1 :: Pertemuan

216 14 6
                                    

7 Tahun yang lalu..

Aku tersenyum melihat taman yang penuh dengan kupu kupu ini. Mereka terbang kesana kemari dengan perasaan bahagia tanpa memikirkan adanya masalah dalam hidupnya.

Aku pun mendekati salah satu kupu kupu yang menurut ku sangat cantik.
Setelah dapat aku langsung memasukannya ke toples dan membawanya kerumah.

"Yeay, aku punya peliharaan baru." Aku pun berjalan menuju rumah sampai beberapa langkah tiba tiba ada yang memegang pundakku.

"Lepasin kupu kupunya." Katanya dingin.

Aku menoleh, dan melihat seorang cowok seumuran denganku yang tidak aku kenali.

Aku pun langsung menangis karena kupu kupu yang ditangkapku dengan susah payah langsung direbut olehnya dan dia membuka toplesnya sehingga kupu kupunya terbang.

"Ka-kamu jahat, Itu kan punyaku." Kataku sambil sesegukan.

"Siapa bilang aku jahat? Justru aku membantu kupu kupu itu dari orang yang gak berperikemanusiaan kayak kamu." Katanya sambil hendak jalan menjauhiku

"Tunggu! Siapa nama kamu?"

"Buat apa?"

"Aku hanya ingin berkenalan, Aku Riley Arabella. Panggil aku Ara." Kataku yang sudah berubah ceria melupakan perihal kupu kupu tadi.

"Aku Aska Drakanda. Panggil Aska" Dia pun melanjutkan langkahnya sampai terhilang bayangannya dari mataku.

Aku pun tersenyum di sepanjang perjalanan ke rumah.

Cowo tadi ganteng ya, hehe Batinku.

*****

Aku tersentak dari lamunanku ketika namaku dipanggil oleh guru.

"Ara! kamu ngelamunin apa? Kalo kamu gak serius sama pelajaran saya silahkan keluar! " Katanya.

"Maaf bu."Jawabku malu karena ketahuan melamun.

Aku pun mengikuti pelajaran tersebut sambil masih memikirkan cowok yang merebut kupu-kupunya di taman waktu ia masih umur 10 tahun.

Tringg..Tringg

Semua murid pun bersorak gembira,karena ini adalah satu satunya hal yang paling menggembirakan dari sekolah yaitu bel istirahat dan bel pulang sekolah.Namun kali ini yang berbunyi adalah bel istirahat maka dari itu semua murid pun langsung berhamburan keluar dan menuju kantin.

Berbeda denganku aku selalu membawa bekel dari rumah selain sehat juga ngirit uang jajan, hehe.

"Araa, lo mah kebiasaan bawa bekel mulu. Sekali kali kek cobain makanan kantin." Kata Lyra temanku yang sangat cerewet.

"Dih,b iarin sih sirik aja lo." Balasku tak mau kalah.

"Udah udah, dari pada lo ribut terus mending Ara makan bekelnya dikantin biar bisa makan bareng bareng juga sama kita." Dia, Rachel orang yang selalu mendamaikan aku dan lyra saat sedang berantem seperti tadi.

"Boleh juga, yaudah yuk." Aku dan kedua temanku pun langsung menuju ke kantin.

Di kantin sesak sekali, karena banyak murid murid yang sepertinya kelaparan sehabis belajar.

"Tau gini tadi gue gak usah ke kantin deh. Rame banget! " Kataku yang menyesali untuk pergi ke kantin.

"Udah gak usah bacot,tuh meja di pojok kosong. Cepetan kesana keburu di ambil orang." Lyra yang melihat meja di pojok kosong langsung menarikku dan Rachel menuju meja tersebut.

"Huh, akhirnya. Udah cepetan sana lo berdua pesen makanan ntar keburu bel." Kataku yang langsung dilaksanakan oleh mereka berdua.

Setelah makanan mereka datang kita bertiga memakannya dengan lahap sambil diiringin obrolan-obrolan ringan.

"Eh ra, gue denger besok mau ada anak baru ya dikelas lo?" Kata Lyra

"Emang ya? mana gue tau " Jawabku sambil mengedikan bahu.

"Iyaa ih ra, ganteng loh katanya.Pokoknya besok lo harus kasih tau gue siapa namanya, nomor hpnya, id line nya pokoknya semua tentang dia." Mata lyra berkilat kilat seperti membayangkan sosok idolanya, Manu Rios.

"Ya ya ya, kalo dia gak sesuai ekspetasi lo gue gak mau tanggung jawab ya!" Lyra ini selalu marah marah gak jelas kalau ternyata apa yang dibayangkannya gak sesuai dengan realitanya.

Pernah suatu hari dia pergi ke salon untuk mengombre rambutnya. Dari jauh jauh hari dia telah membayangkan rambutnya yang akan diombre warna putih.
Dia membayangkan sebadai apa dia nanti jika rambutnya telah diombre?

Namun ternyata semua yang ia bayangkan tidak sesuai dengan hasilnya, yang ada malah rambutnya terlihat seperti ubanan.Alhasil, aku dan rachel lah yang kena semprotan seharian, dia bilang salonnya abal abal lah, inilah itulah sampai rasanya kupingku ingin meledak.
Padahal salah dia sendiri kenapa harus mengombre rambut kalau rambutnya sendiri sudah indah dengan warna coklat ketuaan yang didapatnya sejak lahir.

"Iya iya gak bakal deh." Kata Lyra yang masih membayangkan idolanya itu.

Tringg..Tringgg

"Udah bel tuh, yuk ke kelas!" Rachel mengajakku dan lyra untuk ke kelas.

Karena kelas kita berbeda aku di XI-1, Rachel dan Lyra di XI-3 maka di tengah perjalanan kita berpisah aku ke koridor kiri mereka ke koridor kanan.

Setelah itu, aku langsung masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya.

***

Haii masih part 1 ceritanya masih ringan ringan dulu ya, hehe.

Much Love,
Selvia

















ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang