I'm Not Okai

800 96 24
                                    

Antara Jongdae dan Chanyeol [Imagine]

_silahkan baca sambil mendengarkan lagu Chen- I'm Not Okay_

.
.

"Apa masih ada barang yang ingin kau bawa?" aku menoleh pelan kearah Chanyeol. Ia kini sedang membantuku berkemas. Aku serius dengan ucapanku kemarin yang akan pergi. Aku telah mendapatkan sebuah flat yang tak jauh dari sekolah. Dan sekarang aku tengah membereskan barangku yang tersisa.

Aku sungguh akan pergi.

Pergi dari kamar ini.
Pergi dari rumah ini.
Dan pergi dari kehidupan Jongdae.

Padahal kemarin aku sudah bertekad penuh untuk mewujudkan keinginan Jongdae, tapi kenapa begitu sulit. Ah ya dan membicarakan Jongdae, namja itu kini hanya duduk di ruang tengah. Bahkan ia peduli atau tidak pun aku tak tahu.

"Aku menunggumu di luar" aku tersenyum untuk menjawab perkataan Chanyeol, dalam hati begitu bersyukur karena Tuhan mengirimkan laki-laki sebaik Chanyeol. Ia yang dari kemarin menemaniku,menguatkanku, dan mengulurkan tangannya padaku.
Bahkan hari ini ia kembali menemaniku untuk berkemas.

Sebelum benar-benar pergi aku menuliskan alamat baruku pada sebuah kertas diatas meja, lagi aku tersenyum melihat kelakuanku sendiri. Apa yang di harapkan dengan menulis alamat?  Jongdae datang dan berkunjung?

Bodoh

Perlahan aku mulai melangkah keluar. Melangkah pergi. 

"Jongdae aku pamit"

"Hmmm"

"Jaga dirimu, dan kurangi makan mie instant. Sampai jumpa " aku melangkah pelan, sangat pelan karena dalam hati aku masih berharap ia memanggil namaku untuk yang terakhir.

Ceklek

Namun hingga pintu rumah terbuka dan aku melangkah keluar Jongdae masih membisu. Aku mengambil nafas panjang kehidupan yang baru harus bisa ku jalani, harus.

Pandanganku kini tertuju pada Chanyeol ia sedang bersandar di pintu mobil. Ah ya karena aku akan membawa beberapa barang hari ini ia sengaja membawa mobil dan bukan motor kesayangannya.
"Kau yakin akan pergi?  Apa aku perlu berbicara pada Jongdae untuk -"

"Tidak Chan" ujarku memotong kalimat Chanyeol " aku sudah memikirkan ini, dan pergi jauh adalah keputusan yang tepat"

"jika memang begitu tersenyumlah. Aku ingin melihat senyum yang mampu membuatku terjatuh"
"Iiisshhh dasar tukang gombal "

"Hahahaha tapi kau senang kan mendapatkan gombal dari laki-laki tampan sepertiku "
Aku tersenyum sambil menatapnya, Chanyeol sudah terlalu baik. Jadi haruskah aku membuka hati dan melupakan Jongdae?
.
.
Hari-hari berjalan seperti biasa, aku tetap berlatih tari dengan Chanyeol juga Yixing dan Jongdae pun masih setia menemani kami berlatih. Hanya saja ia jauh lebih diam dari sebelumnya.

Jujur saja aku merindukannya.

Aku rindu ia yang terus mengomel,bahkan aku rindu kata-kata kasarnya.
Aku rindu semua yang ada pada dirinya.

"Pentas seni akan di laksanakan lusa. Semua persiapan sudah selesai apa ada lagi yang kurang? "
"Bagaimana denganmu?  Apa ada sesuatu yang kurang? "

"Hah??  Apa?  " aku mengerjap ketika mendengar suara Jongdae.

"Aku tanya apa ada yang kurang? "

Senyummu Jongdae-ya, aku butuh senyummu.

"Tidak ada, semua sudah cukup" jawabkku pelan, pandanganku dan Jongdae bertemu untuk beberapa saat sebelum akhirnya Jongdae memalingkan wajah.

Antara Jongdae dan ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang