Empat hari lagi aku dan ayah akan pindah ke Jakarta, ayah akan di pindah tugaskan di salah satu perusahaan yang ada di jakarta, sebelumnya aku ngak mau ikut ayah pindah ke jakarta, tapi aku mendengar percakapan paman dan bibi kalau paman baru saja menjumpai ibu aku saat ke jakarta, entah itu benar atau tidak, semoga saja apa yang aku dengar ngak bohong.
Sebelum keberangkatanku ke jakarta tiba, aku selalu bertemu sahabatku, karna aku sudah mengambil surat pindah sekolah, jadi sekarang aku ngak bisa lagi pergi ke sekolah selama 4 hari ini, setiap sore aku selalu berkumpul bersama sahabatku di studio musik milik salah satu sahabatku, setiap ke studio musik aku selalu memainkan beberapa alat musik, tapi yang sering aku mainin yaitu biola dan juga piano.
" jadi kamu beneran mau pindah??..., " tanya Tan padaku
" maaf yah, aku memang harus pindah ke jakarta bersama ayahku, tapi ngak usah kawatir, aku ngak akan lupain sahabat-sahabatku ini ".
" aaa, SinB " ucap Tan, Aurel, dan Milka sambil meneteskan air mata.
Hari ini aku akan menghabiskan waktu seharian penuh bersama sahabat-sahabatku, entah mereka mau ngapain aku akan menuruti kemauan mereka, kali iniaku dan sahabatku akan pergi ke tempat yang mana tempat itu adalah tempat pertama kali kami menjadi sahabat, terkadang aku merasa sedih sambil meneteskan air mata jika mengngingat masa-masa di mana aku bersama ketiga sahabatku menghabiskan waktu bersama.
Tepat di pantai ini, dimana saat kami berlibur bersama teman sekelas, di mana kami berempat berkumpul dan memutuskan menjadi sahabat.
" ingat ngak, di tempat ini saat milka nangis karena dia kira kemera dia rusak, terus SinB datang terus bilang, itu ngak rusak tapi kamera kamu lowbat, SinB ngasih si Milka baterai kameranya yang ngak pernah dia pake, karena kebetulan kamera mereka satu type , pas milka pasang ke kameranya, kameranya jadi nyala deh " Tan bercerita sedikit tentang masalalu.
Hari semakin gelap, kamipun bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing.
Malam ini aku akan membereskan seluruh barang-barang yang akan aku butuhkan di jakarta nantinya, aku melihat sebuah kotak pandora yang sudah lama aku simpan, saat aku menatap itu aku teringat pada ibu.
" Akankah aku bertemu ibu di sana, akankah aku bisa melihatnya lagi walaupun cuma sekejap, apakah ia akan mengenaliku saat aku benar-benar bertemu denganya " Batinku berkata sambil menagis terisak-isak.
Menangis terkadang membuat orang tak sadar hingga tertidur, itulah yang aku alami saat sedang menangis, keesokan harinya saat aku bercermin mataku terlihat membengkak dan sangat jelas kalau aku menangis pada malam hari, ku pergi ke toilet untuk membasuh wajah, terdengar suara ayah memanggil dan mengetuk pintu kamarku.
~~ Tok...tok...tok,,,,,, SinB, ayo sarapan selagi makanannya masih hangat~~" panggil ayah padaku.
" iya yah, ayah tunggulah di meja makan, nanti SinB akan segera turun " jawabku pada ayah
Aku tak yakin turun bertemu ayah dengan wajah yang membengkak seperti ini, aku takut ayah akan menanyai tentang hal ini, ayah tidak suka jika aku menangis karna mengingat ibu.
Aku bergegas turun ke meja makan, dengan kepala yang merunduk, akupun duduk di depan ayah, dengan penuh kekawatiran aku melanjuti sarapanku.
" Ada apa??,,,kok anak ayah nunduk terus sih??,,,"
" Tidak kok yah, hanya saja mata AinB lagi sakit. " jawabku pada ayah
Ayah tampak tak begitu percaya, dengan penuh penasaran ayah menyuruhku menegakkan kepalaku. Ayah tampak tak begitu yakin padaku, ayah sangat mengenali diriku dentan sangat baik.
" SinB apa yang terjadi???,,, apa ada yang menyakitimu hingga kamu mengis dan membuat wajahmu begitu bengkak,,,"
Tanya ayah dengan cemas." Tidak ayah, aku mengis karna aku akan sangat merindukan sahabat-sahabatku di sini, bukankah itu wajar untuk di tangisi ".
" Kamu sedang berbohong pada ayah, kamu tampak sedang memikirkan sesuatu hal hingga kamu menangis " tanya ayah.
" Tidak ayah, aku tidak berbohong dan tidak sedang memikirkan apapun " Jawabku dengan begitu lantang pada ayah sambil berjalan meninggalkan meja makan.
Aku begitu tak percaya pada diriku sendiri, mengapa aku menjadi begitu kasar, mengapa aku menjadi seperti anak yang tak punya sopan santun dan etika pada orang tua.
" Aku akan menemui ayah dan meminta maaf padanya " Bicara dalam hati
Akupun berjalan menuju kamar ayah, dengan penuh rasa bersalah, aku memberanikan diri untuk bertemu ayah.
Tok,,,tok,,,tok. .... aku mengetuk pintu kamar ayah.
" ayah, ini SinB, boleh ngak SinB masuk???..." kataku pada ayah yang sedang di dalam kamar.
" masuk ajah, pintunya ngak di kunci kok. " teriak ayah dari dalam kamar dengan nada halus.
Akupun membuka pintu kamar ayah, malu sudah pasti, karna tak sedikitpun aku membentak ayah dengan suara yang begitu lantang, apalagi meninggalkan meja makan di saat aku dan ayah sedang sarapan bersama.
Dengan sedikit malu, aku mengungkapkan permintaan maafku kepada ayah.
" ayah, SinB mintaaaf yah, tadi itu SinB lagi ngak bisa kontrol emosi SinB, SinB malu pada ayah, karna tak sedikitpun aku ngebentak ayah seperti tadi " ucapku pada ayah sambil menundukkan kepala
Ayah tak menjawabku, aku begitu takut dan malu pada ayah, ayah hanya menatapku tanpa expresi apapun, aku begitu kecewa pada diriku sendiri😢😢
Plaak..,,,,,,,,
Tak sengaja ayah menjatuhkan sesuatu, benda itu sepertinya album foto yang sudah lama, album itu di penuhi debu, akupun berjalan mendekati album tersebut dan mengambilnya, tetapi dengan sangat cepat ayah mengambil album itu dari lantai.
Ayah memang sudah mengambil album itu dengan sangat cepat, tetapi selembar foto jatuh dan tertiup angin hingga foto itu berada tepat di bawah kakiku.
Aku penasaran dengan foto itu, saat aku mengambilnya dan melihat foto itu, aku melihat diriku sendiri bersama seorang anak yang berada di sampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERAWAL DARI MELODI
FanfictionSinB adalah seorang gadis cantik blasteran korea bogor, ibu SinB berasal dari korea dan ayahnya berasal dari bogor, tetapi kedua orang tua SinB bercerai karena suatu hal. SinB akan segera pindah ke Jakarta, dia sana ia menemukan dua hal yang membua...