Bimbang

646 95 11
                                    

Antara Kim Jongdae dan Park Chanyeol [IMAGINE]

chapter3
.
.
Akhirnya aku bisa kembali sekolah, setelah 2 hari hanya berada di dalam rumah. Padahal sakitku tak parah sejak kemarin pun aku sudah bisa masuk namun Jondae dan sifat keras kepalanya melarangku. Ia bahkan membelikan berbagai macam makanan agar aku tak perlu pergi ke luar.

Berlebihan bukan?? 

Tapi aku senang, sudah sangat lama sekali aku tak pernah merasakan perhatian dari Jongdae. Selama aku disini ia lebih banyak diam dan acuh. Jadi apakah aku harus sakit dulu baru ia memperhatikanku? 

Tap
Tap

"Kau jalanlah terlebih dulu " aku menoleh ketika Jongdae bersuara. Kami kini sedang berjalan kaki dari halte menuju sekolah.

"Kenapa? "

"Aku hanya risih berjalan di sebelahmu. Jadi kau jalan duluan saja" ujarnya.

Risih??  Aku membuatnya risih??

"Ck kenapa hanya diam, cepat jalan nanti kita akan terlambat"

"Ya, maafkan aku"

Aku kembali melanjutkan langkah yang terhenti, padahal kemarin ketika ku sakit ia terlihat begitu perhatian. Tapi sekarang?  Ia bahkan jauh lebih dingin dari sebelumnya.

"KAU SUDAH SEMBUH?!!!" teriak Chanyeol membuatku hampir terjungkal. Bagaimana tidak jika baru saja kau membuka pintu kelas dan wajah Chanyeol langsung muncul. Astaga dia ini

"Hmm sudah terima kasih sudah mengkhawatirkan ku Chan"

"Gwenchana ~ maaf ya aku tak sempat menjengukmu kemarin. Ibuku tak mengizinkan aku pergi, kau tau keluargaku memiliki restoran keluarga. Dan karena kemarin restoran sangat ramai jadi aku harus membantu "

"Tak apa,lagipula semua pesan yang kau kirimkan tiap jam mampu membuat penyakit di dalam tubuhku pergi " jawabku dan ia tersenyum lebar.

Ya memang benar selama sakit kemarin Chanyeol tidak datang menjenguk. Sesungguhnya aku bersyukur atas itu karena jika Chanyeol datang entah apa yang akan terjadi. Ia pasti akan bertanya seputar Jongdae atau buruknya Jongdae akan mengusir Chanyeol. Namun hampir setiap jam Chanyeol selalu mengirimi ku pesan singkat.

'Kau sudah makan?'
'Obatmu sudah di minum? '
'Apakah kepalamu sakit? '
'Demam mu sudah turun kan? '
'Seandainya saja aku memiliki teleport. Aku akan pergi menemui sekarang, maafkan aku karena aku tak bisa kabur dari eomma'

Walaupun hanya perhatian kecil tapi segala yang Chanyeol tulis selalu mampu membuatku menghangat.  Rasanya sungguh senang ketika ada seseorang yang mengkhawatirkan dan memperhatikanmu.

"Oia ini ambilah buku catatanku" ujar Chanyeol.

"Untuk?? "

"Kau pasti tertinggal banyak materi, ini aku sudah menyalin double " lanjutnya. Oh ya ampun jadi Chanyeol menuliskan catatan untukku?  Padahal di rumah aku sudah menyalin catatan milik Iongdae. Seandainya Chanyeol tau dia pasti akan kecewa.

"Gomawo " hanya itu yang mampu ku ucapkan, astaga dia kenapa begitu baik.
.
.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi kini aku, Chanyeol, dan Jongdae berjalan menuju ruang dance. Hari ini kami akan berlatih dengan guru yang menjadi pilihan Jongdae. Semoga saja aku tak membuat kekacauan.

Langkahku terhenti ketika suara musik mulai terdengar dan aku hampir lupa bagaimana cara mengedipkan mata saat melihat seorang pria sedang menggerakan tubuhnya. Semuanya sempurna, gerakan yang ia tunjukan tidak berlebihan temponya pas dan ekspresi wajahnya membuat hati dapat merasaaan sebuah kebahagiaan. Perlahan aku mrncoba untuk mendengarkan lagu ini dengan seksama. Ini adalah lagu cinta. Setiap gerak yang ia lakukan mampu membuatku merasa perasaan seseorang yang tengah jatuh cinta.

Antara Jongdae dan ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang