Desember yang basah berderai lebat sepanjang malam,
Menyirami daun-daun kalender yang mulai kering.
Aku melangkah ke dinding meluruskan penanggalan,
Yang tampak miring. "jangan gemetar. Aku baik-baik saja.
Tua Cuma perasaan," kata kalenderku yang pendiam.
Ku hitung berapa tanggal sudah tunggal,
Sambil menggigil dia berpesan.
Jangan mau di permainkan waktu. Tua Cuma pikiran"
Kalenderku Cuma bingung dengan yang kutulis,
Dengan tinta hitam: cepat sekali sudah tanggal segini.
Kayaknya baru kemarin aku lulus SMA. Oh, berlalunya terlalu cepat.
Desember yang basah hujan deras sepanjang malam
Pada akar tangkai kalender yang sudah gersang.
vote, komen yaaaa. . . :D