Chapter 6

473 55 1
                                    

                             "Pasar Malam"

Pasar malam. Suatu hiburan rakyat sederhana yang memberikan keseruan dan keceriaan. Yang biasanya digelar pada malam hari dan bertempat dilapangan terbuka. Menyajikan berbagai permainan seru dengan harga tiket yang jauh lebih murah dibandingkan harga tiket permainan di mall.

Banyak orang yang menyukai pasar malam. Entah itu anak kecil,remaja,orang tua atau bahkan kakek-nenek. Setiap kali orang datang ke pasar malam,mereka datang dengan membawa harapan untuk bisa bersenang-senang. Tertawa bersama kekasih,teman,sahabat ataupun saudara yang diajak. Menikmati kegembiraan yang diciptakan dari hal sederhana. Berbaur dengan orang-orang asing yang juga berharap kegembiraan disana.

Tak hanya itu saja. Di pasar malam kita bisa mencoba berbagai wahana yang tersedia. Wahana yang meguji keberanian seperti rumah hantu. Wahana yang menguji adrenalin seperti bianglala. Dan masih banyak wahana lainnya.

"Li,naik itu yukk ...."

"Lo gak salah mau naik itu?" Ali bertanya pada Prilly. Wajahnya terlihat antara bingung dan kaget.

Prilly menunjuk sebuah wahana yang ada di tengah lapangan. Dengan rasa semangat ia menggenggam tangan Ali dan menariknya ke tempat penjualan tiket yang saat itu antriannya sangat panjang.

Ali hanya pasrah mengikuti gadis itu. Memang dari awal,tujuannya mengajak Prilly ke pasar malam agar Prilly bisa sesukanya menaiki wahana yang ia ingin. Membiarkan gadis itu menjelajah hal baru yang belum pernah dirasakan. Setelah kemarin malam mendengar perkataan Prilly membuat Ali berinisiatif mengajaknya ke pasar malam.

"Li...." panggil Prilly lirih namun masih bisa Ali dengar.

"Hmm..." gumam Ali sebagai jawaban.

"Lo pernah ke pasar malam?" Tanya Prilly,wajahnya menengadah keatas memperhatikan bintang-bintang di langit yang malam ini tampak terang. Jari telunjuknya ia gunakan untuk menghitung bintang yang sangat tidak mungkin ia ketahui jumlahnya.

"Pernah. Dulu waktu masih kecil gue sering diajak mama,papa ke pasar malam. Hampir setiap weekend" jelas Ali menerawang kemasa lalunya. Ali selalu mengingat masa dimana Papanya masih ada yang selalu menyayangi dan melindunginya.

"Setiap malam sebelum tidur,gue selalu berandai-andai. Berharap untuk bisa kembali kemasa kecil gue,dimana gue bisa menikmati hidup tanpa masalah. Menjadi anak kecil polos yang hanya bisa terus tertawa tanpa beban"

"Tapi,gue tau itu gak mungkin terjadi. Gue sadar itu sudah berlalu dan gak bisa gue ulang lagi. Sekarang,gue hanya bisa menerima takdir yang tuhan berikan"
Prilly tertawa miris mengingat hidupnya sekarang. Menertawai dirinya sendiri yang sangat rapuh. Hidup sebatangkara tanpa ada orang yang menyayangi masih sulit untuk diterima.

"Gue tau apa yang lo rasain saat ini. Gue juga pernah ada diposisi lo,kehilangan seseorang yang kita sayangi. Walaupun rasanya sakit,tapi dari itu gue belajar untuk ikhlas menerima kenyataan. Rencana tuhan lebih indah dari yang kita tau"

"Gue kangen ayah,bunda. Gue pengen rasain kegembiraan kaya dulu waktu ayah ajak gue ke pasar malam. Naik berbagai wahana dengan tangan yang digandeng penuh sayang,dibeliin ini itu yang gue mau" Prilly merasa saat ini matanya terasa panas. Mengingat masa lalunya membuat ia ingin menangis. Menumpahkan segala kesedihan yang selama ini ia sembunyikan.

"Lo gak perlu ngerasa sendirian karena gue akan selalu ada buat lo,nemenin lo saat sedih ataupun senang. Janji!!" Ali menunjukka jari kelingkingnya sebagai tanda janji. "Besok jam 7 malam gue jemput. Gue bakalan ajak lo ke suatu tempat,gue akan jadi ayah lo..." Ali tersenyum tulus.

Memilih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang