Seoul Redaction Center
Seorang pria dengan postur tinggi berkacamata berjalan khitmad dengan ketukan sepatu hitam mengkilat. Mengendalikan puluhan karyawan dengan headphone terpasang di telinga yang sedang fokus pada komputer masing-masing,
"Beritakan ke semua media dengan menambahkan satu korban yang turut tewas dalam ledakan. Data-data korban telah masuk ke dalam e-mail perusahaan, kemudian hapus pemberitaan mengenai orang yang selamat dan tutup redaksi manapun yang masih menggerakkan berita awal seperti bola liar."
"Siap, Presdir!" Jawab para karyawan serempak.
***
Jika kau bertanya siapa yang paling menyebalkan di dunia ini, Minjoo akan menyebutkan nama Hanbin dengan mantap.
Jika kau bertanya siapa laki-laki paling aneh di dunia ini, Minjoo pasti akan dengan senang hati menunjuk wajah laki-laki itu dengan berapi-api.
Namun, sepertinya sekarang Minjoo akan menambahkan keterangan dua kali lipat untuk pernyataan itu jika kau bertanya tentang Yunhyeong, laki-laki yang belum lama dia kenal, namun ternyata sudah lama mengikutinya selama kira-kira empat tahun tanpa dia tahu sama sekali.
Yang benar saja. Selain angkuh, lelaki ini mirip sekali dengan pemeran antagonis di cerita mana pun. Sekarang ia berniat untuk menyembunyikanku dari dunia, begitulah isi batin Minjoo.
"Ya! (Hey)" Minjoo berteriak tepat di depan wajah Yunhyeong. Namun pria itu tak mengubah ekspresinya sama sekali. "Apa yang sedang kau rencanakan sebenarnya?!"
Yunhyeong mencebikkan bibir dengan santai, "Hanya menyelamatkanmu."
"Apa yang kau maksud dengan menyelamatkanku?!" geram Minjoo tak dapat menahan emosi. Kepalanya bahkan hampir pecah karena teriakannya sendiri. Gadis itu menggapai apapun yang ada di dekatnya dan melemparkannya ke sembarang arah. Dan benda pertama yang berhasil dia lempar adalah bantal dengan warna senada sofa yang didudukinya.
"Hey, hey. Jangan berlebihan seperti itu. Kau hanya akan merusak perabotanku. Apa perlu kuberi tahu berapa harga masing-masing dari mereka?" Yunhyeong memungut barang-barang yang telah dilempar oleh gadis itu dan menaruhnya kembali di tempat semula. "Kau benar-benar seperti gorila."
"Ya, aku memang gorila! Aku adalah gadis hutan seperti yang kau bilang, dan gadis hutan sepertiku tidak akan pernah mau menuruti segala rencana bodohmu! Cukup urusi saja perusahaanmu dan biarkan aku pulang dengan tenang!"
"Kenapa jadi begitu galak?" Yunhyeong mengernyitkan dahinya, menyusun barang-barang yang terlempar. Alih-alih semakin membuat Minjoo naik darah.
Yunhyeong kembali duduk di sofa, tepatnya di samping Minjoo. Masih dengan gerakan yang santai. Mengambil secangkir coklat yang tak lagi mengepulkan asap, lantas menyeruputnya pelan.
Minjoo yang melihatnya tentu saja tidak tinggal diam, ia berusaha menerjang dengan aksi gilanya. Berusaha naik ke pundak laki-laki itu dan berniat menimpanya hingga Yunhyeong merasa tulang-tulangnya akan remuk, lantas meminta ampun padanya.
Mengingat insiden beberapa hari yang lalu di dalam mobil, dimana Yunhyeong mengancamnya untuk meminta ampun saat tangannya dipelintir. Tentu saja, dia harus balas dendam.
Namun Minjoo harus memekik kesal sekali lagi. Karena dengan cepat Yunhyeong menangkisnya dengan mengunci kedua tangannya lagi. Laki-laki itu justru menyerang balik Minjoo dengan menimpanya hingga gadis itu terlentang di bawahnya.
"Jangan pernah mencoba sesuatu yang kau sendiri tak yakin akan berhasil. Itu sama saja seperti kau sedang mengumpan singa dengan daging sendiri." Bisik Yunhyeong tepat beberapa senti di depan wajah Minjoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (SYH)
Fanfiction"Menjalani sesuatu yang bukan merupakan pilihan tidaklah mudah. Sebagai orang yang terlahir terpercaya, atas dasar kepercayaan dan pengandalan yang diberikan. Sekalipun demi balas budi dan sikap berbakti, tetap tidaklah mudah." -Jung JS "Kehilangan...