-D U A-

603 32 0
                                    

"terimakasih sarapannya aku pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"terimakasih sarapannya aku pergi..."

setelah mengucapkan salam dengan sopan aku pergi berlalu keluar rumah, kulirik sekiklas arloji hitam dengan ukuran cukup mini yang melingkar ditanganku, astaga karna apa memang aku keasikan memukul wajah wanita tadi aku jadi terlambat sekolah, dia yang kupukul wajahnya tapi adalah seorang wanita, bukan wanita baik-baik tapi dia iblis yang tampak sangat cantik dan menggoda dari luar. bersetatus kakak tiri ku dalam kartu keluarga di 3 tahun silam.

Aku sedikit berlari untuk keluar dari rumah besar nan mewah ini, memang susah ya jadi orang yang banyak uang itu, untuk membuat satu rumah saja mungkin sebidang tanah yang ditempati ini bisa ungtuk membuat 5 sampai 6 rumah dengan tipe ukuran rumah 37 pada umumnya, sungguh membuang uang.

"nona muda mari saya antarkan kesekolah..." sapa seorang lelaki berumur sekitar 40an yang mencegatku tiba-tiba saat selangkah lagi kaki dan tubuhku dapat keluar dari pagar besi baja tebal rumah ini.

Senyum bodoh yang keluar untuk selanjutnya. Mau tak mau aku harus diantar, buka paksaan tapi ini kewajiban seorang supir yang telah dibayar olah papah tiriku untuk mengantar jemputku sekolah. Aku mengekor dibelakang supir tadi, aku mengenalnya. Tentu saja mengenalnya dari 3 tahun yang lalu dialah yang selalu mengantarku kemana-mana, kesekolah,pulang, kesekolah lalu pulang lagi.

"tak usah repot-repot tuan kim, aku bisa berangkat sendiri..." lontarku selaju menunup pintu mobil sedan putih lalu memasang savetiebelt dengan semestinya, aku duduk dibangku penumpang, lalu yang kutegur lagi menatapku dengan senyum lewat kaca kecil yang lengket di dasbord atas mobil.

"sudah tugasku nona muda..." ia menyahut omonganku tadi dan dengan cepat menyalakan mesin mobil ini, setelah keluar dari deretan perumahan mewah mobil ini dengan angggunnya memecah keramaian kendaraan lain yang ada dikota seoul, kendaraan yang saling sahut kesana dan kesini mereka memiliki tujuan mereka masing-masing. Aku menatap beberapa gedung tinggi,halted an penyebrangan dari balik kaca mobil sedan ini. Kebiasaanku, aku suka dengan hal ini, aku suka memperhatikan sekelilinghku tapi akutak suka ketika ada seseorang mulai memeperhatikanku, seperti contohnya papah tiriku.jujuraku tak suka dengan kehidupan ku yang sekarang tapi ini juga demi mamah, agar mamah cepat sembuh lalu aku dapat bertemu dengan ayahku, ayah biologisku. aku sungguh merindukannya.

"nona memukul nona soojin lagi..." lontar lelaki yang sedang focus pandangan pada jalan didepannya, ia agak tertawa sedikit, supirku ini memang sudah tau bagai mana sifatku.

"emmm, ia terlalu memberiku banyak makan, perutku sudah tak muat jadi aku memukulnya..." kujawab dengan jujur pertanyaannya itu. Ia tambah tertawa kubuat, apa yang lucu aku sendiri saja bingung.

"nona muda, kau ini cantik dan pintar kau bukan seorang petinjun kelas dunia yang akan mengikuti kejuaraan olimpiade bulan depan, jadi jangan tonjolkan kemampuanmu dirumah..." kata-kata itu keluar dibarengi suara gelak tawa khas pria umur 40an, karna terbawa suasana akhirnya aku pun ikut tertawa dibuat olehnya, adas ajjusi tua yang aneh.

Feel [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang