Anggara Pov
Secepat kilat ku selesaikan tugas hari ini, sembari mencuri - curi waktu untuk membalas pesan dari wanita manja, yang membuatku tidak bisa membiarkan pesan darinya tanpa balasan.
Huh...
Aku rindu sekali padanya. Aku rindu wajah cantiknya, bibir mungilnya, mata bulatnya, suara cemprengnya, rambut wanginya, dan segala yang ada pada dirinya. Memang sih dulu aku sangat tidak menyukai tingkah lakunya yang manja, bawel, dan pecicilan. Tapi tanpa ku sangka sikapnya yang seperti itu membuatku tertarik dan bahkan jatuh cinta padanya. Ryana Novita Tungadewi, aku masih ingat awal kita jumpa di Busway. Kamu terlalu gengsi padaku waktu itu, tapi rencana tuhan sangat istimewa bisa mempertemukan kita lagi dalam perjodohan ini. Apa aku ragu dengan perjodohan ini? Awalnya begitu. Tapi semakin lama aku mengenalmu, aku semakin mantap untuk serius padamu.Walaupun belum sepenuhnya aku mencintaimu dan masih terselip nama mantan kekasihku. Namun, aku akan berusaha untuk menghapus nama wanita lain dan merekatkan namamu saja dalam hatiku. Ryana.
"Selamat sore kaksuh," Sapa adik lettingku sembari memberi hormat.
Aku membalas hormatnya serta tersenyum masam. Walau bagaimanapun aku seorang Senior, jadi harus agak sedikit garang pada Junior. Eits, bukan karena aku sombong tapi aku hanya ingin melatih mental adik asuhku saja.
Setelah adik asuhku berlalu, aku segera melangkahkan kakiku menuju ke lapangan untuk melaksanakan apel sore. Tapi di tengah perjalanan seseorang menyapaku.
"Woyy mas broo, jalan lu lamban sekali, kenapa? " Ucap bagus sahabat ku sejak SMA.
Bagus? Sahabatku yang paling tau semua tentang kehidupanku. Termasuk makanan favorit, warna favorit dan paling tidak bisa di elak dia juga paling tau tentang percintaanku. Tapi dia di Akmil bukan sebagai satu letting lagi melainkan sekarang dia jadi adik satu tingkat dibawahku. Sebenarnya waktu itu kami daftar bersamaan tapi bagus tidak langsung diterima, jadi ia mencoba daftar kembali tahun depannya. Meski begitu aku sebenarnya tidak nyaman bila harus dipanggil olehnya dengan embel-embel bang, kak, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, dia tidak memanggilku seperti Senior - Junior lainnya kecuali sedang keadaan formal.
"Halah kau ini, paling pandai yah. Cari alasan buat kepoin aku. Pake merhatiin jalan ku segala," Ucapku geram, berpura - pura marah. Wks.
"Siap salah kaksuh," Ucapnya tegas. Serasa ingin tertawa terbahak aku, jika mendengar dia bicara seperti itu.
Aku coba menahan tawa, tapi sulit dan seketika saja tawaku meledak. "buhahaha."
Bagus menatapku aneh, sembari memegang jidatku. Lalu dia merogoh sakunya dan mengambil sesuatu.
"kau lihat Ga! Cantikkan?" Ucapnya seraya menyodorkan handphone miliknya padaku untuk memperlihatkan gambar seorang wanita.
Wanita itu? calon istriku, kenapa dia bisa mengenal Ryana? Rasanya ingin ku jotos kepala botaknya Bagus.
"Kau Kenal darimana tuh cewek?" Ucapku menahan emosi.
"hahaha. Dari IG mu brooo.. Santai dong aku gak akan merebutnya darimu. Kau ini tak cerita padaku kalau sedang dekat dengan wanita. Aku cemburulah Bang? " Rajuk bagus yang membuat ku mual seketika.
"Idih. Jijik gua dengernya. Sudah cepat ke lapangan! 30 menit lagi apel akan dimulai!"
Lalu kemudian...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Soulmate
RomanceTuhan? terimakasih telah memperkenalkan aku dengan dia, seorang laki-laki yang selalu sabar untuk merubah sifat ke kanak-kanakanku. -Ryana Novita Tungadewi- Tidak adil! Kata-kata itu enyah seketika saat aku tahu kalau dia tidak seburuk itu. Dia wani...