Love You

370 17 1
                                    


Setelah sampai..
Kulihat Lucca tertidur memakai selimut, keluarganya tidak ada yang menemaninya.

Aku mendekati ranjangnya.
Dan duduk meraih kursi disamping ranjangnya.

Sahabat terbaikku selama ini, seseorang yang berarti di hidupku, seseorang yang aku cintai. Lucca

Aku meraih tangannya dan mengecup punggung tangannya yang diinfuse.

Dia membuka mata.

Aku menangis melihat keadaannya.

"Nau, kenapa kamu disini?" tanyanya dengan suara berat.

"Aku tau kondisimu Lucca, bagaimanapun kau sahabatku" kataku mengelus rambutnya.

Dia tersenyum,

"Keluargaku sedang berada di London Nau. Mereka mencarikan donor ginjal untukku, aku tidak tau berapa lama lagi aku akan hidup" katanya menitikkan air mata.

"Sst, jangan bilang begitu. Dokter bukan yang menentukan hidup mati mu" kataku menghapus air matanya.

"Nau, boleh aku katakan sesuatu sebelum aku pergi?" tanyanya.

"Katakanlah, kau tidak akan pergi Lucca. Tidak akan" kataku menangis.
Tangannya yang gemetar berusaha menghapus air mataku.

"Kau yang selama ini memberi semangat hidupku, sebelumnya..aku berkali kali mencoba bunuh diri. Kau yang membuat hidupku berubah, dan kau..Cinta pertamaku" kata Lucca.

Aku tersenyum mendengarnya.

"Kau juga membantuku, karena bukumu, keluargaku jadi menyayangiku. Aku juga mencintaimu Lucca" kataku.

Dia menggenggam tanganku,

"Aku ingin kau menjadi pacarku sebelum aku pergi. Biarkanlah kau yang menjadi sosok paling berarti diakhir hidupku" katanya.

Aku mengangguk,

"Aku akan senantiasa membantumu melawan penyakitmu, mengobatimu, dan menemani hari hari mu" kataku.

Tiba tiba..

JURNALISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang