part 8

146 18 9
                                    

Dentuman musik yang keras memenuhi kamar Angga.

Bantal-bantal berserakan di lantai dan sprei sudah tidak lagi berbentuk.
Ia memukul-mukul dadanya sangat keras.

'Aku sudah mulai melupakan kamu Intan, tapi kenapa? Kamu datang lagi ke kehidupan ku dan memberi kabar yang sangat menyakitkan bagiku'

Angga mendesah berat, Ia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Ia mencoba menerima kalau Intan bukanlah takdir-nya.

----

Seperti biasa gadis manja itu menunggu jemputan supir pribadinya di depan gerbang sekolah.

Di sela lamunannya, tak di sangka Dwi menghampiri Ryana dan berusaha meminta maaf atas kejadian kemarin di mall.

Karena kejadian itu, membuat Ryana berjaga jarak seharian dengan Dwi.

Dengan gugup Dwi memberanikan diri menepuk pundak Ryana. "Ryn?" Ujar Dwi.

Ryana hanya menoleh sekilas dan mengalihkan pandangannya kembali. Dengan sikap Ryana seperti itu membuat Dwi merasa sangat bersalah.

"Loe marah sama gue?" Ucap Dwi dengan nada bersalah.

Sesaat suasana menjadi hening, lalu Dwi melanjutkan pembicaraan. "Gue minta maaf, gue gak maksud bikin loe kesel."

Ia menunggu Ryana merespon permintaan maaf-nya, tapi Ryana hanya terdiam. Kemudian Dwi meninggalkan sahabatnya itu karena ia takut membuat Ryana tambah marah terhadap dirinya.

Tapi..

Baru beberapa langkah Dwi berjalan, Ryana bergeming."Gue gak marah kok sama loe."

Langkah Dwi terhenti dan membalikan tubuhnya. Kemudian berlari dan memeluk Ryana kegirangan. "Gue minta maaf ya Ryn! Sikap loe dingin ke Gue kaya tadi tuh bikin gue sedih," Ucap Dwi seraya terisak-isak.

Ryana menyunggingkan senyumannya. "Gue gaakan pernah bisa marah sama sahabat sebaik loe wi. Haha lagian ngapain juga gue harus marah sama loe cuma gara-gara si cowok rese itu."

Kemudian mereka menghabiskan waktu dengan obrolan ringan. Tapi obrolannya terhenti sebab Dwi harus pulang lebih dulu karena hari ini jadwal ia les matematika.

***

Tak lama kemudian, mobil Jeep berhenti di depan Ryana.
Ryana terdiam dan tak menghiraukannya.

Kaca mobil itu setengah terbuka.

"Hei manja? Ayo naik!" Suara berat orang itu membuat Ryana tertegun karena orang itu tak lain ialah Angga.

"Gak mau. Gue lagi nunggu jemputan pak Karto," Ucap Ryana seraya mencebikkan bibirnya.

Angga turun dari mobil, lalu ia membukakan pintu mobil untuk Ryana.

"Silahkan masuk tuan putri. Pak Karto lagi sakit, jadi saya yang disuruh tante Siska buat ngejemput kamu," Ujar Angga dengan ekspresi wajah yang sangat datar.

Dengan terpaksa Ryana menuruti perintah dari Angga. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan mendaratkan pantatnya di kursi penumpang. Lalu Angga memasangkan seatbelt pada Ryana.

Detakan jantung Ryana berpacu sangat cepat dari biasanya dan wajahnya tampak memerah karena menahan malu.

"Seatbelt aja pake harus di pasangin, gue bisa kok," Ucap Ryana kesal. Namun Angga tidak menghiraukan perkataan Ryana tadi.

Angga melajukan mobil Jeep miliknya dengan kecepatan Standar.

Saat di perjalanan Angga membuka pembicaraan diantara mereka.

 MY SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang