10 tahun yang lalu ...
"Ah elah nasib ya jalanin backstreet" kata Shafa yang dari tadi bibirnya ditempelin ke meja sambil manyun.
"Ya udahlah kan kita sendiri yang minta hubungan backstreet, lagi pula malu lah masa murid baru udah pacaran?" Jawab Putri sambil senyum-senyum denger omelan sahabatnya.
"Tapi yaa Rik-kun udah gak bales bbm ku dari kemarin. Padahal aku kangen banget chat sama dia. Mana kita gak bisa ngobrol langsung lagi"
"Sama Shaf, Rama juga cuek, gak pernah ngomong. Sekarang chat pun seminggu cuma tiga kali"
Pikiran Putri melayang. Di kelas ekskul robotik ini hanya ada dirinya dan Shafa. Dia memikirkan Rama, cowo yang sudah satu bulan menjalin hubungan backstreet dengannya.
Rindu mulai mendera dada nya. Bagaimana tidak, sudah satu minggu Rama tidak mengirimkan satu pesan pun padanya. Di dunia nyatapun Rama tidak pernah bertegur sapa. Dia selalu menjaga hubungannya rapat-rapat. Dan hanya Shafa yang tau.
Hal yang sama juga terjadi pada Shafa sahabatnya sejak kelas 6 SD. Mereka seperti punya ikatan batin. Apapun yang terjadi pada Putri juga terjadi pada Shafa. Buktinya mereka sama-sama backstreet.
"Tuuh Shaf Riko udah dateng" tunjuk Putri pada sosok lelaki yang tampangnya kusut dan menenteng sepatu futsalnya.
"Masa aku harus tanya langsung? Malu aaah" Shafa langsung bersembunyi di bawah meja.
"Ya elah katanya kangen? Dasar ABG labil!"
Tak lama setelah itu, murid-murid ekskul robotika berdatangan. Termasuk kakak pembina. Dan, ekskul dimulai.
oOo
Malam ini sunyi. Hanya ada alunan musik favorit Putri. Ia terdiam di pojok kasur. Raganya memang di situ namun jiwa nya melayang kemana-mana. Pikirannya terpaku pada Rama, ia bingung apakah Rama benar mencintai nya atau tidak. Pada saat pendekatan semua terasa begitu indah, sayang saat hubungan terjalin semua malah terlepas ia mengilang.
Padahal besok hari anniversary nya dengan Rama yang ke 1 bulan tapi ia masih belum mendapat pesan. Putri merasa ada lubang hitam di hatinya yang biasa disebut "sepi". Apalagi mama dan papa nya yang selalu sibuk kerja. Bahkan di malam minggu pun Putri harus sendiri di rumah dan hanya ditemani Bi Ati
Jadi ini backstreet? Rasanya sakit ya. Pacaran tapi rasa jomblo. Sepi.
"Mama papa manaaa sih? Gatau apa anak satu-satunya galau kesepian gini?" celotehnya sambil mengacak-acak rambut.
Ia mencoba membuka handphone nya sekali lagi hanya untuk mengechek apakah Rama telah membalas pesannya. Ternyata kenyataan memang sangat pahit. Yang ia lihat di room chat mereka hanyalah pesan beruntut dari Putri yang bertanda D, artinya belum di baca.
Karena sangat kesal ia membuang handphone nya ke kasur. Menghempaskan tubuh kurus nya ke permukaan pulau kapuk."Kling" suara bbm masuk.
Sangking heboh nya sampai-sampai handphone nya terjatuh ke lantai. Untung masih bisa menyala. Ia mulai melihat siapakah yang mengirim pesan. Dari lubuk hatinya ia sangat berharap itu dari Rama.
Ternyata sial menimpanya lagi, itu hanya broadcast dari teman-teman alaynya yang selalu mempromotte kontak. Ia sudah frustasi dan memutuskan membaca novel sambil menanti kedatangan orang tuanya. Ternyata mereka pulang larut malam sampai-sampai Putri ketiduran dengan novel yang menutupi wajah nya.
oOo
"Dok dok dok" suara ketukan pintu dari luar membangunkan Putri dari mimpi buruk nya.
Seketika ia terlonjak dan bergegas membuka pintu. Dilihat mata sembabnya di kaca. Ia langsung memakai kaca matanya dan membuka pintu. Bi Ati muncul dari balik pintu.
"Non, nyonya sama tuan mau bicara katanya disuruh ke kamarnya tuan"
Jelas Bi Ati pada Putri.Putri mengangguk dan menuju kamar Papa nya. Sesampainya, ia membuka pintu dengan sedikit takut. Terlihat papa dan mama nya yang sedang bertengkar.
"Kita gak boleh egois!"
"Tapi ini penting! Ini juga demi kebaikannya"
"Ma, pa" katanya dengan ragu-ragu.
Orang tua nya yang sadar putrinya sudah masuk menghentikan pertengkaran dan tersenyum palsu.
"Sini sayang duduk di sebelah mama" ajak mama sambil mengelus rambut Putri.
"Putri, ayah dan mama mau ngomong serius" Ayahnya mulai menampakan wajah serius yang sangat ditakuti Putri.
"Hmm.. okey what is that?"
"Mama papa mau..." suaranya tercekat
"Mau pindah ke Jepang"
oOo
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rainbow
Teen FictionSebelum kau pergi. Kau pernah berkata pada ku, "Say, bagi ku kamu itu kayak langit kamu indah, nyaman di pandang, tapi sayangnya kamu terlalu tinggi buat aku gapai". Ada hal yang belum kamu tahu, bagi ku kamu adalah pelangi. Kamu datang, mewarnai di...