Bagian 1

189 11 0
                                    

Vanya sangat rajin bangun pagi itu-berkebalikkan dengan yang biasa dilakukan Vanya.

Hari ini, dia akan berangkat naik pesawat. Vanya akan memulai jenjang SMA-nya di Negeri Kangguru, yaitu Australia. Disana, dia akan tinggal di asrama sekolah.

Dia akan bersekolah di Middle School National. Actually, dia sekolah sana dengan beasiswa yang didapatnya. Jika ia tidak mendapatkan beasiswa tersebut, sudah pasti kedua orangtuanya menyekolahkan Vanya ke SMA High Elite, sekolah Elite di kotanya.

Vanya tidak ingin sekolah disana. Vanya tidak memandang elite atau tidaknya sekolah-dia menilainya dari ilmu yang akan didapat. SMA High Elite adalah sekolah impian para remaja yang baru lulus dari SMP. Bagaimana tidak?, para siswa-siswi disana disebut pangeran dan putri.
Semua ingin sekolah disana, terkecuali Vanya.

Vanya berangkat dari Bandara di kotanya sekitar pukul 09.00 A.M. Ibunya Vanya menggelar perpisahan singkat di bandara. Di perpisahan singkat itu, kedua orang tua Vanya tak henti-hentinya menangis. Well, namanya orang tua, pasti sedih saat melepaskan anaknya pergi jauh.

Tibalah saatnya waktu check-in, Vanya berpamitan terakhir kalinya dan berangkat menuju check-in counter. Setelah dia mengurus tiketnya, Vanya kemudian menuju boarding room. Di boarding room, tersedia berbagai macam makanan ringan dan minuman-hingga oleh-oleh. Disana, Vanya membeli minuman kesukaannya, Caramel Machiatto.

Vanya duduk di dekat gerbang pesawat. Dia mendengarkan lagu Alone dari Marshmello di ipodnya. Dia mendengarkan lagu tersebut sambil memandangi Iphone 7 rose gold-nya yang dibelikan papanya. Vanya teringat kata papanya,"Nak, ini papa belikan kamu hape baru. Jangan sampai rusak ya?. Ini model terbaru lo.. Papa beliin ini soalnya saat kamu main hape, keinget papa deh. Jaga dirimu baik-baik disana ya?.".

"para penumpang pesawat Australia Airlines, tujuan Perth, dimohon untuk menaiki pesawat sekarang."

Setelah Vanya mendengar ucapan itu, Vanya bergegas untuk membereskan barangnya dan segera menaiki pesawat. Vanya duduk di kursi bagian tengah pesawat. "Ah, ini akan menjadi perjalanan yang panjang." gumam Vanya. Kemudian, dia menyalakan Film Harry Potter di Layar Pesawat. Vanya akan ditemani Harry Potter, Hermione, dan Ron di perjalanan yang akan mengubah hidupnya.

High School FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang