-L I M A-

258 25 0
                                    

"When the bastard came back into my life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"When the bastard came back into my life.."


Dokter itu menjauhkan benda bundar kecil dari dada ku, sedikit mengira-ngira bagaimana sekarang keadaanku, aku memandang dokter itu sejenak lalu untuk detik selamjutnya manjatuhkan pandanganku pada jungkook yang dari tadi hanya duduk di sofa pojokan kamar sembari asik dengan benda persegi empatnya itu.

"pacar mu nona?.." kagetnya bukan main, dokter itu bersuara kecil melempar pertanyaan padaku, aku hanya mengeleng sembari melempar tatapan aneh.

"kau becanda dok? Kenal saja tidak.." aku melempar pandangan kesegala arah, lalu dokter itu tertawa kecil.

"oke takapa jika ingin menyembunyikan hubunganmu dengan seorang artis, ehh pemuda itu cukup tampan.." dokter itu bergurau sembari mengechek selang infus ditanganku.

"semau dokter saja lah..." aku malas menanggapi lebih, takut dokter ini menaruh curiga lebih padaku dan jungkook, ihh berteman dengannya saja merasa jijik. Aku bergidik geli





Jam digital diponselku menunjukan jam 7 malam, aku ingin pulang, rasa sakit diperutku sudah sedikit hilang, badanku juga tak terasa sangat sakit seperti tadi, aku ingin pulang dengan segera khawatir jika mama mengetahui ini.anak bodoh itu masih saja di dalam ruangan ini, aku heran sudah beberapa kali mengusirnya tapi tak kunjung memindahkan bokongnya keluar dari ruangan ini.

"kau mau kemana?" cegatnya saat aku ingin keluar ruangan menuju bagian resepsionis dilantai ini, meminta suster yang berjaga disana agar melepas selang infusku.

"apa urusanmu?" aku terus berjalan, membuka pintu dan berlalu menuju tempat yang menjadi tujuanku tadi.

"kau belum sembuh.." dia masih mengutit ku dibelakang aku tak peduli terus saja menyisiri lorong ini entah yang akan berujung kemana, dengan menggeret selang infus tentunya disampingku

"yak!! Dengarkan aku!!" teriaknya yang bergema dikoridor rumah sakit

Bagai angin lalu, aku tak mendengar maupun menggubris itu sama sekali. Yang kupikirkan sekarang hanyalah bagaimana cara membayar dan menutupi semua luka ini agar tak ada satu orang pun dirumah yang tau menau soal ini.

"suster apa kau yang berjaga saat ini?" Tanya ku sopan pada salah satu wanita yang berpakaian layaknya suster yang berdiri dimeja resepsionis. Dia tersenyum padaku ya layaknya suster-suster lainnya mereka ramah.

"iya ada apa nona? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya menghampiriku

"bisa lepaskan ini, aku ingin pulang.." aku langsung to the point tak ingin basa-basi terlalu lama.

"kau belum pulih nona.."

"tapi aku ingin pulang!" aku meninggikan sedikit suara ku lalu suster itu sedikit mengangguk ku kira dia menyetujiunya

"baiklah kembali keruangan mu nona, nanti akan kulepaskan, tunggu sebentar aku mengambil peralatanku.."

"baiklahh terimakasih.."

Feel [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang