"Dimana-mana, cewek ketemu cewek pasti gak jauh dari ngegosip. Percaya deh"
Happy reading~
———————————
Laina POV
Aku memperhatikan pantulan diriku di kaca lemari yang ukurannya lumayan besar. Seragam SMP itu melekat pas ditubuhku. Agak kebesaran sedikit sih, tapi gak apa-apa deh... aku menyunggingkan bibirku. Dan pantulan yang ada dicermin itu pun juga mengikuti gerakanku juga.
"Pft... bwahahahaha!!!" Tanpa aku sadar aku tertawa lepas. Mengingat kemarin Ota yang sepatunya jatuh ke got karena keusilanku. Mau tak mau Ota pun pulang dengan memakai sepatu sebelah. Hihi, seperti Cinderella saja...
Kapan ya terakhir aku ketawa lepas kayak begini? Entah, kayaknya udah lama banget deh, semenjak... ah, telepon terakhir itu. Telepon terakhir yang ngebuat diriku yang semaunya kehilangan percaya diri langsung percaya diri sepenuhnya. Telepon terakhir yang ngebuat aku ketawa lepas. Telepon terakhir yang ngebuat diri aku senyum-senyum gak jelas karena janji bakal dibawakan kue donat sekotak penuh. Telepon terakhir yang...
Ah, Kak Dimas... Laina kangen banget ama Kakak. Gak kerasa ya waktu cepet berlalu, padahal kemarin perasaan, kita baru aja tanding basket di belakang rumah. Dan sekarang tau-tau Kakak udah dipanggil ama yang diatas. Aku bener-bener atau sangat-sangat kangen tawa renyah Kakak. Aku kangen ama celotehan, nasihat, atau bahkan ejekan dari Kakak. Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku pengen bisa meluk seerat-eratnya sampai Kakak ngeberontak buat minta dilepasin.
Tes! Tes! Tes!
Aku mengusap kedua kelopak mataku yang semenjak tadi sembab karena air mata yang sejak tadi susah untuk kuhentikan.
Krieekk.....
Aku menoleh. Ada sosok Ota yang terlihat tengah berdiri di balik pintu. Apa tadi dia ngelihat aku nangis ya?
Segera aku mengambil tasku dan seraya berbisik "Ayo berangkat..." bisikku ketika aku tepat melewati dirinya.
Dia tidak menjawab. Seakan-akan ia mengerti bahwa diriku masih terluka. Ya, ini luka. Luka yang tak mungkin sembuh dengan cepat. Luka yang mungkin tak akan pernah sembuh walapun aku sudah menemukan kebahagianku.
♛♕♛
Aku mengunyah roti sandwich buatan Bibi Yoshiko dengan pelan. Sesekali aku melihat orang yang berlalu lalang melewati koridor samping taman.
Berita mengenai kepindahanku tidak menyebar secepat yang kukira. Tapi untungnya aku sudah berkenalan baik dengan teman-teman dikelas. Walau ada beberapa yang kelihatannya kurang menyukai kehadiranku.
"Laina mau muffin?" Tawar cewek berambut ikal disampingku ini. Aku menggeleng. Bukannya aku mau menolak rezeki, tapi bekal buatan Bibi Yoshiko masih sisa banyak dan aku gak mau menyisakannya. Jadi, ya kutolak saja.
"Oh, ya udah" cewek berambut ikal itu mengakhiri pembicaraannya. Dan suasana terasa hening. Disini cuma tiga orang yang tengah makan siang dan itu pun termasuk aku.
Pertama, ini cewek yang tadi nawarin aku muffin tapi aku tolak. Namanya Yamada Narita, atau panggilannya Nari dan lebih akrabnya Ta-chan. Kulitnya kuning langsat seperti orang Jepang pada umumnya. Tapi dia lumayan pinter kok pas pelajaran Matematika! Orangnya itu lumayan supel, cantik dan agak ketus dikit sih, tapi gak apa-apa deh.
Kedua, ini yang duduk berhadapan ama aku namanya Kibuki Aiko, panggilannya Aiko atau Ai-chan. Orangnya kalem dan kulitnya agak sawo mateng gitu tapi wajah-wajah orang Jepangnya masih kelihatan kok. Dia cantik, kalem, tapi katanya kadang-kadang usil. Mungkin usilnya gak kebangetan gitu kok.
"Eh, tau gak?" Tanya Nari kepada kami berdua.
"Tau apa?" Tanya Aiko balik.
"Suzuki pacaran ama Ryota anak kelas sebelah lho!!!" Nari mulai menggosip dan nampaknya Aiko tertarik untuk membahas hal ini.
"Whattt?!!! Gak mungkin!!! Kapan jadiannya??" Tanya Aiko balik yang saking kagetnya sampai-sampai bikin aku yang lagi minum air jadi keselek.
Uhuk! Uhuk!
"Maaf, aku gak sengaja ngebuat kamu kesedak kayak gitu..." pinta Aiko.
"Gak apa-apa kok..." ujarku sambil melanjutkan menggigit sandwich.
"Iih, beneran tau! Kemarin Suzuki nge-post foto di IG dan caption-nya itu.... bikin bulu kuduk geli tau gak!" Nari melanjutkan gosipnya. Dan Aiko mendengarkannya dengan seksama. Ternyata enggak di Indonesia atau pun Jepang ternyata ceweknya sama aja ya. Sama-sama suka gosip ternyata.
"OMG!!! Tapi seinget aku tuh Ryota itu gak suka sama cewek kecentilan kayak Suzuki deh, sukanya itu yang kalem-kalem aja deh perasaan!" Ujar Aiko yang ngebuat topik ini makin panas buat didengar. Sebenarnya aku itu agak kepo, jangan-jangan yang mereka maksud itu Ota?
"Tau deh, tapi itu kan cuma gosip, jadi belum tentu benar tapi kalo bisa sih semoga aja itu cuma Hoax..." ujar Nari sambil menggigit muffin-nya yang mulai habis.
"Suzuki ama Ryota itu siapa sih?" Tanyaku yang mulai memberanikan diri terjun dalam pembicaraan ini.
Mereka berdua spontan langsung berhenti dan menoleh ke aku secara bersamaan.
"Kamu gak tau siapa itu Ryota ama Suzuki????" Tanya Nari yang sebenarnya ditujukan padaku tapi malah disela Aiko.
"Ih, masa kamu lupa? Dia kan baru masuk sekolah hari ini, jadi wajar dong kalo dia gak tau!" Jawab Aiko sambil mencubit pipi Nari yang tembem.
"Eh, iya maap aku lupa! Ok, aku ceritain deh. Jadi gini ya, si Ryota itu salah satu cowok most wanted yang masuk kategori paling diincer sama seangkatan kita, adek kelas, ama kakak kelas tentunya. Ya, kalo kamu tau orangnya aku jamin kamu pasti bakal klepek-klepek ama dia dan si Suzuki itu salah satu cewek yang terobsesi ama si Ryota. Dia termasuk cewek yang sering keluar-masuk ruang konseling karena ulah dia yang selalu bikin onar di sekolah. Dan juga, aku gak begitu suka ama sifat dia. Dia itu terlalu centil banget plus caper banget sama Ryota tau gak? Pernah dia sengaja pura-pura jatuh pas Ryota lewat di depannya, tapi ama Ryota dibiarin dan kali ini aku tuh heran. Kenapa si Ryota itu kok mau aja diajak foto bareng ama si Suzuki, nyesek banget tau gak!" Jelas Nari panjang lebar yang hanya bisa kujawab dengan anggukkan. Habis panjang banget, bingung aku mau jawab apa.
Kayaknya beneran si Ota deh, kan nama asli dia Ryota bukan Ota. Entah kenapa aku kok baru merasa bersalah ya? Padahal itu sejak kecil, kenapa perasaan bersalahnya baru sekarang ya? Kok bisa-bisanya aku ngubah nama sekeren itu jadi sekonyol ini sih? Tau ah.
"Ih, Na jangan ngelamun dong! Kamu kepo ama wajahnya Ryota ya?" Aiko mencoba menegurku yang memang kebetulan aku lagi melamun gara-gara si Ota.
"Hm... iya mungkin" jawabku asal. Toh, lagi pula cepat atau lambat aku bakalan tau wajah dia bukan?
Bersambug....
Hai readers... apa kabar??? Maaf aku baru update soalnya tugas aku di sekolah aku tuh numpuk banget wajar bgt kalo ini lagi numpuk soalnya bentar lagi aku UTS nih, doakan aku sukses ya.... dan untuk kalian yang bentar lagi mau UTS, UN atau pun yg lainnya aku doain semoga lancar. Dan don't forget for comment and vote yak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision
Teen FictionAku tersenyum ketika negeri matahari terbit itu mulai menyambut diriku. Ketika orang lain menyebutku hanya sebuah arang kau malah menyebutku sebuah berlian. Ketika orang lain mencampakkanku kau malah memperhatikanku. Ketika orang lain memukuliku ka...