1. Dihujat

36.3K 4.8K 550
                                    

Samantha membawa beberapa berkas yang diyakini sebagai 'skripsi'nya. Belum selesai memang, dia hanya menyelesaikan baru bab satu. Dan hari ini mulai bimbingan.

Tanya kenapa Samantha bisa tau hari ini bimbingan ? Semua berkat sosial media. Ya, pertemuan kemarin menunjuk salah satu mahasiswa bernama Lee Taeyong sebagai ketua. Jadi, Taeyong membuat grup disebuah aplikasi bernama line untuk memberikan informasi terkait bimbingan.

Samantha senang, karena didalam grup tersebut tidak ada oppa-- eh Pak Chanyeol. Tapi dia tidak senang melihat nama grup tersebut, Jamaah Bimbingan Chanyeol Oppa.
Demi apapun, Samantha merasa jijik dan berniat untuk tidak join. Tapi ya mau bagaimana lagi, dia juga tidak ingin ketinggalan informasi.

Jadwal bimbingan dia dan Sunbin tidak sama. Jujur, Samantha memang terkenal dikampus karena kecantikannya, tapi dia sama sekali tidak mengenal mahasiswa-mahasiswi lain selain Sunbin. Dia merupakan mahasiswi kupu-kupu a.k.a kuliah-pulang, sehabis kuliah langsung pulang.

Samantha deg-degan bukan main saat menunggu didepan ruang rektorat. Ya, kelas bimbingannya berada di ruang rektorat. Samantha bukan deg-degan karena senang bertemu lelaki mirip biasnya itu, tetapi Samantha takut bertemu dengannya mengingat pertemuan mereka kemarin sangat-sangat memalukan.

Para perawan jejeritan merasa senang bisa bimbingan face-to-face dengan lelaki berdarah Korea itu, tapi tidak dengan Samantha. Dia terus menggigit bibir bawahnya menandakan bahwa dia tidak berani menatap wajah pria itu--bahkan untuk membayangkannya saja dia tidak mau.

Semua orang yang keluar dari ruangan rektor itu tersenyum senang. Samantha berfikir bahwa tampaknya lelaki bernama sama dengan sang bias mungkin tidak semenakutkan itu.

Dan saatnya Samantha masuk. Dia terus menundukkan wajahnya. Jangan tanya bagaimana aura ruangan itu. Sangat menakutkan bagi Samantha. Lelaki itu bahkan tidak senyum dan sangat dingin.

Kok kayanya mereka seneng-seneng aja keluar dari sini ?
Bahkan ruangan ini rasanya lebih terkutuk dari pada rumah hantu.

"P-pak. Ini, bab satu skripsi saya." Samantha menyodorkan berkasnya dan Chanyeol membacanya dengan seksama.
Dia memicingkan matanya, menjelajahi kata per kata, membuat Samantha semakin takut dengan makhluk yang ada di depannya.

"Hm."

"Bagaimana pak ? Apakah saya harus revisi bagian tertentu."

"Tidak."

Samantha bernafas lega.

"Tapi semuanya. Bahkan berkas anda ini lebih parah dari bungkus kacang rebus. Kalo kacang rebus bungkusnya koran namun berbobot, tapi berkas anda, sama sekali tidak berbobot. Bisa saya simpulkan bahwa kerjaan anda ini tidak lebih dari sampah."

Bangsat!

Samantha hanya mengangguk pasrah. Bahkan dia masih tidak berani menatap mata lelaki di depannya itu.

"Revisi ini semuanya. Dan saya harap anda mengganti judulnya. Apa ini ? Pengaruh Roti Sobek Oppa Korea Terhadap Kandasnya Hubungan Masa Remaja, terdengar sangat menjijikan."

Samantha hanya diam. Ya, yang dia bisa lakukan hanya diam. Tidak mampu membuka suara sedikitpun. Dan dia ingin sekali mengganti dosen pembimbing skripsi.

"Revisinya saya harap anda bisa berikan dua minggu lagi. Saya sibuk minggu depan, ada urusan bisnis."

Samantha mengangguk.

"Baiklah, anda sudah boleh keluar."

Samantha mengucapkan salam lalu keluar dari ruangan itu. Dia segera berlari menuju Kepala Jurusan untuk meminta pengganti dosen pembimbing.

"Pak Mukhlis, apa boleh saya mengganti dosen pembimbing ?"

"Hmm, dengan alasan apa anda ingin mengganti dosen ?"

"Saya jurusan Ilmu Hubungan Jarak Jauh, dan sekarang saya dibimbing oleh dosen pengganti yang bidangnya bisnis."

"Siapa nama dosen pembimbing anda ?"

"Park Hyunbin, tapi sekarang di ampu oleh Park Chanyeol."

"Kalau urusan itu, maaf saya tidak bisa. Tapi coba anda bicara sendiri pada rektor. Saya tidak bisa memutuskan jawabannya sendiri. Harus ada kesepakatan dari dosen pembimbing yang sekarang."

"Baiklah Pak, terima kasih."

Samantha mencoba menemui Park Hyunbin selaku rektor kampus, tapi hasilnya nihil. Samantha mencoba kembali datang ke ruangan rektor. Disana dia menemukan bias gadungannya.

"Ada keperluan apa anda kemari lagi ? Masih ada yang ingin ditanyakan kah mengenai skripsi ?"

"Maaf pak, apakah hari ini saya bisa menemui pak rektor ?"

"Beliau sedang mengajar, mungkin setengah jam lagi selesai. Mau menunggu ? Silahkan duduk."

Gue ?
Disuruh nunggu bareng si tiang sutet ini ?
Berdua ?
Hell no!
Trauma.

"Saya nunggu diluar aja pak, permisi."

Samantha keluar dari ruangan tersebut. Dia tidak terlalu senang dengan dospemnya, walaupun benar-benar mirip biasnya.

Setengah jam berlalu, akhirnya Samantha bisa menemui Pak Hyunbin.

"Selamat siang bapak, maaf pak, apakah saya bisa mengganti dospem ?"

"Kenapa ?"

"Em, begini, saya kan jurusan Ilmu Hubungan Jarak Jauh, dan saya dapat dospem Pak Chanyeol. Saya dengar beliau juga mengurus bisnis. Saya ingin mengganti dospem yang mahir di bidangnya pak."

"Anda tau, banyak yang menemui saya hari ini demi bisa mendapatkan dospem Park Chanyeol itu. Tapi anda malah menolaknya. Bagaimana ya, saya mungkin tidak bisa mengubahnya. Lagian, Chanyeol ahli di bidang hubungan jarak jauh." Hyunbin memberikan wink kepada Samantha.

Dan respon Samantha tentu saja pongo.

Pak rektor barusan ngegoda gue ya ?

"Tapi pak, saya mohon, saya ingin diganti dengan siapa saja."

"Tidak ada tapi-tapian. Anda tetap akan di ampu oleh Park Chanyeol."

"Pak--"

"Sekali tidak, tetap tidak." Hyunbin tersenyum kepada Samantha.

Sialan!

"Baiklah pak, permisi."

Jadi, gue sampe tamat bakal sama dia ?
Trauma gue (':
Baru aja ketemu udah dihujat-hujat kerjaan gue.

Tegarkan hambamu ini ya Tuhan.

Dosen Pembimbing Skripsi • PCY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang