Rabu, 6 Mei 1998
"Eh dilapangan ada yang berantem."
"Serius?"
"Katanya anak kelas sepuluh."
"Ipa delapan."
"Pantes ha ha."
"Ganteng sih, tapi suka berantem ha ha."
"Berani banget dia."
"Padahal Kak Rehan itu paling ditakutin."
"Yaampun, Kak Rehan ganteng."
"Anak kelas sepuluh itu siapa sih?"Deira terus mendengar semua percakapan dikelas barunya itu, menurutnya itu adalah percakapan yang sangat tidak menarik untuk didengar, apalagi dibicarakan.
Melihat pria dengan pria berkelahi? Iya, Deira melihat itu adalah hal yang sangat kekanak-kanakan, orang seperti itu hanya bisa mementingkan nafsu.
"Dapet info nih."
"Apa?"
"Apaan tuh?"
"Mau tau he he."
"Nama anak kelas sepuluhnya Aidan."Matanya membulat mendengar nama Aidan. Gadis itu segera menuju gerombolan siswi yang menurutnya tukang gosip itu, hanya untuk memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.
"Aidan?"
Siswi-siswi itu mengalihkan pandangannya kepada sumber suara.
Walaupun Deira sudah mengetahui bahwa Aidan adalah calon anak nakal atau lebih parahnya memang sudah menjadi anak nakal. Tetap saja, Aidan tidak bisa melakukan hal itu sekarang, Aidan hanyalah murid baru dan jika dia sudah berkelahi disekolah itu, mungkin Aidan akan di cap anak nakal oleh teman-temannya.
"Kenapa? Kamu pacarnya?"
Matanya membulat mendengar hal itu."Iya." Jawabnya dengan bimbang.
"Jadi kamu pacarnya ya." Pernyataan yang membuat Deira sedikit kebingungan untuk menjawabnya.
Gadis itu sedikit menyesal sudah menjawab iya. Deira tidak sadar sudah berkata seperti itu, tidak mengerti kenapa ia menjawab seperti itu. Hatinya kebingungan sekarang, ia malu, sangat malu, jika semua orang disekolah tau bahwa Deira bilang Aidan adalah pacarnya kepada tukang gosip dikelasnya itu.
Deira sebenarnya tidak peduli jika ia tak mengenal Aidan sama sekali. Namun sayang, gadis itu sudah mengenal seorang Aidan, beberapa hari lalu.
Gadis itu melihatnya, dengan matanya sendiri. Seseorang yang dia kenal. Dengan kancing baju seragam SMA yang terbuka memperlihatkan kaos berwarna abu-abu didalamnya.
"Aidan!"
Suara yang cukup besar untuk didengar segerombolan siswa siswi disana.
Semua menatap aneh kearah sumber suara, termasuk Aidan dengan teman berkelahinya itu, yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri, Rehan.Deira melangkahkan kakinya dengan berani kearah gerombolan itu. Perasaan yang sangat tidak karuan gadis itu rasakan, ia sangat tidak ingin terlibat dengan masalah seperti ini, namun ia juga tidak ingin jika orang yang ia kenal mempunyai masalah yang hanya bisa diselesaikan dengan nafsu semata.
"Ikut." Ucap Deira sembari menarik lengan baju pria itu, Aidan.
Senyuman manis pria itu terukir dengan sendirinya, tidak ada arahan ataupun perintah.
Langkah gadis itu dengan cepat membawa Aidan keluar dari gerombolan siswa siswi itu. Hal yang sangat jarang Deira rasakan, terlibat kedalam masalah seperti ini. Masalah yang dulu sangat ia jauhi. Iya mungkin dulu, dua menit lalu Aidan merampasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1998
Teen Fictioncalon anak nakal -deira kamu, calon aidan -anak nakal ... "Jangan ganggu." "Engga, maunya ganggu." "Engga boleh." "Kenapa?" "Engga tau, pikir aja sendiri." "Kalo aku sendiri, kamu sama siapa? Kan kamu udah sengaja disepaketin di dunia ini, sama aku...