Hana meletakkan pensil gambarnya keatas meja dengan helaan napas lega. Satu desain gaun pengantin sudah ia selesaikan. Ia merenggangkan otot-ototnya dengan menarik kedua tangannya keatas.
Gadis itu menoleh ke sampingnya lalu tersenyum tipis. Ada Namjoon yang tengah duduk bersila tidak jauh dari posisi duduknya sekarang. Kekasihnya itu, tampak asyik menulis sesuatu di buku catatan kecil yang selalu laki-laki itu bawa kemana saja. Mungkin, laki-laki itu tengah menulis lirik lagu.
Hana berdehem. "Joon Oppa," panggilnya pelan.
Namjoon hanya melirik sekilas. "Hm?" sahutnya dengan pandangannya tak lepas dari buku catatannya tersebut.
Hana mengubah sedikit posisi duduknya menjadi menghadap kekasihnya itu. "Kau ingat Minhyuk? Teman sekelasku dulu yang satu club dengan Hoseok," ucap gadis itu dengan antusias.
Namjoon tampak menghentikan kegiatan menulisnya. Ia mengangkat kepalanya, berpikir sejenak. "Hm... Ya... Aku ingat. Kenapa dengannya?" tanya nya terdengar sedikit antusias.
Hana tersenyum lebar. "Minggu depan ia akan menikah. Aku baru menerima undangannya tadi pagi. Kita berdua diundang," sahut gadis itu dengan senang.
Namjoon tampak menganggukkan kepalanya. "Oh, Iya. Aku juga sudah mendengar kabar itu dari Hoseok." ucapnya dengan senyum tipis.
Hana juga tampak ikut menganggukkan kepalanya. Mereka berdua kembali terdiam. Namjoon sudah kembali melanjutkan kegiatan menulisnya. Ia tidak menyadari jika Hana tengah memperhatikannya sekarang.
Hana kembali berdehem. "Lalu... Kita kapan menyu-"
"Hana-ya, sekarang jam berapa?" tiba-tiba Namjoon memotong perkataannya membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.
Gadis itu melihat jam tangannya. "Jam 01.45 siang," sahutnya.
Namjoon tampak meringis. "Aish... Aku melupakan janjiku dengan Yoongi Hyung," gumamnya. Laki-laki itu langsung menutup buku catatatnya lalu memasukkan buku tersebut ke tas ranselnya.
Hana tampak menghela napas pelan. "Kau mau pergi lagi? Kemana?" tanya nya dengan raut wajah yang langsung terlihat tidak bersemangat.
Namjoon menoleh sebentar dari ranselnya untuk melihat wajah kekasihnya tersebut. "Ke studio. Aku memiliki janji untuk bertemu Yoongi Hyung jam 2 nanti." sahutnya dengan senyum khasnya.
Hana hanya ber"Oh"ria saja tanpa ingin bertanya lebih lanjut lagi. Jika, Namjoon bertemu dengan Yoongi sudah pasti itu masalah pekerjaan. Ia sudah hapal jika pertemuan mereka tersebut tidak bisa diganggu. Bahkan, Namjoon rela membatalkan kencan mereka hanya karena janjinya bersama Yoongi di studio. Keterlaluan bukan? Tapi, apa boleh buat. Percuma ia protes ataupun marah. Namjoon pasti akan mengulanginya lagi.
Namjoon sudah siap dengan ransel di punggungnya. Laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya yang diikuti oleh Hana.
Namjoon mengusap sebentar rambut Hana lalu mengecup pelan bibir gadisnya tersebut. "Sayang aku berangkat. Hati-hati di rumah," ucapnya dengan senyum lebar hingga menunjukkan dimples manisnya tersebut.
Hana tersenyum tipis. "Iya... Hati-hati dijalan." sahutnya singkat.
Hana mengantar kekasihnya itu sampai pintu depan apartemen mereka. Ia baru meninggalkan pintu depan ketika punggung Namjoon sudah menghilang dibalik pintu.
Hana berjalan dengan gontai menuju ruang tengah apartemennya. Ia langsung menghempaskan bokongnya di sofa dengan helaan napas berat. Gadis itu mengambil sebuah undangan di sela buku sketsanya dengan wajah yang terlihat muram.
Hana menatap undangan berwarna merah maroon tersebut yang tengah ia pegang. "Lalu... Kapan kita menyusul mereka, Oppa?" gumamnya melanjutkan perkataannya yang sempat dipotong oleh Namjoon tadi.