Chapter 8

3.7K 244 3
                                    

kembali lagi...
semoga banyak yang baca..

cekidott...

autor pov

soebagyo keluar dari rumah mertuanya di ikuti istri dan anak tirinya shasa.

dia terlihat sedang marah.  dia berjalan ke arah mobil yang di parkir di depan rumah itu.

saat semua sudah masuk ke dalam mobil, soebagyo muai menjalankan mobilnya dengan tatapan tajam ke depan.

dia sedang menahan emosinya yang akan segera meledak.

sampai di rumah, mobil mereka berhenti di dalam garasi. mereka semua keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"yasmin, papa mau bicara sama kamu!" teriak soebagyo memanggil yasmin yang akan naik ke tangga menuju kamarnya.

yasmin berbalik. dia diam menunggu ucapan apa yang akan di lontarkan oleh papanya.

"duduk. shasa kamu naik ke kamar dan tidur. ini sudah malam!" suruh soebagyo kepada shasa.

shasa berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"papa mau bicara apa!? kalo gak penting, besok aja di bicarain. aku udah ngantuk!". setelah mengucapkan itu, yasmin berbalik hendak pergi ke kamarnya.

"apa kamu gak punya sopan santun!? apa kamu gak pernah di ajarin tata krama!?" tanya soebagyo dengan sekuat tenaga menahan emosinya agar tidak meledak.

"apa maksud papa?" jawab yasmin yang mulai tersulut juga emosinya.

"udahlah pa, udah malem. biarin yasmin tidur.!" luna mencoba menenangkan suaminya.

"biar dia tau sopan santun. dan gak berlaku seenaknya.!"

"apa dia sadar, dia tadi sudah bertindak dengan tidak sopan di rumah orang. datang gak beri salam, pulang juga gak pamit. dari dulu papa udah ajarin sopan santun sama kamu. tapi apa sekarang!? kamu mempermalukan papa yasmin.!" soebagyo berkata panjang lebar dengan menatap yasmin tajam.

"bukannya aku tadi udah bilang, aku gak mau ikut kerumah itu pa!"

"kalo aku gak sopan, itu bukan salahku!" lanjut yasmin dengan santai. tanpa takut dengan kemarahan papanya.

"papa capek lihat sikap kamu yasmin. jadi sekarang terserah kamu. papa gak peduli lagi sama kamu!" bentak soebagyo.

"paa jaga omongan papa. papa lagi emosi!" ucap luna meredam emosi suaminya.

"ohhhhhh jadi begitu. silahkan papa urus keluarga baru papa dan jangan pedulikan aku lagi!" dan setelah itu, yasmin membalikkan badan dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

*****
yasmin pov

bruakk
gue membanting pintu dengan sangat keras. meluapkan kekesalanku pada papa. dia sudah sepenuhnya berubah sekarang. bahkan dia lebih membela keluarga barunya di banding gue anak kandungnya.

"aaaarggghhh! kenapa jadi begini! kenapa mama ninggalin aku sendiri ma... hiks...hiks..hiks..!" teriakku sambil menangis. untung kamarku kedap suara. jadi tidak akan terdengar dari luar walaupun gue teriak teriak.

gue duduk di atas karpet dan bersandar pada ranjang. gue memeluk lututku dan menenggelamkan wajahku di atasnya sambil terus menangis.

setelah lama menangis, gue pun beranjak ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahku di wastafel agar sedikit segar.

selesai membasuh wajahku, gue keluar kamar mandi dan berjalan ke arah balkon kamarku.

sampai di balkon, gue pun berdiri di tepi pagar. anggin malam menerbangkan rambutku yang saat ini gue gerai. gue menutup mataku menikmati semilir angin yang menyapu lembut di atas wajahku.

YASMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang