4 :: Aska Berubah?

102 12 7
                                    

Happy reading ❤
.
.
.
.
.
Author pov

Hari demi hari berganti, Ara yang masih bingung dengan sikap Aska pun tidak memperdulikannya dan berakhir dengan tidak adanya pembicaraan diantara mereka berdua.

Tetapi, pagi ini Ara berniat untuk bertanya kepada Aska perihal masalah kemarin. Maka dari itu, ia berangkat pagi sekali karena ia tahu Aska pasti sudah datang ke sekolah. Dan, benar saja Aska sudah ada di tempat duduknya ketika Ara datang.

"Mm.. Hai." Ara menaruh tasnya dan duduk di samping Aska.

"Gue mau ngomong sama lo," Aska menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa lo diemin gue cuma gara-gara foto kecil gue? Apa ada yang salah sama foto itu?" lanjut Ara.

"Sorry." Setelah Aska bilang itu ia langsung kembali diam dan tidak memperdulikan tatapan marah Ara.

"Lo gila ya? Setelah lo bikin gue susah tidur selama 3 hari cuma gara gara mikirin lo, Terus lo cuma bilang sorry tanpa mau ngejelasin semuanya." Ara menahan amarahnya yang sudah sangat memuncak.

"Lo mikirin gue?" Kata Aska sambil menaikkan alis.

Sepertinya Ara salah ngomong, dan itu membuat pipi Ara bersemu.

"Bu-bukan itu maksudnya, maksud gue mikirin masalah sikap lo ke gue."

"Mikirin gue juga gak papa kok." Aska tersenyum jahil.

"Kok lo jadi ngeselin sih!!" Aska tertawa dan itu semakin membuat pipi ara bersemu.

Dan, Ara melupakan niat untuk bertanya lebih jelas tentang sikap Aska kepada foto kecilnya.

                               ✴✴✴

Aska sebenarnya ingin menjelaskan mengapa ia bersikap seperti itu ketika melihat foto kecil Ara. Namun Aska berfikir, bahwa ini belum waktunya.

"Lo hari ini ada acara gak?" Tanya Aska.

Ara yang sedang fokus mencatat materi yang di tulis di papan tulis tidak menggubris pertanyaan Aska.

"Riley Arabella, lo hari ini ada acara gak?" Ulangnya.

"Oh um, kayaknya gak ada deh. Kenapa emangnya? Lo mau ngajak gue nge-date ya?" Ucap ara sambil tertawa.

"Dih, pede gila lo. Udah deh gak jadi, udah gak ada niat gue."

"Lah, dia ngambek. Yaudah serius, gue gak ada acara kok kenapa emangnya?" Kata Ara sambil menatap mata Aska dan sebaliknya Aska pun menatap mata Ara.Tanpa disadari jantung mereka berdua merasakan debaran yang tidak biasa.

"Aska!! Ara!! Kalian kenapa malah tatap-tatapan bukannya mencatat? Kalau tidak serius dengan pelajaran saya, mending kalian berdua keluar." Teguran Bu Sinta tadi membuat mereka berdua tersadar dan kaget bersamaan. Dan, disertai oleh anak-anak yang sepertinya menahan untuk tertawa.

"Yah si ibu, kayak gak pernah muda aja." Perkataan Aska barusan membuat Ara kaget dan malu. Dan, murid-murid lainnya pun langsung tertawa di iringi godaan.

"Anjayy Aska, diem diem menghanyutkan cuy!"

"Gas terosss bangg!!"

"Cieee."

"Jadiin udah ini mah!!"

Dan, itu membuat emosi Bu Sinta semakin tersulut.

"Kalian berdua, kalau mau pacaran jangan disekolah mending langsung nikah saja sana!! Kalian juga, kenapa ikut-ikutan berisik. Sekarang, buat 50 soal tentang materi yang tadi ibu terangkan, dikumpul pulang sekolah. Ibu gak terima keluhan." Ucapan Bu Sinta tersebut membuat murid lainnya dengan serentak mengatakan "Yahh."

                                ✴✴✴

Sekarang mereka sedang ada di sebuh cafe yang berada di dekat sekolah. Ntah apa yang membuat Aska membawa Ara kesini, dan Ara pun hanya menurut saja.

"Lo tadi apa-apaan sih, bikin malu aja tau gak?" Ara tidak bisa lagi menahan amarahnya karena perlakuan Aska tadi.

"Hm."

"Dih, ngeselin banget sih." Ara yang sedang kesal nampak terlihat imut di mata Aska, tanpa disadari ia pun tersenyum tipis.

"Ngapa lo liat-liat, gak pernah liat cewe cantik?"

"Iya, lo cantik." Pipi Ara bersemu kembali.

"Oh iya, lo ngapain ngajak gue kesini?" Ara mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa emangnya, lo gak suka?"

"Bukan gitu, ya aneh aja. Pertama kali lo masuk sekolah lo kan dinginnya minta ampun. Trus tiba tiba jadi ngeselin gitu sekarang. Gue bingung aja."

"Oh, gak tau. Pengen berubah aja."

"Dih, aneh lo."

Dan, mereka pun melanjutkan obrolan dengan canda tawa. Tanpa disadari seseorang yang duduk di belakang mereka menahan amarahnya.

                                ✴✴✴

Ini pendek bgt sih sumpah.
Yaudahlah ya dari pada gak up sama sekali wkwk.
Oh ia, kayaknya selanjutnya bakal pake author pov aja deh. Itu juga sesuai mood sih, hehe.

ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang