"Bagaimana lagi kawan - kawan..." pria itu tersenyum manis bagaikan sang devil. "Kita tahan dia saja bersama kita."
.
.
.
~~tIkement~~
an: Kawan sankyuu yang dah bilang lanjut ini daku lanjutin, tapi main story aku masih sfl jadi maaf klo rada slow update^-^''
enjoy
.
.
Author pov
Setelah mengusulkan untuk menahanmu bersama mereka, mereka membawamu menuju tempat yang sangat asing bagimu.
Selama perjalanan tanganmu terus digenggam oleh pria bersurai putih.
Awalnya si hitam putih mengusulkan untuk memborgolmu. Uuu jaatnya... tetapi si putih, Atsushi, mengusulkan untuk memegang tanganmu saja, agar kamu tak kabur.Selama perjalanan kamu mengumpat dalam hati, menyesal telah tertipu dengan ketampanan mereka.
-flashback
"Aaaaaaaaa pusing!" kamu mengacak rambutmu frustasi. Sudah lima jam berlalu sejak kamu mengerjakan naskah dramamu dan sekarang sudah pukul nol nol malam :v
"Aku butuh pencerahan..." kamu bangun dari ruang kerjamu, mengambil mantel coklatmu dan berjalan keluar apartemenmu yang... bisa dibilang lumayan mahal. Tapikan kamu ini seorang penulis naskah drama yang lumayan terkenal jadi untuk bekerja sama denganmu membutuhkan money - money - money yang banyak.
Kamu berjalan menyusuri jalanan disekitar apartemenmu. Lokasi tempat tinggalmu sangatlah strategis karena tepat dua blok dari jalanan apartemenmu menara Tokyo berdiri kokoh disana.
Dor!
Kamu menengok ke arah belakangmu. 'Suara tembakan?' batinmu was was. Saat menengok ke arah kamu mendapati seorang pria yang mengenakan masker sedang berlari ke arahmu.
'Siapa dia? sh¡t kenapa aku jalan - jalan tengah malem kayak gini sih? jadinya bahaya.'
Kamu melihat ada orang lain di belakang pria bermasker itu. Mereka sedang...
'Kejar - kejaran? '-'
Well orang yang berada di belakang pria bermasker itu sih lebih keren penampilannya. Dia memakai; kemeja berwarna gading putih, dibalut dengan jas coklat, dan dibalut lagi dengan mantel berwarna hitam.
Gak sekalian keju mozarellanya mas? '-'
Pria yang dibalut - balut itu berlari bag. Naruto yang mengejar Sasukeeeh. Si empu berlari makin dekat ke arahmu dan...
Brrug!
kamu tak sadarkan diri.
~~
Kamu mengerjapkan matamu beberapa kali. 'Taman?' sekarang kamu sedang berbaring di salah satu bangku yang berada di taman itu.
'Kenapa aku bisa disini?' otakmu me-replay kejadian yang kamu lalui beberapa menit tadi.
"Ooh Kami-sama. Pria yang berjas tadi ketjeh badai." Matamu berkilatan cahaya - cahaya ilah-// maksudnya pancaran cahaya yang hanya dimiliki oleh seorang fangirl.
"Siapa yang membawaku kesini ya?" Kamu memejamkan matamu sambil berpikir. "Jangan - jangan pria berjas tadi? KYAAAAA!!"
Kamu berjalan keluar taman Tokyo itu, menghela nafasmu perlahan dan berjalan lurus lagi.
Braak!
"Suara apa itu?" Kamu berlari kecil menuju sumber suara tadi. Sebelum sampai ke tkp kamu memperlambat langkahmu takut jika terjadi sesuatu seperti tadi. 'Apa aku akan baik - baik saja?'
Di mulut gang kecil itu kamu berdiri ketakutan, kamu ragu. Kamu membulatkan tekadmu dan...
Dor!
Kamu bergidik ngeri melihat apa yang kamu saksikan di gang kecil itu. Kamu melihat seorang ikemen membunuh seseorang. Kamu langsung menatap wajah si pembunuh, perban terbalut di mata kanan pria itu, percikan darah korban juga terlihat di wajah pria itu.
"Pria yang tadi?"
tes.. tes...
Tanpa kau sadari air matamu jatuh satu persatu. "Kenapa dia membunuhnya?" lirihmu pelan.
Pria perban itu mengambil sesuatu dari kantong si mayat. "Kami mengambilnya kembali." Ucapnya dingin. Pria itu mengangkat barang tersebut, sebuah belati pendek yang terlihat seperti katana.
'Apa dia seorang pencuri?' batinmu.
"Ayo kita pergi." Ucap pria perban itu lalu melangkahkan kakinya menuju mulut gang.
'Kita?' kamu mulai ketakutan setelah mendengar kata kita. 'Dia bersama siapa?'
"Akutagawa pastikan tidak ada bukti disini." Satu persatu kamu melihat beberapa orang keluar dari kegelapan gang tersebut.
'Aku harus pergi dari sini.' Dan akhirnya kamu berlari sekuat tenaga menuju apartemenmu.
-flashback of
"Atsushi-kun." Panggilmu sambil berbisik.
"Ah iya [name]-san ada apa?" Jawab pria bersurai putih itu ramah. Menurutmu Atsushi adalah pria yang paling lembut dan ramah di antara grup ini.
"Um.. boleh aku bertanya sesuatu?" Ucapmu ragu - ragu.
"Boleh kok." Jawab Atsushi masih berbisik.
"Kenapa waktu itu kalian tidak membunuhku?" Ucapmu dengan nada yang bisa dibilang sedih. "Maksudku. Kalian bisa saja membunhku kalau kalian mau saat itu."
"A-Aa.. itu karena Dazai-san yang memintanya." Jawab Atsushi dengan canggung. "[name]-san maaf... apa kami membuatmu takut saat itu?" tanya Atsushi.
Kamu mengangguk lemah. "Hm itu sangat menakutkan." Kamu menyunggingkan senyuman yang bisa dibilang memaksakan.
"Gomen..." Atsushi merendahkan suaranya. "[name]-san yang terpenting, kau harus tau kalau kami bukan orang jahat." Ucap Atsushi lagi meyakinkanmu.
"Hei kalian yang paling belakang. Apa yang kalian bicarakan?" Ucap si tsundere pendek penasaran.
"Chuuya-kun kepo." Jawab Ranpo santai masih mengemut permennya.
"Temeee."
Kamu tertawa mendengar percakapan mereka berdua. Mungkin Atsushi benar, mereka bukanlah orang jahat. Dan berada diantara mereka bukanlah hal yang buruk juga bukan?
TBC~~~~^^'
Disini ada yang suka Kunikida?

KAMU SEDANG MEMBACA
Prisoner
FanficKamu adalah seorang saksi dari peristiwa kejahatan di Yokohama(menurut kamu). Sialnya pelaku tindak kejahatan tersebut bukanlah komplotan biasa. [DazaixReaders][Slight readers x bsd chara][Authors au] ~~~ Lalu bagaimana nasibmu selanjutnya? Asagiri...