PROLOG

6.4K 511 181
                                    

Senin, 4 Mei 1998

Deira terus berlari sekuat tenaga, gadis itu tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain keluar dari taksi dan berlari menuju sekolah, ia terus mengecek jam berwarna putih itu, menunjukan pukul 06.55, hanya ada waktu 5 menit lagi untuk sampai disekolah.

"Masa dihari pertama sekolah langsung telat sih, kan gak lucu."

Hanya tinggal menghitung sampai 5 mungkin gerbang itu sudah tertutup, namun gadis itu sedang beruntung, pak satpam belum sampai mengunci gerbang salah satu SMA di Kota Bandung itu.

"Makasih ya pak." Seru Deira kepada Pak Danang yang tak lain adalah satpam di SMA tersebut.

"Iya neng, lain kali jangan telat lagi." Jawab Pak Danang.

"Iya pak." Jawab gadis itu.

Setelah berbincang sedikit dengan Pak Danang, Deira segera berlari menuju lapangan, tiba-tiba ada suara wanita yang memanggilnya.

"Heh kamu yang disana!"

Deira segera memalingkan wajahnya dan langsung mencari keberadaan wanita tersebut, gadis itu melihatnya, ia segera berlari kecil menuju wanita tersebut.

"Kamu telat, siapa nama kamu?" Tanya Sintia yang tak lain adalah murid kelas XII SMA tersebut dan salah satu anggota OSIS di sekolah itu.

"Sa..ya De..ira kak." Jawab gadis itu dengan gugup.

"Kelas?" Pertanyaan Sintia yang membuat gadis itu semakin deg-degan.

"Hari pertama sekolah kak." Jawab Deira dengan khawatir.

"Jadi, kamu mau mos sekarang? Terus, mana kartu nama kamu?"

Gadis itu segera membuka tas ranselnya dengan sangat cepat, dia terus mencari keberadaan kartu nama nya yang seharusnya ia temukan didalam tasnya.

Dengan wajah yang sangat pucat dan keringat dingin yang ia rasakan, gadis itu berdiri.

"Kartu nama saya ketinggalan kak, maaf." Ucap Deira.

"Yaudah, sekarang kamu baris disana, barisan paling kanan, nanti kamu bakal dapet hukuman, soalnya kamu udah ngelanggar tata tertib di hari pertama sekolah." Kata Sintia dengan sangat tegas.

Gadis itu segera berpaling melihat ke arah barisan paling kanan.

Terlihat lumayan banyak siswa yang baris disana, membuat hatinya sedikit lega, setidaknya bukan hanya dia yang melanggar saat itu.

Segera ia berlari kearah barisan itu, dengan sedikit ngos-ngosan Deira langsung baris disebelah pria yang tak lain tak bukan adalah murid baru yang mau mengikuti mos juga di SMA tersebut.

Rambut acak-acakan, dengan sedikit luka dijidatnya, hidung yang mancung, bulu mata yang lumayan panjang untuk seorang laki-laki, memakan permen karet, itu hanyalah sedikit penggambaran tentang pria tersebut.

"Hai." Pria itu berpaling, dan menyapa Deira dengan senyuman yang manis di wajahnya, "Kamu telat juga ya?" Tanya pria tersebut.

Deira sedikit risih dengan perlakuan pria itu, gadis itu lebih memilih diam menutup mulut, karena jika ketahuan mengobrol oleh anggota OSIS yang berjaga dibelakang barisan, mungkin akan ada sedikit hukuman tambahan.

"Judes banget."
"Serius nih?gaakan jawab aku itu?"

"Eh aku jadi kaya apaan nih ngomong sendiri, jawab."
"Heh! ga terpesona sama aku gitu?hem."
"Entar nyesel gajawab haha."
"Gue buang permen karet kemana ya?"
"Ke kamu aja ya."

Sontak kata-kata pria tersebut membuat mata Deira membulat.

"EH JANGAN WOI." Deira menjawab refleks dengan suara yang lumayan keras.

Pria tersebut langsung menutup mulut Deira dengan cepat.

"Ketauan baru tau rasa, mau dapet hukuman tambahan nih ceritanya?bareng sama aku gitu?" Tanya pria tersebut, "Tapi sebenernya, gapeduli sih, seengganya udah dijawab hehe." Lanjutnya.

Jawaban pria tersebut membuat Deira sedikit kesal dengan ulahnya, gadis itu segera menurunkan tangan pria tersebut dengan cepat dari mulutnya.

"Apaansih, gausah pegang-pegang. Galucu tau. Untung osis pada galiat." Ucap sebal Deira kepada pria tersebut.

"Kalo liat asik ya, bisa dihukum bareng he he." Kata pria tersebut.

Namun gadis itu menghiraukannya, tidak penting pikirnya.

...

"Pembukaan MOS tahun ini, saya buka." Ucap Bu Sri yang tak lain adalah kepala sekolah SMA tersebut, semua murid pun bertepuk tangan dengan serentak.

Demikian dengan Deira dan pria itu, ikut bertepuk tangan, gadis itu sangat risih dengan tatapan pria tersebut yang menatapnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

...

waaahh wkwk.
btw, ini cerita pertama aku haha, jangan lupa buat vote comment ya, kasih saran supaya dibacanya enak, terimakasii💕.

1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang