Akad Nikah

40.1K 2.5K 16
                                    

Aku berdiri didepan cermin sambil memandang diriku yang 99 derajat berubah drastis!

Bagaimana tidak? Kali ini aku memakai kebaya putih dengan jilbab yang digulung serta memakai rok span batik.

Hari ini adalah hari akad nikahku. Beberapa jam lagi aku resmi menjadi istri SAH, dari seorang lelaki yang bahkan belum pernah aku lihat.

"Dek?"panggil mas azzam yang menimbulkan kepalanya dibalik pintu.

"Masuk aja kali mas, kaya maling aja deh gitu-gitu"protesku yang langsung duduk dikursi rias tepat didepan cermin. Mas azzam menghampiriku lalu menarik kursi yang biasa aku pakai untuk belajar mendekat kearahku.

"Kamu beneran ikhlaskan?"tanyanya tiba-tiba dengan tatapan yang sulit kuartikan.

"Ikhlas mas. Alifa ridho"jawabku tersenyum berusaha meyakinkannya.

Mas azzam menangkup wajahku, menatap tepat dimanik mataku. Tak sadar ternyata air matanya jatuh dengan segera ia menepisnya.

"Dia adik kelas mas ketika masih SMA  faaa"ucap mas azzam. Aku hanya mengangguk. Berarti bukan anak pesantren(?) Hm aku fikir ia anak pesantren. Pupus harapanku, ingin dinikahi oleh seorang lelaki tamatan pesantren. "Tapi InsyaAllah dia sesuai dengan kriteria kamu"timpal mas azzam menatapku.

Ia seolah tau kekecewaan yang terukir diwajahku. Aku hanya tersenyum tipis. "Dan kamu tau faaa, dulu ketika SMA dia itu most wanted disekolah. Hampir seantero sekolah ngejar-ngejar dia sangkinkan gantengnya!"

"Trus mas azzam termasuk yang ngejar dia gitu?"pekikku terkekeh membuat mas azzam memajukan bibirnya.

"Ih maksud mas yang cewek-cewek doang! Iya kali mas LGBT"protesnya memutar bola mata jengah.

"Buat apa ganteng kalau gak tau agama mas! Aku ragu dia menjadi imamku mas!"

"Gak tau agama?"

Aku hanya mengangguk menatap mas azzam yang sudah berdiri menatapku seolah ingin menerkamku hidup-hidup. "Kamu salah fa! Salah besar. Bahkan agamanya itu lebih dari kamu walaupun kamu anak tamatan pesantren!"

Aku mengurut pelipisku, sebaik apasih dia sampai-sampai keluargaku selalu memujinya?. Yah! Aku memang tamatan pesantren, tapi ketika SMP. Dan ketika SMA aku melanjut ke-Madrasah Aliyah Negeri. Berbeda dengan mas azzam yang memilih Sekolah Umum. Aku bukan  wanita Muslimah yang sesuai syariat2 amat kok, serius. Tapi setidaknya, aku berusaha memperbaiki diriku agar sesuai dengan syariat Islam. InsyaAllah.

"Mas yakin dia bisa membimbing alifa menjadi lebih baik? Menjadi Muslimah sesuai syariat?"tanyaku meyakinkan. Mas azzam mengangguk serius.

"Seratus persen mas yakin. Lihat aja nanti, kamu tidak akan mengeluh tentangnya"ucap mas azzam percaya diri membuatku mengangguk.

Kita lihat saja mas azzam.

"Astagfirullah mas. Daritadi mas dicariin abi malah disini berduaan sama alifa"gerutu kak khanza yang menatap kami sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya.

"Loh dipanggil abi?"tanya mas azzam balik. Kak khanza mendekat kearah kami---Ah! Lebih tepatnya mendekat kearah mas azzam. Kak khanza mengecup bibir mas azzam sekilas membuat mataku membulat sempurna.

"Astagfirullah. Kenapa kak khanza dan mas azzam berbuat tidak senonoh didepan alifa sih!"pekikku seperti orang kesetanan dan langsung menutup mataku.

"Kok gak senonoh? Kita udah mahram kali"seru mas azzam yang memeluk pinggang kak khanza.

"Ya tapikan ngelakuinnya gak usah didepan alifa jugaaa!"protesku menyingkir dari kedua insan itu.

"HAHAHA maaf fa maaf. Habisnya kakak kesal sama mas azzam. Udah tau malah nanya lagi"kekeh kak khanza mengelus pucuk kepala mas azzam. Mas azzam masih memeluk pinggang kak khanza. Posisinya mas azzam masih duduk dikursi dan kak khanza berdiri. Uhm, mereka sosweet.
"Yauda deh yauda"ketusku langsung duduk ditepi ranjang.

HALALKANMU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang