Gadis Coffe

53 8 0
                                    

Setelah kumpul dengan hyung-hyungnya Jungkook akhirnya sampai di rumah tepat jam 7 malam. Sebelum masuk Jungkook mengetuk pintu lebih dulu, pembantu yang kerja dirumahnyapun membukakan pintu.

"Aden, sudah pulang?" tanya bibi itu sambil tersenyum, seperti seorang ibu yang menyambut anaknya.

"Hmmm......" balas Jungkook dengan senyuman tipis.

"Aden nggak kehujanan kan, tadi hujan deres banget soalnya." Bibi bertanya dan matanya mengamati pakaian anak majikannya itu.

"Udah ganti tadi, bi aku ke atas." Setelah mengatakan itu Jungkook melangkah ke lantai atas kamarnya tanpa menunggu respon untuk jawabannya.

bibi hanya tersenyum maklum ia sudah hafal bagaimana kelakuan anak majikannya itu. Sebab sejak bayi dirinya juga sudah ikut mengurus Jungkook.

Sampai dikamarnya Jungkook melemparkan tasnya kesembarang tempat, kemudian mejatuhkan tubuhnya kekasur king sizenya. Ia memejamkan matanya sebentar entah kenapa perasaanya masih saja terasa kosong. Jungkook bangun dari posisi tidurnya, ia mengambil tasnya dan diletakannya ditempat yang seharusnya.

Tok...tok..tok

"Aden makanya mau bibi antar kekamar atau nggak?"

"Nggak usah bi, nanti aku kebawah." Jawab Jungkook.

Setelah menjawab Jungkook segera mengganti pakaiannya menjadi baju rumahan. Kemudian ia turun kelantai bawah, menuju ruang makan dan makan makanan yang sudah disiapkan Bi Min Ah.

"Bi Mama kemana?." Tanya Jungkook sambil mengunyah makanannya.

"Ibu pergi ke butiknya, Den."

"Ohhh......". sahut Jungkook kemudian meneruskan kegiatan makannya.

"Bi aku ke atas, kalau Mama dateng suruh langsung ke atas aja."

Jungkook membuka pintu kamarnya kemudian ia menuju ketempat belajar, Jungkook membuka buku pelajaran yang kemarin belum bisa dipahaminya. Bukan, bukan karena Jungkook bodoh ataupun malas, justru Jungkook adalah seorang genius. Buku yang belum bisa dipahaminya itu adalah materi untuk anak kuliah S2. Jungkook bukannya kurang kerjaan atau apapun hingga mempelajari materi yang belum diperuntukkan untuknya, tetapi ia berpikir selagi bisa kenapa nggak.

Saat tengah serius membaca pintu kamarnya terbuka, tanpa menolehpun jungkook tahu siapa yang membukanya.

"Sayang, kenapa tumben-tumbenan Mama di suruh kekamar. Biasanya didepan pintu aja Mama udah diusir?."

"Ma, aku ingat dia." Sambil menolehkan kepalanya Jungkook mengamati ekspresi Ibunya.

"Sabar sayang bentar lagi juga ketemu kok." Min Na Ri mengusap kepala anak kesayangannya dengan lembut.

Jungkook menundukkan kepalanya, meskipun Mamanya mengucapkan kata-kat yang menenangkannya. Namun jauh disudut hatinya masih ada keraguan. Melihat anaknya yang masih sedih, Na Ri menghela napas sebentar. Sebagai seorang ibu dirinya juga tidak ingin melihat anaknya sedih seperti ini.

"Udah ah sedihnya. istirahat sana, jangan belajar terus. Nggak bosen apa Mama aja yang liatnya bosen."

"Hemm.... bentar lagi."

"Terserah kamu deh, penting jangan tidur malem-malem. Mama pergi dulu ya?"

"Hemm..."

Ting...!!!

Bunyi notif pesan Hpnya berbunyi, dengan malas Jungkook meletakkan bukunya dan mengambil hpnya. Setelah membaca pesan dari "si gadis coffe" begitu nama di kontak hpnya bibir semanis coklat itu melengkung.

"Akhirnya kita akan bertemu."

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang