GF~Permen Cokelat

111 7 5
                                    

Sekarang aku tau kalau kamu benar-benar gadis aneh.

Inzie memasuki kamarnya dan membanting keras pintu nya sehingga menimbulkan bunyi bedebam yang keras.

Ia menghempaskan tubuh mungilnya ke ranjang queen-size yang sudah 6 tahun tidak ia huni itu. Walaupun begitu, ranjang dan kamarnya masih tetap bersih dan rapi karena akan ada housekeeper yang menyempatkan untuk membersihkan kamarnya dan kamr lainnya.

Bagi inizie, tidak ada yang lebih melelahkan dibandingkan hari ini. Tidak ketika ia mengikuti prosesi pernikahan saudaranya di Bandung, tidak juga ketika ia melakukan penerbangan ke korea.

Baginya, hari ini mewakili hari-hari sebelumnya yang sangat melelahkan.

"Huuuh,"

Dengan cepat ia langsung mengganti seragamnya dengan kaos rumahan. Setelah itu, ia turun dan mengambil camilan berupa permen cokelat dan membawanya ke ruang keluarga.








Nessa berjalan ke ruang keluarga yang sudah ada inzie disana, yang sedang memangku bungkusan bewarna dark cokelat.

Nessa mengambil tempat duduk disamping inzie yang masih betah dengan majalah dan kacamata bacanya.

"Ehm..."

Setelah nessa berdeham pun inzie masih tidak menoleh sekalipun.

Nessa pun menyenggol lengan kakaknya itu, sehingga menyebabkan inzie memberenggut kesal dan meletakkan majalahnya dengan kasar ke meja kaca di samping sofa yang ia duduki.

"Heheh, peace kak.. Ehm, mau nganterin gue supermarket nggak?"

Inzie tergelak mendengar permintaan nessa yang dengan beraninya meminta inzie menemani nessa ke supermarket.

"Sorry, but i'm busy now."

Nessa mengerucutkan bibirnya sebal dan bersedekap dada. "Perasaan tadi gue lihat kak inzie cuma baca majalah aja. Tv nya aja cuma nyala nggak dilihatin."

Inzie menghela nafasnya panjang dan memijit pangkal hidungnya yang berdenyut pusing. "Sorry nes, tapi gue lagi mager. Pergi sendiri gih."

Inzie menyuruh nessa segera pergi dari rumah dan berjalan sendiri ke supermarket. "Iish, kak nanati kalau gue ketemu davin gimana?"

"Dia nggak bakal ketemu lo. Lagian rumah dia juga bukan di komplek ini kok. Dan satu lagi, gue ada urusan nanti."

Inzie langsung bergegas ke kamarnya setelah mengetahui bahwa jam sudah menunjukkan pukul 2:30.

Langkahnya ke kamar juga diikuti oleh nessa yang masih merajuk minta diantarkan ke supermarket.

"Ck, mau beli apa sih?" Tanya inzie saat sudah kesal diikuti oleh nessa terus-menerus.

"Beli... Susu kotak kak, di kulkas udah habis. Kalau nungguin mama nggak kwburu, mamam sama papa pulangnya malem kan? Nah aku maunya sekarang kak."

"Aduuuuuh, gue tuh mau ketemuan sama temen-temen gue."

Inzie kemabli menutup pintu kamarnya dan segera mungkin menguncinya.

"Kak... Ayo laaaah," pintu kamar inzie yang bercat putih itu masih saja di gedor-gedor oleh nessa yang gigih pada pendiriannya.

Inzie tak menghiraukan gedoran dan teriakan-teriakan permohonan nessa. Ia langsung merebahkan dirinya di kasur dan mengambil iPhone-nye yang berada di nakas samping tempat tidurnya.

Grup line: FIFTH LIGHT

Liersa. Aliena: emm, jadi nggak?

Kasyeva.        : ya jadilah, masa' nggak!

I Hope You (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang