-S A T U-

811 33 2
                                    






"anak ayah yang manis sini kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"anak ayah yang manis sini kemari....." laki-laki paruh baya, dengan stelan formalnya itu datang mendekatiku, jongkok dihadapanku lalu dengan seksamak mulai memelukku erat dan semakin erat. Hangat sangat hangat.. dipeluk oleh ayah yang sudah sangat lama aku tak bertatap muka dengannya.

Aku yang notabennya hanya bocah ingusan berikat dua, memaparkan senyum kebahagiaan lalu membalas dengan erat pelukan itu. Tak lama dari itu aku marasa sebuah tangan mengusap ujung rambutku, kebiasaan ayah memang seperti ini pada ku putri satu-satunya, ayah memang selalu nomor satu jika disuruh untuk memanjakanku.

"hey, anak ayah yang pemberani mari buat janji..." sedikit demi sedikit lelaki paru baya itu merenggangkan pelukannya , menatap manik mataku dengan seksamak, aku membalas tatapan itu tatapan terhangat yang pernah ayah buat untukku.

"janji apa? Memang harus aku membuat janji seperti itu pada ayah??" celotehku polos, ayah tersenyum lagi-lagi menampilkan deret gigi putih susunya

" hey kau tau, ayah suka dengan sebuah janji jadi kita harus membuat janji..." ayah buka mulut atas pertanyaan konyol anak umur 7 tahun, lalu menarikku lagi kedalam pelukannya, kenapa ayah seperti inii padaku? Aneh, biarpun aku bertemu dengannya hanya saat pengambilan rapot disetiap semesterku ayah tak pernah memperlakukan ku seperti ini, malah biasanya ayah akan membawakan ku sekotak hadiah berwarna merahmuda kesukaan ku, ayah juga akan senang jika aku mulai bercerita tentang peringkat yang kkududuki dikelas.

"baikk,ayo mulai janjinya.. anak papah Nam(YN) , berjanjilah pada ayah untuk tetap tubuh menjadi gadis yang pemberani, periang dan tetap menyayangi ibu mu..." papah tak salahkan berbicara seperti ini, buatku Nam(NY) janji seperti itu hanya bagai sebungkus permen kesukaan ku yang akan kulahap habis dan masuk kedalam perut tentu nya permen itu akan selamanya berada didalam perut gemuk ku ini bukan.

Papah mengacungkan jari kelingkingnya padaku, seperti biasa aku menyambutnya dengan senang disertai anggukan keras. Papah tersenyum lagi untuk kesekian kalinya, tapi tunggu kenapa ada airmata. Biarpun aku bocah 7 tahun aku mengerti kenapa sebuah air mata itu turun dari kelopak mata, bebas berselancar diwajah tampan ayah ku ini, ayah sedih? Apa ayah kehilangan boneka tedynya? Apa makan siang ayah direbut oleh temannya? Yaa perkiraan bodooh anak umur 7 tahun. Karna aku akan menangis ketika tedy cokelate kesayanganku hilang atau pun makan siang masakan ibu ku yang diperuntukan buat ku direbut oleh anak-anak nakal dikelas.

"baik... jangan ingkari janji mu ingat anak ayah tak pernah ingkar janji..." lagi-lagi dalam pertemuan ini ayah memelukku, mungkin karna memang ayah sangat-sangat merindukankku,aku dan mamah tinggal beda rumah dengan ayah, ayah itu orang yang sibuk jadi kata mamah lebih baik tak mengganggu ayah saat ayah sibuk, dan dengan kebiasaan ku yang tak bisa diam selalu saja ada kebisingan yang kubuat didalam rumah waktu itu jadi lain kata mamah dan aku pindah rumah agar tak menimbulkan gangguan bagi ayah, ucap mamah seperti itu padaku. Saat aku pertama kalinya memilikik kamar sendiri dan disetiap malamnya tak ada dongeng yang ayah buatkan padaku. Yahhh dunia orang dewasa itu cukup rumit

" ayah, nanti akan ku berikan tedy ku pada ayah agar ayah tak menangis lagi, dan akan ku bagi makan siang ku yang dibuat ibu pada ayah agar ayah tak kelaparan lagi,akan ku hajar teman-teman ayahh yang merebut makan siang ayah" aku mengepalkan tangan ku didepan ayah bersikap sok pahlawan bahkan mengetahui teman-teman ayah seperti apa saja tak pernah. Tertawa, ayah tertawa lagi kini sambil menghapus jejak airmatanya disudut pipi kerut itu.

"baik, lawan teman-teman nakal ayah, lawan dia! ayah akan sangat bahagia jika putri kesayangan ayah bersikap seperti ini pada ayahnya, (YN)yang pemberani!!!" lontar ayah semangat, aku juga ikut semangat sampai tak lama ada dua orang laki-laki seperti pereman tapi mengenakan setelan formal seperti ayah datang menghampiri kami, aku sepat berjidik ngeri melihat kedua lelaki itu.

"(YN) ayah pergi dulu ya, nanti saat pengambilan rapor semestermu ayah akan datang lagi, ingat janji kita aku menyayangin mu ..." kecupan hangat mendarat dikening kecilku, aku tersenyum lalu melambai pada ayah yang di kawal pergi oleh kedua orang kekar tadi, ayah orang sibuk jadi aku harus memakluminya,

"aku juga menyayangi ayah!!!!!" teriakku saat mobil sedan hitam yang dimasuki ayah dan 2 orang kekar tadi melaju pergi mengharus jejaknya dari pekarangan sekolahku. Aku Terus melambai pada mobil itu sampai bayangan mobil itu benar-benar hilang dari dalam manik mataku.

"(NY) kecil yang bodoh!!" racauku pelan setelah menutup pintu kamar kayu mahoni yang dicat putih mengesankan mewah, ini pintu kamar mamah , tertulis didepan pintu kamarnya 'orang gangguan mental tolong jangan berisik'

Menyeringai ringan, aku tak tau apa lagi yang harus kuperbuat setelah melihat tulisan laknat itu, merobek,membuang,membakarnya pun sudah sering kulakukan tapi di pagi selanjutnya ada saja kertas baru dengan tulusan yang sama persisi dengan indahnya menghiasi pintu kamar mamah lagi.

"anak jalang! Enyah lah kau merusak pemandanganku" didorongnya kasar tubuhku kesamping oleh sang pemilik suara tadi, oke perlauan seperti ini sudah sering kudapat bagai makanan sehari-hariku.sarapan, makan siang dan makan malam aku selalu mendapatkan paket makanan yang special seperti sekarang ini darinya, iya dari sang pemilik suara tadi.

"bagaimana keadaan jalang itu? Membaik? Sudah bisa bicara? Bilang padanya cepat mati agar ayahku tak repot-repot membuang semua uangnya dengan menyewa sekelompok tenaga medis khusus untuknya" cukup sudah sarapan pagi ku kali ini, aku kenyang

"oh dan satu lagi, bilang pada jalang itu jika dia mati setengah harta papah ku akan diberikan untukmu anak dari jalang itu, jadi beristirahatlah dengan tenang nyonya Nam" sudah kubilang bukan aku sudah kenyang, aku tak ingin makanan lagi perutku sudah tak muat

"anak jalan...." BUGH!!!! Suara itu bergema dilantai satu rumah mewah miliyaran ini, semua pelayan rumah mulai menggeromboli kami, iya kami aku dan makluk yang baru saja memaksaku untuk makan dan akhirnya aku menolak lalu memperingatkannnya dengan sedikit noda keunguann disudut bibirnya. Beberapa pelayan ,membantunya berdiri karna ia tersungkur atas perilakuku yang mungkin cukup kasar untuk ukuran gadis 17 tahunan lainnya, dan pelayan yang lain segera mengambilkannya kotak P3K.

dasar makluk lemah, kenapa harus memaksaku makan sarapan itu, tanggung akibatnya. beberapa pelayang membungkukkan badannya 90° ketika aku mencoba memecah gerombolan pelayang yang terlalu antusias melihat pertunjukan kami dipagi hari, biasanya sih aku tak sampai menodai tanganku seperti ini tapi yah mungkin karna moodku kurang baik sejak bangun pagi tadi, biasalah bagaimana kodrat seorang wanita akan jatah bulanannya datang. Dan Tak sengaja juga tangan tanpa dosa ku mendaratkan pukulan yang sempurna di wajah orang menghina mamah ku seorang jalang, wajah awalnya yang penuh dengan polesan makeup bermerek sekarang mungkin sudah tak karuan.

"terimakasih sarapannya aku pergi..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







permulaan gaiss

CHOCOBALL

Feel [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang