Luluh

948 60 16
                                    

Author POV

Dibawanya Icha ke tenda. Icha langsung ditangani oleh anggota PMR yang ada di sana.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Icha sadar juga.

"Akhirnya sadar juga. Lo gak papa kan Cha. Ada yang sakit gak?" tanya Billy khawatir.

"Apasih. Gue baik baik aja kali,"

"Syukur deh. Gue khawatir banget tadi,"

"Lebay lu. Oh iya btw thanks ya tadi lo udah nolongin gue," kata Icha sambil tersenyum simpul.

Billy melihat senyuman manis Icha hanya bisa melongo. Dia gak nyangka akan melihat senyuman termanis dari Icha secara live seperti ini.

"Eh i.. Iya.. Sama-sama. Hehe," jawab Billy salting.

"Ya udah lo istirahat dulu gih, biar gue buatin bubur,"

Billy langsung keluar dari tenda dan mencari bahan-bahan untuk membuat bubur. Ia memasaknya dengan semangat untuk sang pujaan hatinya.

Sedangkan Icha, ia tengah tertidur pulas, ditemani oleh Pricill, Fita, dan Prilly yang duduk disampingnya.

Billy datang dengan membawa semangkuk bubur buatannya. Tanpa diaba-aba, Pricill, Fita dan Prilly langsung keluar dari tenda membiarkan Billy merawat Icha dengan sepenuh hati.

Billy tidak langsung membangunkan Icha, tetapi ia justru sedang menikmati pemandangan indah di depannya itu yaitu wajah cantik dan manis yang Icha miliki. Ia masih terus memandangi Icha.

"Udah puas lo mandangin wajah cantik gue ini. Hmm?" kata Icha yang sudah bangun, dan tanpa Billy sadari.

"Eh.. Emm.. Lo udah bangun. Ini gue buatin bubur. Lo makan dulu deh, biar cepet pulih," kata Billy mengalihkan pembicaraan.

"Oke, thanks ya," Icha memakan bubur buatan Billy dengan lahap. Billy melihatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah lucu Icha.

Duh gemesnya... Jadi pengen cubit tuh pipi deh. Batin Billy.

---------------------

Malam pun tiba. Icha terbangun dari tidurnya, tangan kanannya terasa berat. Ternyata Billy tidur di kursi samping ranjang Icha dengan tangan kanan Icha sebagai bantalnya.

Icha ingin memarahi Billy karena dengan seenaknya menjadikan tangannya sebagai bantal. Tetapi kalau Icha melihat dari wajah Billy sepertinya ia kelelahan menjaga dan merawat dirinya. Ia menjadi tak tega memarahi Billy.
Icha terus memandang Billy dan tidak bisa memalingkan pandangannya dari wajah tampan Billy.

Icha POV

Duh ganteng juga ya ternyata dia..

Alisnya yang tebal

Matanya yang indah

Hidung mancungnya..

Rahang tegas yang terkesan seksi

Bibir tebalnya yang menggoda..

Hap! Saat tangan gue menyusuri wajahnya dan berhenti di ujung bibirnya, tiba-tiba tanganku dipegang olehnya.

Oh shit! Kenapa nih tangan ganjen banget sih, pake acara pegang-pegang segala lagi. Ketahuan kan sekarang jadinya. Duh gue mesti alesan apa sama dia(?)

"Hayo, ketahuan kan lo ternyata suka merhatiin gue. Pake pegang-pegang lagi. Terpesona hmm?" Dia menegakkan tubuhnya duduk di kursi samping ranjang gue sambil menaik turunkan alisnya menggodaku.

"Ih, apaan sih lo. Pede amat jadi orang. Siapa juga yang megang-megang sama merhatiin lo? Orang tadi di pipi lo itu ada nyamuk, trus gue pukul pelan tuh nyamuk biar lo gak kebangun,"

My Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang