.
.
.Disclaimer : Naruto @ Masashi Kishimoto
Pairing : SasufemNaru
Rated : T
Warning : Genderswitch, OOC, OC, Typo (s)
Genre: Family, Romance, Humor,
Selamat membaca!
.
.
."Kau sudah bangun?" Suara seorang lelaki dewasa mengusik pendengaran seorang wanita bersurai hitam panjang yang sedang bergumul mesra diselimuti oleh selimut berwarna putih tersenyum kearah pemuda bersurai hitam kelam yang tanpak basah dipenglihatannya. Pria tanpan, dengan mata kelam sekelam malam seolah sedang menusuk-nusuknya, memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan oleh wanita tersebut.
Setelah mengancingkan kemeja terakhirnya, pria itu mengeluarkan sebuah cek dari dalam kantung jasnya, "Tulislah nominal uang yang kau inginkan." Jeda sebentar, lelaki tersebut memandang pantulannya didepan cermin. Menyisir rambutnya dengan kesepeluh jari panjangnya. Setelah ia rasa penampilannya sempurna, pria tersebut tersenyum tipis. "Terimakasih untuk pelayananmu malam ini." Setelah ucapannya yang terakhir, pria tersebut keluar dari dalam kamar hotel dengan senyuman khasnya tertuju pada semua orang yang bertemu dengannya. Baik pengunjung hotel maupun karyawan hotel yang bekerja pagi ini.
Wanita yang ditinggal beberapa menit yang lalu berdecih kesal. Ia sudah turun dari atas kasur, melihat secarik kertas tipis yang merupakan sebuah cek beratas namakan pria angkuh bernama Uchiha Sasuke.
.
.
.
Dilain tempat. Hiruk pikuk disetiap tempat seolah merusak pemandangan seorang gadis bersurai pirang. Dengan kasar, ia menghela nafas lelah. Masih dengan kaca mata hitamnya yang melengkat sempurna dimatanya, dengan penyangga hidung mancungnya seolah gadis ini adalah gadis yang sangat atau paling sempurna diseluruh dunia. Mengeluarkan ponsel genggamnya dari dalam kantung celana jeans berwarna biru muda yang ia kenakan sekarang.
"Aku sudah sampai. Kau dimana?" Tanyanya sambil berjalan pelan dengan membawa koper disebelah tangannya, dan tas sandang yang tersandang dipunggungnya yang kecil dan rapuh.
"Cepat!" Teriaknya. Setelah menutup ponsel pintar persegi panjangnya, gadis itu duduk diatas kursi waiting room. Melepaskan topi berwarna biru dari sela tali pinggang celana jeansnya, mengenakannya untuk menutup surai pirang keemasanya yang sangat menonjol. Gadis itu sudah memejamkan kedua matanya, telinganya sudah ia sumpali dengan headset, ponsel pintarnya sudah melantunkan suara musik menenangkan dirinya.
Namikaze Naruto nama gadis itu, diusianya 20 tahun, ia sudah menyelesaikan gelar masternya di UK-Inggris, tanah kelahirannya. Di usia mudanya, Naruto kerap kali naik tingkat. Sekolah dasar Naruto bisa menyelesaikan selama 4 tahun, Junior High Scholl dan Senior High Scholl Naruto menyelesaikannya dua tahun berturut-turut. Sedangkan kuliahnya? (Hitung sendiri berapa tahun, si akunya sudah malas menghitung-hitung. Nulis aja udah mulai malas. Haha)
.
.
.
Saat ini Naruto sudah berada didalam mobil, duduk dengan tenang disamping pengemudi. Naruto bingung, Namikaze Kurama, kakaknya. Membawanya kesuatu tempat. Tempat asing menurutnya.
"Cepat turun!" Perintah Kurama dengan kasar menarik tangan Naruto yang saat ini sedang ingin mengajukan sebuah pertanyaan pada sang kakak.
"Selesaikan semuanya dalam waktu 30 menit!" Perintahnya lagi pada salah satu karyawan yang sudah menyambuti kedatangan mereka.
Naruto semakin bingung dengan sikap kakaknya yang sedari tadi menampilkan wajah yang kusam dan kekesalan yang amat sangat ketara ia tunjukan pada Naruto. Didalam hati Naruto berfikir, apa ia sudah melakukan kesalahan terhadap kakak satu-satunya ini? Atau, apakah perkataannya ditelepon tadi menyingung perasaan Kurama hingga ia tidak memperdulikan Naruto selama beberapa menit yang lalu?
Naruto enggan untuk bertanya pada Kurama. Akhirnya ia hanya menuruti semua perintah Kurama. Karena hanya itu satu-satunya cara agar Kurama mau memaafkan kesalahannya. Dengan pasrah dan suka rela Naruto membiarkan para karyawan mulai mendadaninya.
.
.
.
Ingin sekali Naruto melontarkan pertanyaan pada Kurama, kenapa ia harus berpenampilan seperti ini? Berpenampilan layaknya seperti gadis anggun. Saat ini Naruto sudah mengenakan gaun selutut berwarna putih gading dengan wajah dipoles senatural dan secantik mungkin, tanpak terpana melihat pantulan dirinya sendiri dari dalam cermin. Bibirnya tiba-tiba merekah tersenyum. Kemudian tersadar kembali, melesat tiba-tiba keluar dengan langkah lebar-lebar.
"Kau sudah selesai?" Kurama memandang kearah adik perempuan satu-satunya dari atas sampai bawah, didalam hati ia mengoreksi akan penampilan Naruto. Penampilan Naruto terlihat sempurna. Kurama menggelengkan kepalanya pelan, ia bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika saja Naruto mengetahui apa yang sedang direncanakan oleh keluarganya kali ini.
Melihat Kurama yang tersenyum memandang kearahnya, membuat nyali Naruto untuk bertanya pada Kurama ia urungkan. Naruto pun membalas senyuman Kurama. Tanpa mengetahui bahwa saat ini Kurama sedang mencemasi dirinya.
.
.
.
"Ayah keterlaluan jika menyambuti kedatanganku seperti ini." Naruto berdengus sambil merapikan posisi poninya yang tanpak sedikit kacau oleh hembusan angin. Mereka berdua sudah berada disebuah taman hijau, dengan dihiasi bunga-bunga berwarna-warni dan berbagai macam jenis. Kursi dan meja berwarna putih yang tanpak melengkapi. Meja panjang sudah dipemuhi oleh berbagai macam jenis makanan dan kue beserta minuman.
Kurama yang saat ini mengenakan jas berwarna hitam, dengan dasi kupu-kupu berwarna merah gading berjalan tenang sambil mengandengkan tangan Naruto. Naruto memandang kearah Kurama dengan tatapan kebingungan. Naruto berfikir, Kurama tidak pernah bertindak selembut ini kepadanya. Biasanya, Kurama akan selalu menjahilinya atau membuatnya marah dengan sikap-sikapnya diluar pikiran Naruto. Kali ini, Kurama tanpak berbeda. Kurama seperti sosok kakak lelaki yang mengagumkan dan terlihat tampan.
Naruto makin bingung melihat ayahnya tersenyum cerah menyambuti kedatangannya. Kurama menyerahkan tangan Naruto pada sang ayah. Naruto memandang kearah kakak dan ayahnya bergantian dengan tatapan bingung. Naruto membiarkan tangannya digengam ayahnya, ayahnya perlahan menuntunnya jalan kedepan. Pandangan Naruto kali ini terarah pada semua orang yang tersenyum bahagia kepadanya. Naruto semakin mengerutkan keningnya bingung. Setelah berpikir sendiri, Naruto membelakakan kedua mata biru sappirenya. Ia baru tersadar setelah melihat seorang pria yang tidak ia kenali sama sekali, bersurai kelam dan bermata hitam sekelam malam sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit Naruto artikan.
Naruto menggelengkan kepalanya pelan-pelan. Apa yang dipikirkannya saat ini tidak mungkin kan? Naruto memandang kearah ayahnya lagi. Minato yang merasa bahwa saat ini Naruto tengah memandangnya, kembali tersenyum. "Semoga kau bahagia sayang.." Minato melepaskan genggaman tangannya, kemudian mengecup kening Naruto dengan sayang. "Sasuke," pria yang dipanggil oleh Minato datang mendekat, mengambil alih genggaman tangan Naruto. Kemudian membawa Naruto semakin kedepan berhadapan dengan seorang pria tua yang dikenali oleh Naruto sebagai penghulu pernikahan.
Tuhan, sebenarnya apa yang sudah terjadi? Apakah saat ini ia sedang menikah? Siapa pria ini? Kenapa ia malah menikah? Sedang bermimpikah ia kali ini? Kalo ini adalah mimpi, Ku mohon bangunkan aku Tuhan. Aku belum siap untuk menikah sekarang!! Naruto merapalkan doanya didalam hati.
.
.
.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Scandal
FanfictionNaruto tidak pernah membayangkan sebelumnya, kejutan apa yang diberikan oleh kedua orang tuanya sepulang dirinya dari menuntut Ilmu di UK. "Sebuah Pernikahan!!!" Pernikahan antara dirinya dengan seorang pria yang tidak pernah ia jumpai sebelumnya...