7

204 16 3
                                    

“Aku berhenti mengejarmu bukan karna aku lelah dan juga bukan karna rasa sayangku sudah habis, tetapi aku sadar mencintai sendirian itu bukanlah cinta yang wajar.”

- - - - - -

Sudah lebih dari dua jam Tasya tak kunjung sadar, Andra sudah mencoba berkali kali untuk menyadarkan Tasya. Saat Andra mencoba membangunkan Tasya, Andra tak sengaja melihat kalung yang digunakan Tasya, Andra teringat kata kata peri waktu itu,

"aku hanya akan memberi sedikit petunjuk, ikuti kata hatimu, peri cantikmu menggunakan liontin berbandul peri. dan dia pernah bertemu denganmu. selamat berjuang Andra"

Apa benar mate nya itu Tasya? Jika benar, berarti Tasya seorang peri?.
Pikiran Andra berkecamuk, jika Tasya mate nya mengapa Tasya tak mencoba untuk mencari nya?

"Awww.." rintih seseorang yang membuyarkan lamunan Andra. Andra langsung sigap mengambil gelas berisi air putih dan menyodorkan ke seseorang yang merintih tadi.

"Mana yang sakit? Apa masih pusing? Apa kau lapar? Bilang padaku akan aku sediakan semuanya sekarang ini juga.." ucap Andra dengan rentetan pertanyaan yang membuat Tasya semakin pusing dengan jumlah pertanyaan sebanyak itu.

"Tenanglah Andra, kau membuat kepalaku semakin berdenyut. Aku tak apa, terimakasih telah menjagaku selama ini:) aku berhutang budi padamu" ucap Tasya yang tak enak hati karena telah banyak merepotkan Andra.

"Aku akan selalu menjagamu sya, aku tulus menolongmu... Jadi kumohon berhenti bicara bahwa kau berhutang budi padaku.." ucap Andra sambil memegang tangan Tasya.

Sebenarnya Andra ingin sekali berkata yang sejujurnya, bahwa dia sangat sangat mencintai Tasya. Tapi dia takut untuk mengatakan itu sekarang, dia takut Tasya akan membencinya jika identitasnya selama ini terbongkar dan Tasya mengetahui yang sebenarnya bahwa Andra adalah vampire.

Tasya yang melihat Andra melamun pun mulai angkat bicara "Andra? Mengapa akhir akhir ini kau banyak melamun? Apa kau ada masalah? Jika iya, aku bersedia untuk mendengarkan semua keluh kesahmu" ucap Tasya menggenggam tangan Andra dan tersenyum manis.

"Aku saja bingung aku kenapa, haha sudahlah tak usah dibahas" ucap Andra memalingkan wajah menghadap Tasya.

"Hm, baiklah.. jika kau butuh sandaran aku adalah orang pertama yang menyerahkan bahuku untuk kau sandari. Jika kau butuh sahabat aku juga yang akan bersedia mendengarkan semua curhatanmu:)" ucap Tasya sambil tersenyum tulus.

Sebaik itu Tasya kepadanya, ia tak salah mencintai Tasya. Dia gadis yang baik, sederhana, dan selalu mau menerima apa adanya. Lelaki mana yang tak mau memiliki kekasih seperti Tasya, fisik oke, hati pun dia oke.

Andra membalas ucapan Tasya dengan senyum manis "terimakasih, kau memang sahabat terbaikku:)"

Deg.

Mengapa hati Tasya terasa nyeri saat Andra mengucap kata sahabat? Memang benar dia dan Andra tak ada ikatan apapun, mengenalnya pun hanya kebetulan. Segera ia tepis semua pikiran pikiran itu.

"Andra, aku ingin pulang" regek Tasya pada Andra. Karena sebentar lagi hari mulai petang

"Apa sebaiknya kau tak istirahat disini dulu?" Tanya Andra, mengingat kondisi Tasya belum sepenuhnya membaik. Ia khawatir akan terjadi sesuatu saat Tasya tak bersamanya.

"Tidak Andra, aku ingin pulang.. bagaimana dengan kak Vino, aku tak mau dia sendiri dan cemas mencariku" ucap Tasya

"Baiklah baiklah, ayo aku antar" Andra dan Tasya menuju kedalam mobil, Andra membukakan pintu untuk Tasya.

Diperjalanan mungkin karena Tasya belum pulih benar, akhirnya dia tertidur didalam mobil. Andra menyetir dan sesekali melihat kearah Tasya. Dia tersenyum dan mengelus puncak kepala Tasya, Tasya menggeliat merasakan sentuhan tangan Andra yang mengelus kepalanya.

-Skip-

Didepan rumah Tasya, Andra menggendong Tasya menuju kedalam kamarnya setelah pintu utama dibukakan oleh Vino. Setelah itu, Andra pamit pulang dan membiarkan Tasya istirahat.

"Baiklah kak, aku pamit pulang dulu. Permisi" ucap Andra pamit pada Vino.

"Ya. Terimakasih bro, karna kau selalu saja menolong princess kecilku" ucap Vino tersenyum menatap Andra

"Sama sama kak, kalau gitu aku permisi dulu" ucap Andra

Vino kembali kedalam rumahnya setelah melihat mobil Andra menghilang dibelokan depan komplek, ia sangat senang bila Tasya mengenal Andra, Vino juga sudah tau bahwa mereka saling mencintai.. terlihat dari tatapan satu sama lain, jika iya Vino sangat berharap bahwa Andra adalah mate Tasya.

Yeayyy part 7 udah aku publis, makasih yang udah mau baca cerita aku:* jangan lupa vote sama commentnya:)  Makasih:*
-To be continue-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa AdanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang