Empat

77.9K 4K 27
                                    

Akhir-akhir ini Maura lebih banyak diam. Wanita itu sudah tidak lagi banyak bertanya seperti biasanya. Maura menatap malas Dave yang  memasuki kamar dengan membawa makan siang untuknya.

Dave menghampiri Maura yang berdiri di depan jendela besar di kamarnya. Maura hanya menatap Dave sekilas. Maura kemudian kembali fokus memandang objek dari luar jendela.

"Itu Danau buatan," ucap Dave sedikit menarik perhatian Maura.

"Aku menyukai Danau karena tempat itu membawa ketenangan tersendiri bagiku. Oleh karena itu saat aku memutuskan untuk membeli mansion ini, aku menambahkan Danau di belakangnya." Lanjut Dave.

"Apa dulu aku pernah bermain di Danau itu?" Dave tersenyum kecut.

"Tentu saja," jawab Dave.

"Kalau begitu bolehkah aku bermain disana kembali?" Dave tau Maura sengaja memancingnya untuk mengizinkan Maura keluar dari mansionnya.

"Kau tidak boleh keluar dari mansion ini. Aku membawa makan siang untukmu sebaiknya kau habiskan."

"Aku tidak mau makan jika kau tidak mengizinkan aku keluar," balas Maura ketus.

"Maura Cassandra!" Tekan Dave, agar Maura tau ia sedang marah.

Maura mendengus. "Aku masih kenyang, jangan paksa aku Dave Abraham!"

"Tadi pagi kau melewatkan sarapanmu. Makan atau aku yang akan memakanmu!" Maura merinding saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Dave.

Tapi ia masih tidak mau meruntuhkan egonya. Biar saja ia pingsan seperti kemarin karena perutnya kosong. Dave membuang nafasnya kasar. Wanita ini selalu saja memancing emosinya. Bisakah Maura menurut tanpa membantah ucapannya.

Dave meletakan makan siang Maura yang dibawanya dengan kasar ia menghempaskan tubuh Maura ke atas tempat tidur.

"A-apa yang kau lakukan," ucap Maura gugup saat Dave menindih tubuhnya.

"Memakanmu!" Ucap Dave dengan nada sensual. Maura menahan nafasnya saat wajah Dave semakin mendekat. Tatapan pria itu setajam elang yang siap menerkam mangsanya. Maura memejamkan matanya saat Dave menyantukan bibir mereka.

Ciuman yang semula hanya berupa lumatan lembut berubah menjadi ciuman liar dan kasar. Dave mencium Maura layaknya seseorang yang baru saja menemukan oase di padang gurun pasir.

Dave menarik tengkuk Maura, memperdalam ciuman mereka. Dave melumat habis bibir Maura. Mencecapi rasa bibir wanita itu yang begitu memabukkan.

Tok...

Tok....

Suara pintu diketuk menghentikan aktifitas keduanya. Maura dengan muka memerah berusaha menormalkan pernafasannya. Sementara Dave menggeram kesal, ia menyumpahi orang dibalik pintu yang mengganggu kegiatannya.

Berbanding terbalik dengan Dave yang nampak kesal. Maura justru sangat bersyukur dengan hadirnya si pengganggu. Dave membuka pintu dengan kasar.

"Ada apa," desis Dave.

Pelayan itu menunduk takut melihat tuannya yang terlihat murka. Semua Pelayan disini tau, Dave paling benci jika kegiataannya diganggu.

"Maaf mengganggu tuan. Di bawah ada ibu dan adik tuan. Mereka memaksa ingin bertemu," jelas Pelayan wanita itu takut-takut, ia bahkan berkeringat dingin.

"Baik. Sekarang kau pergi!" Titah Dave tak terbantahkan. Pelayan itu mengangguk cepat meninggalkan Dave.

"Ada apa Dave?" Seketika kemarahan Dave langsung menguar, melihat wajah wanita yang dicintainya tengah menatap bingung kearahnya.

Stay With Me (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang