tarabiscote - 01

804 89 49
                                    

Seoul, 20 Juli 2017

Tzuyu melangkahkan kakinya dengan anggun di sepanjang koridor. Tangannya menggantung di lengan tasnya. Dan sepasang earphone tersumpal di telinganya.

Hari ini hari pertamanya sekolah di Seoul. Di salah satu SHS terkenal di kota itu. SHS Hannyoung. Dalam hati ia terus berdoa, semoga Tuhan memberkatinya dengan teman-teman kelas yang baik.

"Na maeumeul samkinda .. Hayan dalkkocceul angoseo .. Nae mame muldeunda .. Hwanhan misol angoseo~" gumamnya menyanyikan sepenggal lirik lagu Swallowing My Heart dari B1A4 sambil terus berjalan lurus, namun matanya terpejam menikmati musik yang teralun di telinganya.

'DUG'

"Appo!" pekik Tzuyu saat kepalanya menabrak sebuah dada bidang seseorang. Ia mendongak sambil masih mengusap-usap keningnya yang rasanya seperti dijatuhi beribu-ribu batu.

Mata Tzuyu membulat saat melihat wajah seorang namja dengan tatapan tajam berjarak hampir satu sentimeter dari wajahnya. Sontak ia mendorong namja itu, dan namja aneh itu hanya menaikkan sebelah alisnya lalu membenarkan tasnya yang tersampir di salah satu bahunya.

Jantung Tzuyu berdebar tidak beraturan. Bahkan sampai namja itu melangkah meninggalkannya. Ia masih shock karena wajah namja tadi yang berada sangat dekat. Ia sangat bersyukur bahwa ini masih sangat pagi sehingga tidak ada satupun siswa yang melihat kejadian memalukannya tadi.

Tzuyu tersenyum saat melihat seorang ajhussi dengan jas hitam di tubuhnya yang sedang tersenyum kecil menatapnya. Itu Paman Kim. Tzuyu menghampiri pamannya masih dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Annyeong paman!" sapanya sambil membungkuk.

Paman Kim hanya terkekeh lalu berjalan mendahului Tzuyu yang masih tersenyum. "Kajja, kita ke kelas barumu," ujarnya berjalan membelakangi Tzuyu.

Tzuyu mengikuti langkah pamannya sampai ia berhenti di depan kelas musik II-2. Ini kelas barunya.

"Ini kelasku paman?" tanya Tzuyu sambil tersenyum kecil.

Paman Kim tersenyum dan mengacak-acak rambut keponakannya. "Iya ini kelasmu, dan aku wali kelasmu. Apa kau akan selalu ramah seperti ini? Kau sangat cantik jika tersenyum, bisa-bisa murid-muridku terpesona olehmu," goda Paman Kim sambil tersenyum genit.

"Paman!" rajuk Tzuyu.

Paman Kim melangkah masuk ke dalam kelas didiknya. Saat Paman Kim masuk, semua murid yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing langsung kembali ke mejanya dan memberi salam pada Paman Kim. "Annyeonghaseo Kim Seosangnim," ujar mereka sambil membungkuk

"Ne, anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru, seorang yeoja pindahan dari Indonesia. Tzuyu silahkan perkenalkan dirimu," ujar Paman Kim.

Tzuyu mengangguk. "Annyeong chingudeul, Nan Chou Tzu Yu imnida. Kalian bisa panggil aku Tzuyu. Semoga kalian bisa menerimaku dengan baik," ujar Tzuyu dengan senyuman manis di bibirnya.

Paman Kim terkekeh saat melihat para anak laki-laki didiknya menatap keponakannya dengan tatapan memuja. "Ya! Kalian itu namja, bersikaplah baik sedikit!" seru Paman Kim sambil terkekeh.

tarabiscotèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang