part 9

153 19 4
                                    

Selamat malam dunia!

Aku duduk di kursi taman depan rumahku seraya memejamkan mataku.

Dinginnya angin malam ini menyapa tubuhku, namun tetap saja tidak dapat dinginkan panasnya hatiku.

Pilihan mu memang tidak adil Tuhan.
Namun bukankah aku sudah terbiasa dengan ketidak adilan dunia terhadapku?

Aku yakin tidak ada pilihan lain melihatnya bahagia bersama orang yang dicintainya. Berbahagialah bersamanya Intan Khoerunisa.

Tiba-tiba dering teleponku berbunyi. Dan seketika saja membuyarkan semua pikiranku. Ku lihat notifikasi dari tante Siska, ia menyuruhku untuk mengantar Ryana.

Secepat kilat aku menyeret langkahku menuju ke rumah Ryana.

---

Bunda sedang membujuk Ryana agar mau keluar dari dalam kamar.

"Ryn? Cepet keluar, tidak enak Angga sudah menunggu kamu dari tadi."

Berkali - kali bunda mengetuk pintu kamar dan segala upaya sudah di lakukan agar Ryana mau membuka pintu kamarnya. Tapi tetap saja tidak ada jawaban dari putrinya.

"Kalau kamu masih tidak mau keluar kamar, bunda bakalan dobrak pintu kamar kamu," Sungut bunda.

Akhirnya ancaman dari bunda mampu membuat Ryana mau keluar dari kamarnya.

"Apa sih bundaa? Tadi aku abis ganti baju dulu," Cerocos Ryana.

"Oh jadi kamu udah siap buat berangkat ke pasar malam nya?" Ledek bunda seraya menyugingkan senyum jahilnya.

***

Lalu mereka berdua berpamitan seraya menyalami tangan kanan milik bunda.

Setelah itu, mereka berdua berjalan menuju mobil. Sesaat Angga membalikan tubuhnya kearah bunda. Dan bunda menanggapinya dengan menautkan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk isyarat 'OK'.

---

Sesampai nya di pasar malam, Ryana terlebih dulu keluar dari dalam mobil dan lari menuju keramaian.

Ku lihat dari kaca mobil Ryana menemui seorang pria yang kupikir seumuran dengannya dan aku sangat yakin kalau pria itu tak lain ialah pacarnya.

Aku meraba dadaku dan mencari rasa sakit melihat Ryana dengan laki-laki lain. Tapi aku tidak menemukan nya.
'Apa mungkin aku belum bisa mencintainya?'

Aku hanya khawatir kalau laki-laki itu akan membuat Ryana terluka.

Aku menyenderkan kepalaku di jok mobil. Namun tidak berlangsung lama aku mendengar suara tangisan yang sangat familiar di telingaku.

Tangisan itu semakin lama membuatku penasaran dan akhirnya ku putuskan untuk mencari sumber suara tangisan itu.

----

Malam ini gue benar-benar bahagia sekali, because ini awal pertama gue dan Valdo jalan bareng berduaan. Dan Angga gue tinggalin aja di dalem mobil.

 MY SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang