Chapter 5

359 58 8
                                    

                                 "Taman"

Jam masih menunjukkan pukul 05.30. Langit pun masih terlihat gelap dengan bercak oranye. Tanda yang menunjukkan bahwa matahari akan mulai menampakkan wajahnya. Memberi cahaya untuk semua makhluk di bumi.

Prilly menyingkap gorden yang menutupi jendelanya agar udara segar bisa masuk kedalam kamar melalui sela-sela ventilasi
Kamarnya. Gadis itu mengambil handuk kecil yang tersampir dipojok kamar lalu menggantungkannya dileher.

Sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar. Sekali lagi Prilly berdiri didepan jendela,menghirup udara segar yang masuk dengan rakus.

Prilly menuruni anak tangga satu-persatu. Matanya ia edarkan kesekeliling mencari keberadaan mbok Sum. Tepat dianak tangga terakhir,Prilly melihat keberadaan mbok Sum yang sedang memasak di dapur.
"Mbok..." panggilnya pelan

"Ehh iya non? Ada apa? Kok udah bangun?"

"Iya.Prilly mau lari pagi disekitar komplek,udah lama gak lari pagi.mbok Sum jaga rumah ya" Mbok Sum mengangguk mengerti sebelum akhirnya meneruskan memotong bawang melanjutkan memasak.

"Non Prilly mau dimasakin apa buat sarapan? Biar mbok Sum buatin"

"Apa ya? Yang simpel aja deh mbok..nasi goreng sosis. Aku jalan dulu ya mbok"

Sebenarnya selain untuk lari pagi Prilly juga berniat untuk melihat keadaan dan suasana di komplek. Melihat kegiatan apa saja yang dilakukan orang-orang komplek ini. Selain itu Prilly juga mencoba beradaptasi dan mengakrabkan diri sebagai penghuni baru di komplek ini.

"Iya non. Hati-hati"

***

"Prill...."

Prilly yang sedari tadi sedang berlari kecil mengelilingi komplek terjengkit kaget mendengar panggilan itu. Ia menoleh ke samping kanan dan menemuka Ali sedang tersenyum ramah padanya. Mengenakan celana trining panjang dengan kaos hitam lengan pendek,sepatu cat putih dan tak lupa handuk kecil yang bertengger di leher.

Prilly memperhatikan Ali intens. Matanya terfokus pada otot lengan Ali yang terlihat menonjol karena kaos ketat yang dipakainya. Prilly berpikir mungkin Ali sering melakukan gym hingga ototnya bisa berbentuk sedemikian rupa.

"Woyy...nglamunin apaan sih?" Ali yang sedari tadi bingung karena melihat Prilly hanya terdiam,mencoba untuk menyadarkannya. Masa ada cowok ganteng disampingnya ehh malah dianggurin dan lebih memilih mekamun. Apa kata dunia?

"Ehh..e..nggak kok" Prilly mengelak.

"Sorry. Kaget ya tadi? Habisnya elo sih,gue udah panggil-panggil kagak nyaut..sebel deh gue" Adu Ali pada Prilly sambil mengerucutkan bibirnya. Merasa aneh juga sih,kenapa manyunin bibir yahh? Kayak perempuan aja.

"Hehehe,Sorry Li,gue kira tadi yang manggilll....." Prilly menggantungkan kalimatnya.

"ORANG GILA...hahahahahaha" lanjutnya yang membuat Ali melongo tak percaya. Sedangkan Prilly tertawa ngakak tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Terus aja ketawa ampe sukses..."

Cercanya sambil memasang muka garang agar Prilly menghentikan tawanya. Namun bukanya berhenti,Prilly malah semakin menjadi hingga kini matanya mengeluarkan air mata akibat tertawa.
Merasa jengah karena terus ditertawakan Ali memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu. Baru kakinya akan melangkah,tangannya dicekal oleh Prilly hingga Ali berhenti lagi.

"Tunggu. Mau kemana?" Tanya Prilly masih dengan ekspresi geli.

"Pergi lah. Ngapain disini? Udah kaya badut gue,diketawain mulu"

Memilih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang