Friendship With(out) Love part 14

74.8K 5.7K 154
                                    

Duduk di sofa kulit berwarna hitam sambil menatap televisi yang entah menyiarkan apa karena aku hanya berkonsentrasi pada ipodku yang tersambung dengan earphone dan terpasang manis di telingaku sambil menggenggam mug besar berisi hot chocolate adalah hobi terbaruku. Sebenarnya hobiku dalam seminggu terakhir ini.

Sesekali aku masih menangis. Ya, jika tiba-tiba ipod yang kudengarkan dengan tidak sopannya memutar lagu-lagu patah hati. Yang paling kubenci adalah someone like you milik Adele. Padahal itu adalah lagu favoritku sebelumnya. Mendengar intronya saja sudah sukses membuat hatiku seperti di iris-iris pisau kemudian di kucuri perasan jeruk nipis. Perih.

Never mind, I'll find someone like you

I wish nothing but best for you too

Don't forget me, I beg..I remember you say..

Aku menyentuh layar untuk mengganti lagu selanjutnya.

I came in like a wrecking ball

I never hit so hard in love

No miley cyrus, too sad. Next!

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi

Aku tersesat dalam lautan luka dalam

Ya ampun! Lagunya Fiona..Next.

When you try your best but you don't succed

When you get what you want but not what you need

Astaga!

Aku menyerah. Kumatikan ipodku, melepaskan earphone dan berjalan menuju beranda belakang.

Saat ini aku sedang dalam masa pengasingan diri di villa milik Adrian, kakak Fiona. Ingatanku melayang pada kejadian seminggu yang lalu, dimana akhirnya tubuhku tidak lagi bisa mentoleransi sakit hati yang aku rasakan.

***

"Mama, tolong aku ma.."

Aku terisak sementara mama terus menggenggam tanganku berupaya menyalurkan kehangatannya padaku. Fiona menangis tanpa suara. Tiba-tiba pintu terbuka, seorang dokter masuk diikuti Abi yang berjalan di belakangnya. Abi mengernyitkan keningnya melihat kami bertiga berlinangan air mata. Tapi dia cukup pandai untuk tidak bertanya apa sebabnya.

Dokter memeriksaku dan berkata tekanan darahku rendah, aku kurang makan, kurang istirahat, kelelahan dan mungkin stres. Jadi aku akan tinggal di rumah sakit kurang lebih dua hari agar dokter bisa melakukan observasi. Selama dua hari itu aku bergantian di jaga mama, Fiona dan Abi. Papaku lagi-lagi tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Saat Abi yang menjagaku, aku lebih banyak diam dan berpura-pura tidur. Yang di lakukan Abi hanya duduk di sampingku, menggenggam tanganku, mengelus rambutku dan membenarkan letak selimut atau bantalku. Sedapat mungkin aku berusaha menjaga jarak dengannya untuk menjaga perasaanku sendiri. Jika aku patah hati lagi, aku yakin aku pasti hancur.

Friendship With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang