berada di zona yang sekarang? Enggak Al! Tapi ya gitu, gue gak suka jalan instan. Gue gak suka paksaan ayah. Bahkan, makan mie instan pun kalau mau enak harus dimasak dulu kan?"

Alya tersenyum kecil mendengar pembelaan Fara.

"Iya juga sih, Far. Atau jangan-jangan lo harus ketemu lelaki ganteng dan sholeh dulu baru bisa berubah? Yang kayak cerita di novel-novel gitu? Bahkan, lo juga pernah bilang gitukan?"

Sekarang, giliran Fara yang balik tersenyum. Dia memang pernah bercanda kalau suatu saat dia bertemu dengan seorang lelaki sholeh yang bisa membuat dirinya jatuh hati, maka dia akan berubah ke arah yang lebih baik. Dan dengan senang hati Fara bersedia dibimbing oleh lelaki itu.

"Yakali becandaan gue diiyain Al!"

Fara berlalu menuju mobilnya. Saat ini mereka berada di parkiran rumah sakit. Alya baru saja menjenguk mama Fara.

"Eh tunggu...gue belum selesai ngomong Far. Kalau lo beneran ketemu lelaki itu dalam waktu dekat gimana?"

"Ck! Ya udah deh, gue berubah. Gue taubat. Gue mau belajar berpakaian yang lebih sopan. Gue mau ngaji. Dan pastinya, gue mau lelaki itu jadi suami gue!"

Ujar Fara santai kemudian masuk ke mobil.

"Aamiin!"

Dengan lantang, Alya mengaminkan ucapan Fara. Meskipun dia tahu Fara menganggap ini hanya sebuah candaan, namun Alya tetap berharap kalau lelaki itu benar-benar akan datang untuk Fara. Sahabatnya.

***

                                                                                     

POOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang