"Berikan aku senyum itu akan ku koyak-koyak menjadi puing kecil lalu ku simpan di saku lusuh"
-saku lusuh (kupu-kupuisi)***
Sabtu kali ini hitam, gelap memukul telak cahaya matahari di langit ibu kota. Sabtu adalah freeclass di SMA NusaBakti siswa-siswa boleh melakukan apa saja dihari itu. Rintik sudah mulai menari gemulai di atap rumah, bahu jalan dan di hati seorang perempuan yang duduk manis di bangku taman sekolah dengan payung hitamnya, perempuan bermata sendu itu menengadah ke atas seolah sedang berinteraksi dengan langit.Perempuan bermata teduh itu menangis dalam keluhnya mengumpat dalam diamnya
"Lo nangis?" Sapaan dari belakang badannya membuyarkan lamunannya, ternyata dari tadi Guntar memperhatikan perempuan itu dari kejauhan
"Eng--engga ini kena hujan" jawabnya mencari alasan
"Mau permen?" Guntar memberikan permen lolipop yang dibelinya dikantin tadi pagi lalu menyodorkan permen ke arah perempuan itu
"Boleh" singkat perempuan itu dengan memberikan seuntai senyum yang manis dan menenangkan
"Nama gue Guntar Dicandra anak kelas 11" dengan senyum yang tat kala manisnya
"Aku Bulan, pindahan dari Bandung" dengan tatapan teduhnya menatap iris mata Guntar yang coklat
"Kemarin maaf gue ga sengaja nabrak lo, pasti sakit ya maaf"
Lagi-lagi perempuan itu hanya diam dan membalas dengan senyum penuh tanda tanya"Guntaaaaarrr !! Woiii!" Teriak Johny dari kejauhan yang membuat tatapan mereka menjauh dan melihat arah ke teriakan, Johny adalah teman dekat Guntar, nama panggilannya ya johny tapi nama panjangnya Jono hardy
"Wah parah lo cepet gerak lo yaa anak baru di pepet" ketus Johny sambil melirik Bulan
"Berisik lo jon, kenapa sih lo"
"Ituuu Dian ngamuk nyari lo gara-gara sepatunya lo lempar ke pohon"
"Gaswat siap-siap dijewer gue jon""Lah iyayak"
Guntar tak menyadari bahwa Bulan dari tadi menahan senyum mendengar tingkah Guntar
"Yudah yuk kita ikhtiar Jon, Bulan kita tinggal dulu yaa, miss you" dengan mengedipkan matanya, padahal baru kenalan beberapa menit yang lalu
"Iyaa Guntar" Bulan menahan senyumnya***
Koridor sekolah lengang menyisakan sedikit kebisingan. Benturan sepatu dan lantai , decit spidol dan papan tulis, dan desau angin membanting ranting menjadi nada khas di sekolah.
Tiara duduk manis dipinggir lapangan memandang lapangan sekolah, mata coklatnya memandangi gerak-gerik siswa kelas 12 yang bermain dengan apik.
Lalu. . .AAWW!!ADEHDEHH! Guntar dengan gemas menarik pipi Tiara dengan kencang,
"Guntaaarrr!! Sakit woii!" Dengan nada kesal
"Maaf ga sengaja ra" dengan senyum jahil mengembang di wajahnya
"Yakali ga sengaja" melihat Guntar dengan mata menyipit
"Nih jaket lo kemarin, maaciw tar" dengan mengacak-acak rambut Guntar"Yaelah umbar-umbar kemesraan di sekolah" ketus Johny
"Yeeeee sirik aja lo ayam kremes" kekeh guntar"Ehh gue bawa bekel nih tar, lo belom makan kan?" Dengan membuka kotak makan yang sedari tadi dipegang Tiara
"Ayook suapin tapi ya haha""Gue juga suapin ra, laper nih" Johny pun ingin ikut andil dalam makan-makan mesra antara Guntar dan Tiara
"Udaahhh jono pergi lo sana ke kantin nih gue kasih duitnya" Guntar merasa Johny menjadi nyamuk diantara dia dan sahabatnya
Sialan loooo, Johny melengos pergi dengan muka kesalnyaSedang asik makan berdua di pinggir lapangan tiba-tiba bola melesat ke arah Guntar, sontak Guntar yang terkena bola itu marah, ternyata yang sengaja melempar adalah Junior, kakak kelas 12 yang dari dulu suka dengan Tiara
Namun begitulah Tiara selalu menutup hati untuk laki-laki manapun karena di hatinya sudah ada nama yang terukir indah. Ya siapa lagi kalau bukan "Guntar" pemilik senyum termanis dan mata yang indahGuntar bangkit mengambil bola basket itu lalu memainkannya, sambil menunjuk semua anggota tim basket itu seolah menantang mereka semua.
Satu orangDua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Dan junior pun berhasil dikelabui dengan permainan Guntar yang baik, lalu lompat melakukan layup dan "booommmm!" Bola pun masuk ring dengan indah
Dan semua siswa yang menonton pun bertepuk tangan melihat aksi Guntar yang mengelabui tim basket sekolah dengan mudahGuntar dengan tatapan sinisnya lalu tersenyum merehmehkan.
"Kalo ga bisa maen, ntar gue ajarin" dengan menunjuk ke arah Junior yang mematung tak percaya lalu pergi ke arah Tiara yang dari tadi tak sedetikpun melewatkan aksi dari sahabatnya itu"Ra, cium gue dong, gue tadi keren kan" menyombongkan dirinya sambil tersenyum jahil
Adaaww!! Ringis Guntar
Tiara mencubit perut Guntar "mesum looo emang dasar, yuk ah cabut" dengan menarik lengan Guntar dan segera pergi dari pinggir lapangan***
Di bawah pohon besar sekolah ditemani rintik yang lagi-lagi jatuh
Dua sahabat saling bertukar senyum"Ra?" Memanggil nama sahabatnya
"Iyaa tar" menatap mata coklat Guntar
"Lo tau ga kenapa hujan terus jatuh dengan sia-sia? sedangkan bumi cuek dan terus berotasi ga nanggepin" dengan nada seperti memberi pertanyaan teka-teki ke Tiara. Guntar terkadang menjadi melankolis dan sering memberikan pertanyaan tidak jelas ke sahabatnya ini
Tapi Tiara menanggapi karena dia sudah paham tingkah sahabatnya"Tar hujan jatuh ga sia-sia kok, karena dia bumi jadi hidup makin hijau malah yahhh walaupun bumi terus cuek tapi itu pengorbanan dari hujan" dengan tatapan ke depan dengan senyum yang penuh arti
"Keknya lo paham bgt ra haha" menyikut lengan Tiara dan tertawa
"yeeuuu pertanyaan lo ga jelas dasar" membalas menyikut lengan Guntar
---gue paham kok Tar karena gue yang selalu ada di samping lo tapi lo malah cuek ga ngerti gue ada perasaan lebih ke lo--- gumam Tiara dalam hati"Nanti pulang gue tunggu depan sekolah yaa"
"Iyaaaa Guntaarr, udah ah mau ke kelas gue" dengan mengacak-acak rambut Guntar
"Yudah, mau gue gendong?" Sahut Guntar dengan tatapan jahilnya
OGAAAHHH!!! Byee!
Guntar tertawa lepas berhasil menggoda sahabatnya***
Haaiii votenya yaaa :)
Nanti lanjut part selanjutnyaa thankss
KAMU SEDANG MEMBACA
Lan
Teen FictionAku ingin menjadi penikmat senyummu dari beranjak subuh hingga merangkak senja Check this story out yaaa :)) Vote dan comment jangan lupa