2. Supermarket

931 54 7
                                    

Awan awan dilangit menampakkan jati dirinya dengan penuh percaya diri di atas langit biru berhiaskan burung - burung terbang kesana kemari.

Diiringi angin sepoi - sepoi, bang Goblin berjalan santai menuju pasar modern untuk belanja tahunan.

Bersiul-siul sepanjang jalan, raut wajah antara senang dan sedih karena sebentar lagi uang uang yang senantiasa setia menemani di dalam dompetnya itu akan pergi pindah tuan.

Satu langkah, dua langkah, pintu otomatis terbuka menyambut bang Goblin dengan kacanya yang bening bersih transparant layaknya tak ada kaca disana.

Ya! Cinere Mall sooobbbb.

Padahal, hati dan pikirannya menuju pada Giant. Tapi langkah kaki berkata lain. Tubuhnya terbawa ke tempat makan yaitu Jco.

Tanpa pikir panjang, tangan - tangannya yang kuat itu mengambil satu per satu roti yang disediakan disana dan ikut antri bersama anak anak SMA yang antri sambil bisik bisik ngomongin Ahjussi yang aneh tapi tampan ini.

"Hei kamu, kamu, kamu, dan kamu!" hentak bang Goblin

"Eh iya, ada apa om?" salah satu dari mereka menjawab

"Bisa berhenti ngomongin gue gak? Ganggu banget tahu, kalo mau ngomongin org tuh ya dibelakangnya bukan di depannya gini"

"Eh iya om maap deh, maapin kita ya" secara otomatis anak anak SMA itu berpindah barisan antrian tepat di belakang bang Goblin

"Nah gitu dong, sekarang silahkan lakukan apapun sesuka hatimu nak" bang Goblin berlalu begitu saja, menuju mba kasir

"Lah ni orang ngapa" umpat anak SMA tersebut

"Jadi berapa?"

"100k mas"

"Apa? K? Apa itu?"

"Oh itu, maksudnya 100ribu mas"

"Bisa gesek?"

"Ohhh boleh boleh, disini ya mas"

"Sudah ya mba, thanks"

Selesai bayar, bang Goblin tersadar juga dari pingsannya.

"Woilah kok gue malah beli roti mahal gini, inalillahi tobat deh"

Tap... Tap...
Langkah kakinya segera ia perintahkan untuk melangkah ke tempat yang seharusnya ia tuju.

2 menit, 5 menit perjalanan akhirnya sampai juga di Giant.

Jari jemarinya mulai memilah milah barang yang akan jadi pengganti uang uangnya.
Telur,
Sayur mayur,
Susu kotak besar,
Sabun cuci piring,
Sabun mandi,
Sabun mobil,
Sabun motor,
Sabun kucing,
Makanan kucing,
Makanan ikan,
Jajanan ringan,
Dll

Langkahnya terhenti dan agak terkejut unyu karena sebuah keranjang kecil menabrak troli besarnya yang tak bersalah.

"Aigooo jalan tuh pake kaki woey" di lihatnya dari kaki orang itu sampai ujung rambut kepalanya.

"Wahh wahh 4L" katanya,

"Apaaa lagi 4L"

"Lo Lagi Lo Lagi"

"Ohh gitu" bang Goblin tak memperpanjang masalah sepele ini dengan pergi melajukan trolinya.

"Eitsss tunggu dulu, tunggu om gue belom selesai ngomong udah pergi aja, gak sopan banget sih"

"Lahh kan kita seumuran, bisa bisanya lo panggil gue om"

"Ehhh kok tau sih. Lo anggota FBI atau paranormal dah" emang bang Maut yang tatapan matanya maut ini suka gaje

"Yaelah gituan doang mah anak SD juga tahu keles" tukasnya sambil terus mengisi trolinya yang hampir penuh itu

Bang Goblin ke kanan, bang Mau ngikutin, bang Goblin ke kiri, bang Maut ngikutin, bang Goblin ke toilet ngikutin juga

Sampai pada akhirnya...

Di dalam ruangan yang tidak disinari lampu karena sengaja lampu tidak dinyalakan, terdapat 5 kursi yang tersusun 2 di depan 2 di tengah dan 1 yang panjang di belakang, yaitu mobil. Karena sunyi sepi, diputarlah radio 102.2 fm lalu terdengarlah lagu dari Shawn Mendes - Mercy

"Please have mercy on me
Take it easy on my heart
Even though you don't mean to hurt me
You keep tearing me apart" bergemalah seisi ruangan tersebut

"Would you please have mercy on me
I'm a puppet on your string
And even though you got good intentions
I need you to set me free" suara yang entah darimana asalnya itu, sungguh mengganggu telinga bang Goblin sebagai Mendes Army terhormat.

Perlahan - lahan ia gerakkan kepalanya ke kursi belakang.
Dan ternyata, booom! Disitulah bang Maut tertangkap basah sedang nyanyi nyanyi canci dengan mentimun yang sekarat digenggaman tangannya.

"Aigoooo kau... MENGAPA KAU TERUS MEMBUNTUTIKU SAMPAI DETIK INI?? DAN ITU! MENTIMUN BERHARGA KU! BUANG! LANCANG SEKALI KAU INI!!! blablablablablablabla..."

Selagi bang Goblin ngoceh tak berujung, ini adalah kesempatan emas bagi bang Maut untuk melakukan aksinya yaitu, mengendarai dari belakang (kursi belakang)

Brumm... Brumm... Ciittt......

Dag dig dug der suara jantung bang Goblin terpacu dalam melodi~

Brumm brumm brumm ngggg nggg ciiitttt....

"Akhirnyaaaa sampai juga di rumah" ucapnya penuh syukur

Bang Goblin masih tak sadarkan diri dari kekagetannya.

Semua barang belanjaan pun sudah tertata rapi di dalam lemari es #dalamsekejap

#dalamsekejap bang goblin menerjapkan matanya perlahan. Mencoba mencerna hal yang terjadi #dalamsekejap itu di hadapan matanya yang agak sipit.

"eh kamar gue disini kan?" tanya bang maut berlari ke ruangan yang ia sebut 'kamar'

"i...i..tu bukan kamar!
tapi gudang..." sahutnya

Brakk
Pintu tertutup dengan keras menyebabkan kunci di aktifkan.

Klik... Klik...
Pintu tak dapat ia kendalikan lagi,
Dug dug dug, suara bedug
Pintu dipukulnya berkali kali.

Bang Goblin dengan sifatnya yang kadang dingin ini, mengacuhkan suara berisik pukulan si Maut dan pergi istirahat ke kandangnya.

"aha! Aku selama ini kan bisa menghilang, menembus pintu dengan mudah. Kenapa bisa sampai lupa begini aiishhh" seketika itulah bang maut bisa lolos dari gudang sialan itu

*clingak clinguk clingak

"hmm sepi nih, ke dapur ah, eh! Goblin! dapurnya sebelah mana!?"

"sebelah lo!" spontan bang Goblin menjawab

*tengok kanan

"wah hebat! Kamsahamida Gob! Daebak! Ok gue alay" maka ia langkahkan kakinya ke dapur

To be continued...

Goblin BromanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang