I love you, I do--
You have my word.
You have all my words.
-Lang Leav
###
"Apa maksudmu?" Aku sedikit tidak mengerti pernyataannya, yang lebih dari dekat itu. Ia masih saja memandangiku, membuatku tak bisa bernafas dengan normal. Jantungku berdetak lebih cepat dari yang semestinya. Kepalaku kembali berdenyut. "Aku hanya butuh penjelasan singkat darimu. Jujur, aku tidak tahu apa yang terjadi antara kau dan aku sebelumnya. Tetapi kau membuat kepalaku sakit, dan--"
"Dan apa?" Ia mengerutkan dahinya, menunggu kalimatku yang terputus.
"Kau selalu muncul di alam bawah sadarku." Sambungku pelan. "Dan tempat-tempat yang ada kau di dalamnya, membuatku semakin penasaran denganmu."
Aku melihat ekspresinya kini melembut, setelah mendengarkan kalimat yang tadinya berbaris dibenakku.
Ia menarikku ke dalam pelukannya. Mengunciku di depan dadanya. Tangan kirinya berada di bahuku sedangkan tangan kanannya di belakang kepalaku, mengusap lembut rambut bob milikku. Aku yang tidak terbiasa dengan hal ini, tentu saja kaget dengan perlakuannya yang tiba-tiba memelukku tanpa memberi alasan yang jelas.
Dia pembunuh ya? Jantungku yang semakin berdetak cepat membuatku mencoba untuk menenangkannya. Takut jika ia dapat merasakan detak jantungku karena ia memelukku erat didadanya, namun lagi-lagi aku seperti merasa nyaman didalam pelukannya. Aku bisa mencium wangi pelembut yang tidak terlalu menyengat dari baju yang ia kenakan dan hal itu seperti sudah terbiasa aku lakukan. Aneh.
"Aku tidak ingin terlalu memaksamu untuk mengingat semuanya dalam sekali duduk. Aku akan menunggumu lagi. Aku akan selalu memilihmu untuk yang kedua kali atau bahkan ratusan kali." Suaranya yang pelan terdengar menenangkan ditelingaku.
"Mengingat?" Ake mendorong tubuhnya, membuatnya melepaskan pelukannya. Wajahnya terlihat sedikit bingung, dan lagi-lagi masih memandangiku dengan mata sipitnya yang tidak bisa aku lupakan. "Memangnya aku amnesia?"
###
Min Yoongi
"Hyung, tadi aku bertemu Yeseol di depan." Jongkook duduk disebelahku, setelah meletakkan plastik putih itu di atas meja didepan kami.
"Lalu?"
"Seperti biasa. Ia makan roti di taman seperti baru kau campakkan." Jungkook menyengir sambil memasukkan keripik kemulutnya. Aku melempar bantal ke kepalanya yang kemudian membuatnya mengelus kepalanya.
Gadis itu. Gadis bernama Park Yeseol itu. Aku sungguh merindukannya. Aku merindukannya berada di dekapanku. Aku merindukan senyumannya. Merindukan matanya yang berbinar saat melihatku datang menghampirinya. Merindukan wanginya tubuhnya saat berada di dekatku. Sampai sebuah ketidaksengajaan yang terjadi membuatnya melihatku seperti orang asing di matanya.
Hampir sebulan aku menghampiri tempatnya bekerja sampingan, di sebuah toko buku mungil. Aku harus berpura-pura meminjam atau sekedar membaca buku disana, hanya untuk melihat keadaannya. Ia masih seperti Yeseol yang ku kenal dulu, hanya saja ia sama sekali tidak mengenaliku dengan matanya.
Hari senin itu, aku memberanikan diri untuk menciumnya saat keadaan tokonya gelap. Bibir gadis itu sangat ku rindukan. Sungguh. Namun sensasinya berbeda, tidak seperti dulu. Tidak seperti saat aku dan dia bersama. Saat ia menjadi kekasihku. Sebelum kejadian itu membuatnya trauma dan melupakan kejadian yang merenggut ingatannya terutama ingatannya tentangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
sinking - ✔️
Fanfic(fin) Saat bola hitam dimatanya fokus hanya pada dirimu. © arestea, 2017