Red...
...ngun.
Brengsek!
Kenapa sih suaramu yang musti bangunin aku?
Violet!
Apa?!
Calm down girl
Suara keributan terus terdengar bagai bisikan di telinga Red. Gadis itu mengernyitkan dahinya dalam tidur kemudian mengumpat pelan. Masih memejamkan matanya, Red bangun dan melangkah menuju layar berukuran 32 inchi yang tergambar proyeksi suara orang-orang yang sedang bertengkar
"Kalian mau aku tembak satu persatu?" ancam Red sembari menyibakkan kaosnya dan menggaruk perut serta rambutnya.
"Itu ucapan termanis yang aku dengar di pagi ini," sindir suara wanita.
"Justru itu hal yang biasa aku dengar dari Red. Dia gadis yang lucu kan?" goda suara seorang laki-laki.
"Kau belum pernah sarapan dengan ranjau buatan Blue kan? Habis ini aku akan ambilkan di lab kesayangan Blue." Red lalu menguap lebar dan berkata, "Violet, aku persilahkan kalian bertengkar tanpa ada aku." Red mematikan layar dan berbalik. Belum juga Red melangkah, layar menyala kembali.
"Kau lupa aku punya pengendali jarak jauh? Eits aku sudah mengganti layar ini 9 kali akibat tembakanmu. Kesepuluh kalinya dan kau pasti aku cium. Aku bersumpah!" Suara laki-laki itu terdengar yakin akan apa yang Red perbuat. Dan memang Red sekarang sedang memegang pistol yang tadinya tergeletak di meja.
Membayangkan dirinya dicium, Red langsung bergidik ngeri.
"Okay, Gray. Kau menang. Ada pesan apa dari Black?" tanya Red to the point. Mengerti alasan Gray membangunkannya di saat semua anggota yang lain tahu betapa pemalasnya Red. Red meletakkan kembali pistolnya.
"Kode 4," ucap Gray singkat. Red langsung mengacak-acak rambutnya.
"The Bloods? Mereka cuma anak buah. Aku tidak tertarik dengan krucil-krucil macam mereka. Suruh Violet atau Rose yang mengurusnya. Aku tidak berminat sama sekali," tegas Red setengah frustasi.
"Menurut White, kaki tangan si Bocah Tua Nakal ikut andil," tambah Gray membuat Red tertarik.
"Siapa?" tanya Red girang penuh dengan rasa penasaran.
"Kode 3, Big O dan Kode 2, Nose."
"Ah, Gray. Kenapa kau tidak bilang dari tadi? Aku mencintaimu. Kau tau, betapa kau patner yang sangat..." ucapan Red terhenti karena layar kini mati. Gray mematikan arus komunikasi mereka.
"...brengsek," lanjut Red memicingkan matanya sebal kemudian bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Seperti biasa Red memakai warna pakaian berwarna gelap dan memakai masker wajahnya. Rambutnya diikat acak-acakan mengingat tidak ada cermin di kamar Red.
Red meraih handphone dan membaca pesan singkat dari Violet.
"Yakin nih Rose mau kalau aku yang menjemput?" gumam Red.
***
Jam 10 pagi, suasana di kantor kepolisian pusat kota Uena sangat ramai seperti biasa. Keramaian suasana itu juga menular sampai ke divisi kriminalitas. Orang-orang sibuk di layar komputer mereka. Ada juga yang melempar file kemudian menandai di papan atau panel peta.
"Mana Thomas? Suruh selidiki di mana mereka akan bertemu!"
"Baik Chief!"
"Mana Ces? Dia akan sangat tertarik dengan kasus ini!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Masked Girl
AçãoKode : Red Nama : Alexandra Usia : 24 tahun Profesi : Anggota The Killers Misi : menantang maut dan menemukan siapa pembunuh keluarganya. Hobi : Memakai masker wajah. Tidak ada yang menginginkannya, menginginkan seorang gadis kecil yang meru...