Model di Italia (2)

89 67 90
                                    

Edit : Read this Caption pleasee! Mohon dibaca captnya duluu

Kan sudah aku bilang di caption chapter sebelumnya,

Hai Readers!! Half Dimension sengaja buat kalimat-kalimat dari bahasa lain/negara lain. Itu SENGAJA NGGAK AKU ITALIC!, soalnya klo di-Italic kalimatnya keliatan BERGUMAM, dan tokoh yang mengucap juga asli dari NEGARANYA SENDIRI DAN BAHASANYA SENDIRI.

Tapi klo kata2 asing, baru di-Italic.
Sekian, Thanks.. ;)

Tolong yang komen minta di-Italic, seharusnya baca dulu captionnya...

Jadilah readers yg bijak..


***

"Udah selesai? Habis berapa?"

"Kepo banget sih lo Miss?" Timpal Clauzen ketus. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Bandara.

***

"Nah ini namanya pesawat VVIP!!" Ucap Clauzen senang menduduki kursi pesawat yang bersiap untuk lepas landas.

Pesawat VVIP yang dimaksud Clauzen lain, yaitu tempat duduknya tidak berpasangan, melainkan satu kursi satu kursi. Sedangkan tiap satu kursi itu berfasilitas bagus.

Di belakang kursi nya terdapat Asistennya, Maya. Sedangkan Miss Caryl memilih duduk di depan.

Clauzen tidak hanya ditimpa senang, tetapi dirinya masih saja ditimpa kebingungan sejak ia membaca artikel Internet.

"Kalo gue ketauan, gue beli mobil disana.. Oh no.. helikopter ngejar!!"

"No no no! Rambut gue item!"

"Klo rambut gue jadi ungu?"

"Pake krudung, masa?"

"Pake wig!!"Gumamnya berkali-kali.

"Ah! Bodoamat!"

Gadis itu hanya bersandar meratapi nasibnya nanti. Membuka tirai jendela pesawat yang berwarna biru toska dan menatap stratosfer langit.

Teringat kembali pada pelajaran Fisika kelas 7, mana ada burung yang datang terbang pada ketinggian Stratosfer? (Sengaja nggak diitalic 'Stratosfer').

"Burung--Gagak??"

Ya! Burung hitam bermata aneh, bermata merah darah. Mengepakkan sayapnya lurus searah jakannya pesawat, tetapi dia Clauzen termenung seketika dan dikejutkan oleh kepala burung tersebut yang menoleh dengan tatapan tajam ke arah jendela Clauzen.

Perlahan Clauzen agak kaget, takut penumpang lainnya terganggu, ia bergumam dan terus penasaran. Menatap burung kecil itu lama-lama, burung gagak itu membuka paruhnya, menutup paruhnya kembali lalu membuka kemudian menutup. Seakan burung gagak itu ingin berbicara.

Sayangnya tidak mungkin terdengar oleh penumpang dalam pesawat.

"TUAN PUTRI MASIH HIDUP!"

Begitulah suara bisikkan yang Clauzen dengar. Rasa was-wasnya semakin mencekam.

"Apa ini tanda ancaman kalo gue bakalan ditangkap di Itali?? Oh my!!"

"Jangan aneh-aneh, Claa!!"

Dia pun memutuskan untuk membalikkan badannya, mencari celah untuk menengok kursi Maya yang tepat di belakangnya.

"May! Bangun oii!!" Ujar Clauzen beberapa kali membangunkan Maya yang tertidur di kursi belakangnya.

[2017-DISCONTINUED] HALF DIMENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang