Epilog... dari Italia

29 18 12
                                    

Angin panas dengan abu jelaga masih melayang di udara, mereka selalu menusuk kulit. Tetapi tidak dengan iblis. Sedangkan pada suatu tempat bagian Utara, udara panas masih terasa sangat menyakitkan pada wanita tua yang tengah duduk lama di dalam kurungan sebuah bangunan. Bukan, tepatnya sebuah istana atau kerajaan. Kerajaan setan, kerajaan yang menyakitkan, kerajaan yang yang tak diharapkan, bukan! Kerajaan yang dibenci. Setiap hari selalu terdengar tawa yang mengerikan, suara tawa dan udara panas di dalamnya selalu menusuk wanita tua itu. Penghuni kerajaan yang aneh, ya sangat aneh! Beberapa penghuni yang dekat dengan pemimpin mereka, memiliki rahang atas yang terobek lebar hampir di bawah mata karena terlalu sering menyeringai lebar.

Wanita tua itu masih merasakan sakitnya meskipun sudah terbiasa. Duduk kepala bersandar, energi sihirnya terlihat berjalan.

Setiap hari dirinya hanya terdiam di lantai, atau tidur sepanjang hari.

"Perasaanku.. nggak enak.." Bisik seorang wanita tua itu tiba-tiba, ia masih duduk bersandar di tembok penuh lumut. Tangannya tetap terborgol dalam suatu ruangan menyerupai sel penjara.

Celah-celah kecil kurungan itu terlihat bayangan beberapa sosok berdiri membelakangi celah tersebut dari belakang.

"Hei..! Sampai kapan aku terkurung terus disinii?!!" Teriak wanita tua itu. Berharap sosok yang berdiri mematung itu mendengarnya.

'Dia' sebagai pengawal juga memberi hak penyihir itu untuk bertanya dan dijawabnya. Meskipun sudah sering tahanan itu menanyakan hal yang sama dan membuat mereka bosan.

Wanita tua itu sudah yakin tak akan di dengar kata-katanya barusan, mungkin apabila terdengar mereka hanya mengacuhkannya.

Tiba-tiba sosok tersebut merendahkan kepalanya dan memperlihatkan matanya pada celah-celah kecil sel tersebut.

"Bukankah kau akan terus terpenjara seperti ini? Kalau kau ingin tetap hidup, gunakan saja sihirmu untuk bertahan hidup selagi masih mampu mengeluarkannya! HAHAHAAHAAAHH!!" Balas pengawal itu dengan wajah sinisnya mengintip seorang wanita tua yang hampir lemas.

"Tapi ini sudah 15 tahun!! Tidakkah kalian memaafkanku? Katakan pesanku kepada suamik--" Kalimatnya tiba-tiba terputus dan teringat lagi, insiden 15 tahun yang lalu.

Pengawal itu mulai kesal, sudah dijawab tetapi masih saja merengek tuk bertanya lagi. Ia pun membuka sedikit pintu selnya. Dan berkata kepada wanita tua itu. Senyuman mengerikannya terlihat di mata penyihir tua itu. Lebar sampai hampir di bawah mata, tampaknya dia adalah salah satu panglima perang.

"Maksudmu suamimu, mantan King of Greed sekaligus si pengkhianat, Raja Mammon? Kau sudah pikun ya, nyonya tua! Kau sendiri yang membunuhnya, masih saja mengadu dan menyalahkan kami? Kalau mau tau yang menduduki kerajaan Greed sekarang Queen Byzenthia!" Ucapnya berjeda.

"Bersyukurlah kau tidak kami lempar ke dunia manusia!" Lanjutnya sembari terus menyeringai lebar. Seringainya yang angkuh sama saja dengan kelicikan Rajanya.

Wanita tua itu semakin meluap kemarahannya, ia beranjak berdiri dan berlari ke arah pintu sel. Sayangnya borgol masih melekat di tangannya.

"Dibuang ke dunia lebih baik daripada di penjara brengsek ini! Aku ingin menemui anakku!! Ku bersumpah dia akan mengalahkan kalian suatu saat nanti, hei prajurit Amon!!" Teriak wanita tua itu melampiaskan kemarahan dengan sumpah serapahnya, yang membuat seorang pengawal itu berdecak kesal dan menutup kembali pintu sel itu keras-keras.

"Tidak ada gunanya aku berbicara padamu, Anna!"

CKLEK! Pintu sel kembali terkunci.

Wanita tua itu masih meratapi kesedihannya, berjalan mundur dan kembali duduk menyandarkan tubuhnya pada dinding sel tua itu.

[2017-DISCONTINUED] HALF DIMENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang