Berkorban

396 14 0
                                    


Hoamm, gumamku. Kulirik jam dinding dikamar.

04.00?

Masih terlalu pagi.
Aku segera mandi. Dan bersiap. Walau masi pagi sihh...

"Yaelah Nau, ini mama baru aja masak. Udah siap aja" ucap Mama, aku senang diperlakukan yang wajar seperti ini. Ini berkat Lucca.

"Ehm, iya ma. Oh iya. Nanti jam satu, langsung ke RSmitra kemayoran aja ya ma" ucapku.
"Iyaa.." Mama meletakkan sandwich dibekalku.

"RS Mitra Kemayoran itu mana kak" tanya Neona yang barus saja turun.

"Ehm, pokoknya jauh ney" kataku bingung.

"Kok ney punya firasat buruk ya" katanya menatapku tajam. Duh, gimana ni? Aku beritahu gak ya?

"Eh nau. Berangkat sekarang aja" kata mama mengedipkan mata. Mama gak tau Neona tau hal ini.

"Iya ma, yaudah. See you Ma, Ney" kataku.

Setibanya disekolah..

"Maaf ya nau waktu itu aku ejek kamu" kata anak itu. Aku teringat 2 Bulan yang lalu..

"Hehe, iya gapapa kok. Aku jg udah nyadari. E iya nama kamu siapa?" tanyaku.

"Aiska Vairana.. Panggil Kika aja yaa" kata Kika mengulurkan tangan.

Aku tersenyum.

Singkat cerita. Kami sampai dikelas.

"Ehm Nau?" tanya Kika.

"Kenapa?"

"Lucca dimana sih? Kok 3 hari gamasuk sekola?" tanya Kika cepat.

"Kamu mau ngerampok apa tanya? Cepet banget" kataku tertawa. Kika ikut tertawa.

"Hahaha. Ah lu mah" kata Kika.

"Ehm, Luc...Lucca, Lucca dirumah sakit kik" kataku lesu.

Kika yang mendengarnya terkejut.

"Hah? Kok bisa nau? Di rumah sakit mana? Sakit apa?" Kika kaget.

Aku merasa kika mempunyai perasaan terhadap Lucca. Aku merasa sedikit cemburu.

"Lucca kanker ginjal, kamu jangan kesana. Soalnya..soalnya.." kataku memikir alasan, bagaimanapun Kika tidak boleh tau. Kalau sebentar lagi aku akan mendonorkan ginjalnya buat Lucca.

"Soalnya apa nau?" tanyanya seperti ingin menangis.

"Soalnya, Lucca sedang koma. Bahkan keluarganyapun tidak boleh mengunjunginya" kataku mengarang. Haduh, maafin aku Kik.

"Oo..eh nau, lo tau ga Lucca itu punya pacar ga?" tanya Kika. Kita mungkin sudah akrab, panggilnya lo, gue.
Tapi, aku sendiri pacarnya kik!

"Em, iya punya..pacarnya Lucca mau lo apain?" tanyaku menunggu jawaban Kika

"Gw rela mau jadi PHO, yang penting dapetin Lucca, siapa sih emangnya?" tanya Kika.
Duh gawat, aku itu pacarnya Lucca! Kik.

"Idk, but..dia gasebutin nama" kataku lagi lagi bohong.

"Ah, kurang dikit lagii loo nau! Ah lu mah" katanya sambil memanyunkan bibir.

Skip

12.30

Aku segera berlari keluar lapangan dan mencari taksi. Tujuanku hanya ke Lucca.

Sesampainya, Buru Buru aku menuju ruangan dokter.

"Adyla Naura Awantara" panggil perawat itu. Aku memang mempunyai jadwal khusus hari ini.

"Bagaimana hasilnya dok?" tanyaku.

"Hasilnya cocok"

"Alhamdulillah" kataku senang.

"Tapi, apakah kamu hari ini siap melakukan operasi?" tanya Dokter.

"Tentu dok, tentu saya siap" kataku tersenyum.

"Oke baiklah, pukul 02.30 yaa" katanya.

"Baik dok" kataku keluar ruangan.

Kulihat Mama dan Papa menunggu di ruang tunggu.

"Gimana nau?" tanya Papa.

"Pukul 02.30 aku operasi pa" kataku memeluk papa.

"Ya Allah, kuatkanlah anakku dalam menjalani operasi hari ini" kata Papa.

02.30

JURNALISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang