2

257 4 0
                                    

saat aku keluar kamar ayah sudah berdiri didepan pitu kamar ku dengan ekspressi.. menyesal. "zoel--","tak perlu meminta maaf aku sudah besar sebentar lagi usiaku 16 tahun dan aku sudah memutuskan"cetusku "baiklah.. tapi kau mau kemana? jangan bertidak bodoh"katanya cemas "apa? bodoh? tentu saja! aku akan bertindak bodoh, aku akan tinggal bersama ibu dan calon.ayah.baru.ku"kataku sambil menekankan kata ayah.baru.ku, ayahku masih diam menatap lantai "kau tahu? mungkin saja ayah baruku seorang psikopat yang sewaktu-waktu bisa membunuhku"lanjutku lalu pergi meninggalkannya "zoel"panggil ayah aku berhenti lalu melirik kebelakang "kau boleh memiliki mobil ferrariku, jika kau tetap tinggal dari dulu kau menginginkaya buka?"lanjutnya, "maaf ayah tapi tekadku sudah bulat, aku akan tinggal bersama ibu"sahutku "baiklah kalau itu keputusanmu tapi kau akan kehilangan teman-temanmu dan.. falen"ucapnya "not bad, aku akan berkujung saat natal dan ketika musim panas tiba "ucapku lalu pergi menaiki taxi aku berfikir untuk meugjungi falen dirumahya untuk memberitahunya bahwa aku akan meninggalkan Belgia tapi tatapanku berhenti kearah rumah Vero dan aku melihat Fallen "wait,sir"ucapku aku menuruni taxi "wait for a few minutes"ucapku ke supir taxi itu.. tunggu sedang apa Fallen kerumah Verro? sedang apa mereka? aku berlari kecil menuju rumah vero dari kejauhan menerka-nerka apa yang sedang mereka bicarakan tiba-tiba... they're kissing oh my eyes it was hurt me aku merasa seluruh jenis besi menancap dijantungku bahkan aku tidak pernah sekalipun melakukanya aku berlari menuju mereka aku mendorong mereka yang tak menyadari kehadiranku beberapa detik kemudian hantaman tanganku telah mendarat di wajah fale, hidugnya megeluarkan darah aku tidak peduli itu tidak sebandig dengan rasa sakit yang ku terima vero menganga kedua tanganya menutupi mulutnya seolah tak percaya dia menatapku mungkin dia kira aku akan menghabisinya wajahnya seperti mulan. tapi aku memilih diam ssudahku bilang air mataku sudah kerig aku takmungkin menangis. aku menunjuk wajah vero yang masih tercengang tak percaya lalu aku mengepalka tanganku aku berbalik pergi dan  berlari meuju taxi yang tadi kutumpangi "jalan"kataku tapa melihat kebelakang. aku masih mendengar suara vero yag memanggil namaku sampai suaru itu hilag begitu saja aku melihat hadphone ku 1 pesan dari ibu ibu tidak megirim alamatnya tapi dia akan menjemputku dibandara saat aku sampai London. aku menuruni taxi dan membayar upir taxi dan melaju pergi "miss"panggil supir taxi meyodorka kembalian "untukmu"jawabku lalu berjalan membeli tiket menuju London 2 jam lagi. aku berharap vero datangdan menjelaskan hal yang terjadi tapi nyatanya tidak hingga aku harus pergi meninggalkan Bruges, selamat tinggal kota kelahiraku Bruges selamat tinggal Belgia selamat tinggal kesuraman.

***

hai guy maaf klo jelek dan sering typo:( vote and commet ya dong please? thank you.

where's my happy ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang