Tentangnya

6 0 0
                                    

Pagi yang cerah untuk lari pagi. Hari ini aku membangunkan kakakku yang masih tertidur pulas untuk ikut aku berolahraga. Awalnya ia tak mau, namun aku tetap memaksanya dengan segala cara hingga akhirnya dia menyerah dan mau ikut denganku.

Aku pun menyiapkan beberapa bekal makanan dan juga dua botol air minum sembari menunggunya selesai bersiap. Kamipun siap berangkat saat tiba-tiba seorang gadis dengan santainya menunggu kehadiran kami di depan pintu pagar rumah kami. Ya, gadis itu tak lain ialah Monik. Dengan memakai kaos dan celana hot pants andalannya, diapun tersenyum manis saat melihat kakak berjalan menghampirinya.

" Siap berangkat? " serunya dengan menggandeng tangan kakak.

" Berangkat kemana ? Kak Bagus akan pergi denganku. " ujarku protectif.

Monik mencibir. " Kenapa harus denganmu jika kita bisa pergi bersama? " usulnya seolah-olah dia senang denganku.

Aku menatapnya sinis namun kakak malah memarahiku dan memintaku untuk mengijinkan Monik ikut bersama kami.

" Ah sudahlah! pergi saja kalian berdua. Aku mau tidur! "

Aku berbalik masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan seruan kakak yang memanggil-manggil namaku. Namun apapun yang kulakukan, gadis genit itu selalu berhasil membujuk dan membuat kakak tetap bersamanya.

Aku menghabiskan hari liburku dengan menonton televisi selama berjam-jam di ruang tamu. Hingga akhirnya kakak pulang pukul 12 siang tepat. Pria itu langsung mengambil tempat duduk disampingku dan mendengus lelah. Tanpa tanggung-tanggung dia bahkan menyeruput jus jerukku dan mengambil semua camilanku dengan paksa.

'Apa-apaan ini?' batinku geram.

Tapi kupikir, Monik tidak seburuk itu, dengannya aku bisa melihat kakak bahagia. Bahagia yang hanya bisa ia dapatkan dari seorang kekasih. Aku turut senang tapi awas saja jika gadis itu macam-macam dengan kakakku. Akan kupotong lehernya dan kukubur dia hidup-hidup . Ha Ha Ha - Devil laugh.

---------

Seminggu telah berlalu dan kulihat hubungan kakak dengan Monik kini semakin merenggang . Gadis itu tak lagi terlihat berlalu-lalang didepan rumah kami. Juga tak lagi terlihat video call.an dengan kakak. Dia benar-benar sedang menjaga jarak.

Dilain sisi, ada seorang pria yang telah lama kukenal. Pria yang sungguh kukagumi dan sangat kuidolakan. Tapi aku tak pernah menyangka jika ia  akan hadir dalam kehidupanku. Setelah sekian lama, pria itu perlahan berjalan mendekatiku. Mendekat, terus mendekat hingga akhirnya melumpuhkanku.

Kami sering menghabiskan waktu bersama. Kami sering chattingan, pergi bersama bahkan bertemu untuk sekedar melepas rindu. Aku sangat menyukainya terlebih saat dia menyatakan perasaannya terhadapku. Disebuah taman yang indah dengan sebucket bunga mawar dan alunan musik indah yang dibawakannya, sungguh membuat siapapun yang melihatnya luluh hingga tak mampu berkata-kata.

Tapi semakin hari, kakak semakin menentang hubungan kami. Dia bilang pria itu tidak baik buatku. Dia hanya menjadikanku sebagai mainannya dan juga alat pemuas nafsunya. Aku hanya akan terluka didekatnya. Dan aku tidak akan mendapatkan apa yang kucari dari dirinya yakni cinta dan kasih sayang.

Kakak berjalan menghampiriku yang sedang duduk termenung di teras rumah. Dengan secangkir cokelat panas ia duduk di kursi sampingku. Aku menatapnya nanar. Ada banyak hal yang ingin kuungkapkan, tapi mulutku terkunci. Aku terdiam, hanya isak tangis yang mampu mengungkapkan segalanya. Aku menangis dalam pelukan kakak.

'Kakak, aku tahu semua yang kau ucapkan memang benar. Aku tak pernah ada artinya untuk pria itu. Dia hanya ingin mendapatkan apa yang dicarinya dariku. Aku tahu itu dengan jelas, teramat jelas sampai-sampai aku ingin menyangkalnya. Meski begitu rasa sakit ini tetap ada. Aku terlanjur kecewa tapi ini juga tak sepenuhnya salahnya. Disini aku juga bersalah karna sudah bermain-main dengan api jadi aku harus menanggung akibatnya. Yakni terbakar oleh kobaran api tersebut.'

' Tapi menurutku kakak tak sepenuhnya benar atas penilaianmu mengenai pria itu. Aku merasa bahagia dengannya karna menurutku dia telah banyak memberikanku pembelajaran mengenai rasa sakit, rasa sayang, kepedulian, kerinduan juga kebahagian. Kakak.. Jika kakak telah putus hubungan dengan seseorang, jangan hanya mengingat Kejahatan yang pernah ia perbuat semata-mata hanya untuk melupakannya. Tak pernah terfikirkah bagaimana kau dulu amat merindukannya ? bahkan tak bisa tidur sebelum mendengar kabar darinya ? apa kakak sanggup untuk membuang semua kenanangan indah yang pernah kakak lalui bersamanya ?' Maafkan aku kak, aku tak sanggup mengatakan semua itu padamu. Biarkan aku dan seseorang yang tahu. Biarkan kisah ini terkubur dalam-dalam dengan semua rasa yang ada.
---------

Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang