CKIIITT! BRRMMM!
"Pagi yang cerah di sekolah!" Batin seorang gadis cantik keluar dari mobilnya yang tak kalah Elegan. Polesan makeup-nya tak terlihat tebal dan tak terlihat tipis, alias natural. Rambutnya yang panjang lurus sepantat berwarna hitam menambah aura kecantikannya. Beberapa helaian rambut hitam keunguan juga menyertainya.Saat ini dia datang setelah diskors 1 bulan.
Lagi-lagi mobilnya ia parkir di dalam sekolah yang seharusnya tidak boleh. Bagaimana tidak aneh? Sekolah nya ini saja masih SMP! Tetapi gadis yang bernama Clauzen itu dengan pede nya mengendarai dan memarkir mobil di sekolah tanpa SIM.
Diskors? Sudah biasa bagi dirinya berusia 14 tahun. Mobil disita? Denda polisi? Denda BP? Mobil diambil? Dihukum? Clauzen sudah kebal! Dia hanya mengeluarkan sebuah benda persegi panjang yang tak pernah habis dihamburkan.
Ya! Itulah uang!
Setiap ada yang bertanya tentang hal itu, memang membuatnya kesal. Lantas Clauzen dengan santai mengatakan, "Orang miskin mah bisa apa??".
"Eh lihat tuh! Gila! Dia beli mobil lagi kuy!"
"Liat tuh, mobilnya makin mahal aja!"
"BMW 2016?"
"Kalo disita keenaken gurunya dong!"
WASS..WESS..WOSS...!
Sudah beredar gosipannya. Dengan hanya melihat Clauzen yang baru datang.
PIP! CKLEK!
Mobil BMW merahnya terkunci di parkiran sekolah. Guru-guru yang melewati bersama pemiliknya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hmm,, masih jam 6.20, gue cek ah keadaan kelas setelah satu bulan ini!.." Ujarnya riang. Clauzen berlari kecil tidak sabaran menunggu ketiga sahabatnya juga.
"Hei Clauzen! Kesini kamu!!" Teriak seorang guru paruh baya saat Clauzen baru saja melewati kelas VII.
"Cih, benci banget gue sama guru BP!" Ucapnya dalam hati sejenak, dia menolehkan dengan wajah berdecak pada guru yang di belakangnya.
"Ikut saya!"
Clauzen sering mengikuti guru itu ke kantor BP. Beberapa kali dia diancam akan dikeluarkan dari sekolahnya, tetapi uang tetap menjadi sogokannya. Lantas, kenapa Clauzen selalu melanggar peraturan yang menyebabkan dirinya selalu diskors kalau dia sendiri tidak mau kalau dikeluarkan dari sekolah? Jawabannya, "Bosen di rumah".
Bukannya 99% sekolah pasti mempunyai anak nakal? SMP Jayapoera belum mempunyai anak nakal sebelum ada Clauzen. Clauzen berkata kalau dia hanya melengkapi SMP nya.
Clauzen mengikuti guru BP di belakangnya. Pastinya semua siswa yang melewatinya bergumam dan selalu menatap Clauzen dengan pandangan meledek. Tetapi gadis 14 tahun itu tidak pernah ada rasa malu, dia membalas tatapan mereka dengan tajam bagaikan ancaman.
Clauzen terus mengikuti guru BP itu. Tetapi..
SYUUTT!
"Eh, rambut ungu?" Gumamnya melihat helaian rambut ungu seorang gadis seperti sebaya dengannya berkibar.
Clauzen menatap gadis berambut ungu itu sekilas.
Lusuh sekali gadis itu. Rambut kusam ungunya yang panjang tetapi tidak sepanjang Clauzen menutup sebagain wajahnya yang terlihat seperti hantu. Menunduk lesu dan bermuka masam, bekas luka-luka menyertai tangannya dengan sebagian luka diplester.
"Murid baru ya? Kayak hantu! Perasaan gue gak enak nih!" Pikir Clauzen masih menatap gadis aneh itu sampai jalan melewatinya ke belakang.
Tengokan Clauzen ke belakang sampai punggung gadis itu hilang dari pandangannya, sehingga dia tak sadar di belakangnya ada tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2017-DISCONTINUED] HALF DIMENSION
Fantasy[Jangan dibaca, udah DISCONTINUED yahaha/Last update 2017] Gimana rasanya tinggal bertiga bareng iblis? Dan mengetahui siapa jati dirinya sekarang? Ikuti Kisah Clauzen! Klik ↗ Add to library! Peringatan : Alur dan cerita ini buatan dan imajinasi aku...