Prolog

164K 6K 41
                                    

WARNING.!
DON'T COPY STORY..!

*****

London....

Seorang wanita baru saja terbangun dari tidur panjangnya dengan susah payah wanita itu berusaha untuk bangun. Ia memperhatikan sekelilingnya dengan tatapan heran.

"Kau sudah sadar!" Tegur sebuah suara. Wanita itu mengernyit heran menatap pria yang berbicara dengannya.

"K-kau siapa?" Ucapnya terbata saat pria itu membelai halus pipinya yang pucat. Pria asing itu menyeringai misterius.

"Aku suamimu," kata pria itu seringaian licik tak pernah lepas dari bibirnya.

Wanita itu menggeleng, ia tidak mempercayai pria itu suaminya. Ada apa dengannya? kenapa ia tidak mengingat apapun? bahkan ia tidak mengingat namanya sendiri.

"Bohong! apa yang sebenarnya terjadi padaku? kenapa aku tidak mengingat apapun? bahkan namaku sendiri aku tidak ingat."

"Kau tidak perlu mengingat apapun. Kau hanya perlu percaya padaku. Aku suamimu Maura. Aku mohon jangan coba mengingat apapun!" Ucap pria itu dengan tatapan mengitimidasi yang tajam.

Maura, sebuah nama yang diucapkan pria yang mengaku sebagai suaminya. Apakah Maura itu namanya. Tubuh Maura menegang saat pria itu memeluk tubuhnya dengan tiba-tiba.

Anehnya bukan kehangatan yang ia dapat, ia justru merasakan aura yang begitu menakutkan.

"Lepas!" Maura berteriak histeris membuat pria itu melepaskan pelukannya dengan hati tidak rela.

"Kau berbohong! kau pasti bukan suamiku!" Rahang pria itu mengeras. Dengan kasar ia mencengram rahang Maura.

"Dengar! jangan pancing aku untuk berbuat kasar padamu," desis pria itu tajam.

Cairan bening itu perlahan mulai membasahi pipi Maura yang pucat, ia begitu ketakutan. Ia membutuhkan seseorang untuk menolongnya, tapi ia tidak mengingat siapapun.

Maura hanya pasrah saat pria itu kembali memeluknya. bahu wanita itu bergetar karena isak tangisnya.

"Maafkan aku sayang. Aku tidak bermaksud kasar padamu," kata pria itu penuh sesal.

Tiba-tiba pria yang belum ia ketahui namanya itu menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan milik pria itu. Pria itu menatapnya dalam. Satu kata untuk pria ini dia sangat tampan. Pria itu juga memiliki warna mata yang sangat indah.

Jemari panjang pria itu menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Ssstt.... jangan menangis lagi. Berjanjilah padaku untuk jangan mengingat apapun tentang masa lalumu."

Mata hazel pria itu menatap tepat di manik matanya, menuntutnya untuk mengatakan iya. Maura menelan ludahnya gugup. Ragu ia menganggukkan kepalanya. Helaan nafas lega terdengar dari pria itu.

"Bagus." Ucap pria itu kembali memeluk tubuhnya. Maura hanya mampu pasrah akan seperti apa pria ini memperlakukan nya nanti. Mengingat saat ia baru sadar saja pria sudah berlaku kasar padanya.

Note : ini cerita pertama saya. Banyak terdapat keanehan yang tidak dapat dicerna dan dipahami secara logis. Jika tidak suka tinggalkan saja.




Stay With Me (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang