Akhirnya aku meraih handphone rechard . Bagaimana kalau aku tak lagi bertemu dengan Rechard? Aku tidak ingin berpisah dengannya, mengapa aku begitu bodoh? Aku baru saja mengenal rechard tapi aku langsung menyukainya apakah ini tidak aneh? Tentu saja ini sangat aneh! Dan sekarang aku merasa takut tak dapat bertemu dengan Rechard orang asing yang baru ku kenal 2hari yang lalu, tapi aku tidak dapat mengungkirinya bahwa hal tolol ini benar-benar terjadi aku-menyukai-rechard "zoel kau tak apa?"Tanya rechard membuyarkan lamunanku "a-apa?! tentu saja aku tak apa, kau fikir aku sedang memikirkanmu? Jangan bodoh!"Ucapku dengan nada tinggi lalu memalingkan tatapanku keluar jendela "siapa yang berkata kau sedang memikirkanku? Aku tidak bilang begitu, kau yang mengakuinya sendiri!" ucapnya lalu tertawa palsu "a-apa? Jangan geer kau bukan levelku"sahutku sambil bertolak pinggang dia mengangkat sebelah alisnya, aku memutar mataku "apa?! Aku kan sudah bilang aku tidak memikirkanmu!"Tegasku dia "jangan berbohong aku tahu kau menyukaiku, benarkan?!"Jawabnya lalu tersenyum licik aku membulatkan mataku dan ku yakin wajahku sekarang semerah tomat busuk "a-apa?! Lihat akan ku telpon ayahku agar aku tidak terjebak dengan pria gila sepertimu!"Jelasku dan langsung mengetik nomer ayah "hallo ayah? Tolong kirimkan nomer ibu sekarang" ,"jangan membuatku menunggu lama. See u"ucapku sedetik kemudian ku matikan telponnya "see?! Aku sudah menelpon ayahku, apa kau puas?"Tegasku "good job"jawabnya kami menunggu balasan pesan teks dari ayahku dia menatap langit-langit mobil sambil memainkan jarinya di stir mobil, he's cool. "Kenapa melihatku seperti itu? Aku tampan? Aku tau betul itu"ujarnya dengan begitu percaya diri "benar kau sangat tampan"jawabku matanya membulat seolah tak percaya "benarkah?"Sahutnya "iya, jika dilihat dari sedotan"jawabku lalu tertawa keras "kau juga cantik, tapi aku sungguhan hanya penampilanmu yang kampungan sehingga kau terlihat.sangat.sangat.tidak.menarik"tegasnya lalu memutar bola matanya "sungguh?"Tanyaku "tentu saja"jawabnya. Dia bilang aku cantik?! Tentu saja aku sangat menawan buktinya saja aku membuat falen si kapten basket disekolah lama ku tergila-gila padaku meskipun akhirnya sangat mengecewakan tapi itu bukan masalah. "Ayahmu sudah mengirim alamat ibumu kau siap?"jelasnya "tentu.."Jawabku kamipun meluncur ke alamat yang telah dikirim ayahku "rechard?"Panggilku "hmm..?!"Sahutnya "apakah kita dapat bertemu lagi?"Tanyaku aku sungguh nekad, bodoh dan ceroboh! Bagaimana bisa aku bertanya seperti itu. Dia mengangkat alisnya meminta arti dari kata-kataku barusan "maksudku..mm aku tidak mungkin melupakan malaikat penyelamatku begitu saja, bukan?"Jelasku dia menyeringai lalu mengangguk tanda mengerti "mungkin jika bahasa inggrismu sudah lebih baik"jawabnya meledekku lalu kami tertawa keras "next time aku akan menghubungimu.."Ujarnya "baiklah.. "Jawabku lalu tersenyum penuh arti "kita sudah sampai"jelasnya "benarkan? Baiklah terimakasi rechard"jawabku lalu membuka pintu mobil dan menutupnya kembali dia menurunkan kaca mobilnya "sama-sama.. Zoel" sahutnya rechard pergi aku menatapnya sampai mobilnya hilang dalam pandanganku, aku akan sangat merindukannya aku harap suatu saat tuhan mempertemukan kami lagi. ketika aku berbalik aku sudah melihat ibu dari kejauhan melambai-lambaikan tangannya.
***
Dont forget Vote+comment
KAMU SEDANG MEMBACA
where's my happy ending?
Teen Fictionsetelah perceraian kedua orang tuanya zoel merasa tertekan dihidup zoel selalu dirundung pilu ayahnya berubah menjadi pemabuk, pemakai dan mengencani gadis muda berbeda setiap malamnya zoel dan yg terakhir zoel lihat ayahnya mengencani mulan teman s...